29.4 C
Jakarta
Wednesday, April 9, 2025

Panen Padi Lahan Dispa, Pj Bupati Beri Apresiasi

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO-Penjabat (Pj) Bupati Lamandau, Lilis Suriani, didampingi Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) bersama staf dan saka pariwisata, panen padi di halaman Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau.

Pj Bupati Lamandau, Lilis Suriani mengatakan, tanaman padi berjenis padi Tampui ini ditanam pada lahan kosong seluas 2 hektare di area Dispar, yang ditanam secara mandiri oleh staf Dispar dan pelajar yang tergabung dalam Saka Pariwisata, dan jenis padi ini dapat dipanen dalam jangka waktu tiga bulan.

“Ini menjadi kali pertama saya untuk memanen/mengatam padi atau dalam bahasa dayak yaitu mahanyi rondang tuha yang artinya memanen jenis padi tua dan harum,” katanya Sabtu 20 Januari 2024.

Baca Juga :  Kaum Muda Diminta Perkuat Spirit Persatuan Demi Kemajuan Daerah

Sebelum menjadi beras untuk dikonsumsi, usai memanen/mengatam padi, dilanjutkan dengan cara tradisional melurut padi yaitu melepaskan bulir padi dari tangkainya dengan sebilah bambu, setelah itu padi di “rondang” atau sangrai untuk selanjutnya ditumbuk sehingga kulit padi terlepas, setelahnya di “tampi” agar beras bersih dari sisa kulit arinya.

“Ini menjadi ladang percontohan bagi masyarakat secara mandiri, dan dalam mendukung program pemerintah mengatasi stunting,” tuturnya. (bib/pri)

NANGA BULIK, PROKALTENG.CO-Penjabat (Pj) Bupati Lamandau, Lilis Suriani, didampingi Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) bersama staf dan saka pariwisata, panen padi di halaman Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau.

Pj Bupati Lamandau, Lilis Suriani mengatakan, tanaman padi berjenis padi Tampui ini ditanam pada lahan kosong seluas 2 hektare di area Dispar, yang ditanam secara mandiri oleh staf Dispar dan pelajar yang tergabung dalam Saka Pariwisata, dan jenis padi ini dapat dipanen dalam jangka waktu tiga bulan.

“Ini menjadi kali pertama saya untuk memanen/mengatam padi atau dalam bahasa dayak yaitu mahanyi rondang tuha yang artinya memanen jenis padi tua dan harum,” katanya Sabtu 20 Januari 2024.

Baca Juga :  Kaum Muda Diminta Perkuat Spirit Persatuan Demi Kemajuan Daerah

Sebelum menjadi beras untuk dikonsumsi, usai memanen/mengatam padi, dilanjutkan dengan cara tradisional melurut padi yaitu melepaskan bulir padi dari tangkainya dengan sebilah bambu, setelah itu padi di “rondang” atau sangrai untuk selanjutnya ditumbuk sehingga kulit padi terlepas, setelahnya di “tampi” agar beras bersih dari sisa kulit arinya.

“Ini menjadi ladang percontohan bagi masyarakat secara mandiri, dan dalam mendukung program pemerintah mengatasi stunting,” tuturnya. (bib/pri)

Terpopuler

Artikel Terbaru