25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

350 Rumah di Desa Gandang Barat Terendam Banjir

PULANG
PISAU
-Tingginya curah hujan belakangan ini dampaknya sangat dirasakan
masyarakat di desa Gandang Barat, Kecamatan Maliku. Sejak tanggal 22 Februari
lalu, desa tersebut direndam banjir. Banjir yang mulai masuk ke perumahan warga
itu juga merendam fasilitas umum.

Di antaranya, fasilitas
pendidikan seperti gedung pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak
(TK), gedung sekolah dasar (SD), dua masjid, lapangan voli dan jalan sepanjang
3,2 kilometer. Ketinggian banjir antara 60 centimeter sampai dengan 130
centimeter.

“Untuk rumah warga ada 350
kepala keluarga (KK) yang terendam banjir, 355 hektare kebun kelapa sawit dan
karet, 85 hektare lahan pangan (padi) juga terendam banjir,” kata Kepala Desa
Gandang Barat, Yono saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Senin (2/3).

Baca Juga :  Aparatur Desa Harus Pahami Pencegahan Covid dan Karhutla

Dia menjelaskan, akibat
kondisi tersebut petani di desa tersebut mempercepat pemanenan padi.
“Alhamdulilah, padi yang tenggal masih sempat diselamatkan petani yang dibantu
petugas dari BPBD Pulang Pisau,” ucapnya.

Yono mengungkapkan, untuk
aktivitas sekolah diliburkan. Kecuali siswa kelas 6 SD. “Untuk siswa kelas 6 SD
sekolahnya terpaksa belajar di aula kantor desa Gandang Barat. Sedangkan untuk
anak-anak PAUD, TK dan SD kelas 1 sampai 5 diliburkan,” ungkap dia.

Sedangkan untuk
aktivitas pertanian atau perkebunan di wilayah terseut lumpuh. “Karena lahan
pertanian dan perkebunan di desa kami terendam banjir,” ujarya.

Dia berharap, ke depan
banjir tahunan yang terjadi di desanya tersebut tidak terulang. “Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi bencana itu adalah pelebaran
dan pendalaman saluran primer,” ungkap dia.

Baca Juga :  207 Sekolah di Pulpis Disetujui Laksanakan PTM Terbatas

Untuk itu pihaknya
mengharapkan kepada bupati Pulang Pisau melalui dinas terkait bisa melaksanakan
kegiatantersebut. Dari informasi yang dihimpun Kalteng Pos, saluran tersebut
merupakan tanggung jawab Balai Rawa.

“Sejak 2005 sudah diusulkan,
namun sampai saat ini belum ada resposn. Untuk itu pemerintah desa mengajukan
usulan pendalaman dan pelebaran saluran tersebut kepada pemerintah kabupaten
Pulang Pisau,” ucap Haryono, warga setempat. (art/uni
/nto)

PULANG
PISAU
-Tingginya curah hujan belakangan ini dampaknya sangat dirasakan
masyarakat di desa Gandang Barat, Kecamatan Maliku. Sejak tanggal 22 Februari
lalu, desa tersebut direndam banjir. Banjir yang mulai masuk ke perumahan warga
itu juga merendam fasilitas umum.

Di antaranya, fasilitas
pendidikan seperti gedung pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak
(TK), gedung sekolah dasar (SD), dua masjid, lapangan voli dan jalan sepanjang
3,2 kilometer. Ketinggian banjir antara 60 centimeter sampai dengan 130
centimeter.

“Untuk rumah warga ada 350
kepala keluarga (KK) yang terendam banjir, 355 hektare kebun kelapa sawit dan
karet, 85 hektare lahan pangan (padi) juga terendam banjir,” kata Kepala Desa
Gandang Barat, Yono saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Senin (2/3).

Baca Juga :  Aparatur Desa Harus Pahami Pencegahan Covid dan Karhutla

Dia menjelaskan, akibat
kondisi tersebut petani di desa tersebut mempercepat pemanenan padi.
“Alhamdulilah, padi yang tenggal masih sempat diselamatkan petani yang dibantu
petugas dari BPBD Pulang Pisau,” ucapnya.

Yono mengungkapkan, untuk
aktivitas sekolah diliburkan. Kecuali siswa kelas 6 SD. “Untuk siswa kelas 6 SD
sekolahnya terpaksa belajar di aula kantor desa Gandang Barat. Sedangkan untuk
anak-anak PAUD, TK dan SD kelas 1 sampai 5 diliburkan,” ungkap dia.

Sedangkan untuk
aktivitas pertanian atau perkebunan di wilayah terseut lumpuh. “Karena lahan
pertanian dan perkebunan di desa kami terendam banjir,” ujarya.

Dia berharap, ke depan
banjir tahunan yang terjadi di desanya tersebut tidak terulang. “Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi bencana itu adalah pelebaran
dan pendalaman saluran primer,” ungkap dia.

Baca Juga :  207 Sekolah di Pulpis Disetujui Laksanakan PTM Terbatas

Untuk itu pihaknya
mengharapkan kepada bupati Pulang Pisau melalui dinas terkait bisa melaksanakan
kegiatantersebut. Dari informasi yang dihimpun Kalteng Pos, saluran tersebut
merupakan tanggung jawab Balai Rawa.

“Sejak 2005 sudah diusulkan,
namun sampai saat ini belum ada resposn. Untuk itu pemerintah desa mengajukan
usulan pendalaman dan pelebaran saluran tersebut kepada pemerintah kabupaten
Pulang Pisau,” ucap Haryono, warga setempat. (art/uni
/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru