SAMPIT, PROKALTENG.CO– Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Saat ini tengah mengkaji. Solusi terbaik untuk para pedagang yang menggelar dagangannya di bahu jalan dan di atas trotoar atau drainase yang mengganggu penguna jalan di Kota Sampit.
“Saat ini kita masih mengkaji terhadap pedagang yang berjualan di bahu jalan. Keberadaan mereka kian menjamur, menimbulkan dilema antara kebutuhan ekonomi dan ketertiban kota,” kata Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Kotim Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Alang Arianto, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, pemerintah daerah akan mengambil langkah untuk menata mereka tanpa mengabaikan solusi yang adil, agar para pedagang tak kehilangan mata pencaharian, sembari memastikan ketertiban kota tetap terjaga. Jangan sampai mereka ditertibkan tapi tidak ada solusi. Makanya dinas terkait mendata dengan benar dan akan segera rapatkan bagaimana nanti solusinya.
“Kita telah meminta dinas terkait untuk melakukan pendataan terhadap jumlah pedagang, serta ketersediaan lapak dan kios beberapa pasar, dan akan melakukan rapat untuk mengatasi masalah tersebut. Bagaimana caranya agar para pedagang memiliki tempat berjualan di pasar,” ucap Alang.
Ia mengatakan, sebelumnya, tim gabungandari dari dinas terkait telah melakukan sidak di dua pasar di Kotim. Yaitu pasar subuh yang berada di Jalan MT Haryono dan pasar keramat. Dalam sidak tersebut, banyak pedagang yang ditemukan berjualan di bahu jalan.
Kebaradaan mereka dinilai dapat mengganggu ketertiban, dan keberadaan mereka juga disebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya jumlah pembeli di dalam pasar.
“Kita harapkan, dalam rapat nanti dapat menemukan titik tengah antara kepentingan pedagang dan ketertiban lingkungan. Dengan adanya solusi yang matang, para pedagang bisa tetap berjualan dengan aman tanpa mengganggu kelancaran lalu lintas dan aktivitas pasar resmi,” ungkapnya. (sli/ens/kpg)