31.8 C
Jakarta
Monday, April 28, 2025

Tahun Lalu Lampaui Target, Optimistis Tahun Ini RSUD dr Murjani Target Rp150 Miliar Bisa Diraih

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Di tengah geliat pembangunan di Kotawaringin Timur (Kotim), bupati Halikinnor berharap besar terhadap sektor kesehatan. Khususnya terhadap kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit.

Ia ingin rumah sakit kebanggaan warga Kotim itu tidak hanya meningkatkan layanan, tetapi juga mencetak rekor baru dalam pendapatan tahun 2025.

“Kalau tahun lalu RSUD dr Murjani bisa melampaui target dengan capaian 125,28 persen, saya optimistis tahun ini target Rp150 miliar juga bisa kita raih,” kata Halikinnor, baru-baru ini.

Optimisme itu bukan tanpa alasan. Di tengah persaingan layanan kesehatan, RSUD dr Murjani tetap mampu membuktikan diri sebagai penyumbang pendapatan asli daerah terbesar di antara tiga rumah sakit di Kotim.

Tahun 2024 lalu, dari target Rp115,7 miliar, realisasi pendapatannya justru menembus angka Rp145 miliar. Pada tahun 2025 ini, target yang dipatok Pemkab Kotim untuk RSUD dr Murjani meningkat menjadi Rp129,4 miliar.

Baca Juga :  Parsel yang Dijual Setidaknya 6 Bulan Tanggal Kedaluwarsanya

Angka tersebut meliputi pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) serta retribusi pelayanan kesehatan.

“Ini sejalan dengan UndangUndang Nomor 1 Tahun 2022 tentang HKPD dan Perda Kotim Nomor 1 Tahun 2024. Pendapatan rumah sakit ini tercatat sebagai pendapatan sah yang sangat strategis untuk pembangunan daerah,” jelas Halikinnor.

Lebih jauh, Halikinnor menegaskan, peningkatan pendapatan rumah sakit harus berjalan beriringan dengan peningkatan kualitas layanan. Salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah kekurangan tenaga dokter spesialis dan subspesialis.

“Kami sudah menyiapkan langkah konkret, salah satunya menawarkan berbagai benefit bagi dokter yang mau mengabdi di Kotim. Mulai dari beasiswa, ganti rugi pendidikan, insentif, hingga fasilitas rumah dan mobil dinas. Dengan catatan, mereka bersedia mengabdi di sini minimal 15 tahun,” paparnya.

Baca Juga :  Motivasi untuk Melakukan Perbaikan Diri dan Mempercepat Proses Reintegrasi Sosial

Pemerintah Kabupaten Kotim membuka peluang seluasluasnya bagi tenaga medis dari luar daerah untuk bergabung, karena kebutuhan akan layanan kesehatan di Kotim terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, yang saat ini tercatat paling besar di Kalimantan Tengah.

Halikinnor pun mengungkapkan keprihatinannya atas masih banyaknya warga Kotim yang harus mencari pengobatan ke luar daerah karena keterbatasan fasilitas kesehatan di dalam wilayah sendiri. Ia menilai, kondisi ini menambah beban biaya yang tidak sedikit bagi masyarakat.

“Kasihan masyarakat kita. Mereka bukan hanya harus memikirkan biaya berobat, tapi juga transportasi, penginapan, dan kebutuhan lainnya. Makanya kita terus berupaya membenahi layanan kesehatan agar ke depan warga kita tidak perlu jauh-jauh lagi berobat,” tutupnya. (sli/ans/kpg)

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Di tengah geliat pembangunan di Kotawaringin Timur (Kotim), bupati Halikinnor berharap besar terhadap sektor kesehatan. Khususnya terhadap kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit.

Ia ingin rumah sakit kebanggaan warga Kotim itu tidak hanya meningkatkan layanan, tetapi juga mencetak rekor baru dalam pendapatan tahun 2025.

“Kalau tahun lalu RSUD dr Murjani bisa melampaui target dengan capaian 125,28 persen, saya optimistis tahun ini target Rp150 miliar juga bisa kita raih,” kata Halikinnor, baru-baru ini.

Optimisme itu bukan tanpa alasan. Di tengah persaingan layanan kesehatan, RSUD dr Murjani tetap mampu membuktikan diri sebagai penyumbang pendapatan asli daerah terbesar di antara tiga rumah sakit di Kotim.

Tahun 2024 lalu, dari target Rp115,7 miliar, realisasi pendapatannya justru menembus angka Rp145 miliar. Pada tahun 2025 ini, target yang dipatok Pemkab Kotim untuk RSUD dr Murjani meningkat menjadi Rp129,4 miliar.

Baca Juga :  Parsel yang Dijual Setidaknya 6 Bulan Tanggal Kedaluwarsanya

Angka tersebut meliputi pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) serta retribusi pelayanan kesehatan.

“Ini sejalan dengan UndangUndang Nomor 1 Tahun 2022 tentang HKPD dan Perda Kotim Nomor 1 Tahun 2024. Pendapatan rumah sakit ini tercatat sebagai pendapatan sah yang sangat strategis untuk pembangunan daerah,” jelas Halikinnor.

Lebih jauh, Halikinnor menegaskan, peningkatan pendapatan rumah sakit harus berjalan beriringan dengan peningkatan kualitas layanan. Salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah kekurangan tenaga dokter spesialis dan subspesialis.

“Kami sudah menyiapkan langkah konkret, salah satunya menawarkan berbagai benefit bagi dokter yang mau mengabdi di Kotim. Mulai dari beasiswa, ganti rugi pendidikan, insentif, hingga fasilitas rumah dan mobil dinas. Dengan catatan, mereka bersedia mengabdi di sini minimal 15 tahun,” paparnya.

Baca Juga :  Motivasi untuk Melakukan Perbaikan Diri dan Mempercepat Proses Reintegrasi Sosial

Pemerintah Kabupaten Kotim membuka peluang seluasluasnya bagi tenaga medis dari luar daerah untuk bergabung, karena kebutuhan akan layanan kesehatan di Kotim terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, yang saat ini tercatat paling besar di Kalimantan Tengah.

Halikinnor pun mengungkapkan keprihatinannya atas masih banyaknya warga Kotim yang harus mencari pengobatan ke luar daerah karena keterbatasan fasilitas kesehatan di dalam wilayah sendiri. Ia menilai, kondisi ini menambah beban biaya yang tidak sedikit bagi masyarakat.

“Kasihan masyarakat kita. Mereka bukan hanya harus memikirkan biaya berobat, tapi juga transportasi, penginapan, dan kebutuhan lainnya. Makanya kita terus berupaya membenahi layanan kesehatan agar ke depan warga kita tidak perlu jauh-jauh lagi berobat,” tutupnya. (sli/ans/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/