Site icon Prokalteng

Kunjungi Rumah Singgah dan Orang Telantar, Wabup : Masih Banyak yang Perlu Dibenahi

Wakil Bupati Kabupaten Kotim Irawati saat mengunjungi rumah singgah dan anak terlantar didalamnya, Selasa (23/4). (FOTO : AGUS UNTUK KPG)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) telah membangun rumah singgah yang berlokasi di Jalan Jenderal S Parman, Kelurahan Mentawa Baru Hulu, Kecamatan MB Ketapang, dan sudah diresmikan oleh Bupati H.Halikinnor pada akhir tahun 2023 lalu, pembangunannya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sekitar Rp 728 juta, dan dapat menampung 30 orang.

Wakil Bupati Kabupaten Kotim Irawati mengunjungi rumah singgah dan menjenguk sejumlah warga telantar yang sementara ditampung di rumah singgah tersebut. Dan juga melakukan pengecekan kesiapan tempat baik dari segi makanan hingga sarana prasarana.

“Kemarin saya berkunjung ke rumah singgah, karena saya mendapat laporan ada beberapa anak telantar yang ditampung di rumah singgah itu. Kedatangan saya ingin memberikan support dan motivasi agar mereka kuat dan tegar menghadapi cobaan yang dihadapi mereka,” kata Irawati, Rabu (24/4).

Menurutnya ada enam orang yang ditampung di rumah singgah. Empat di antaranya sudah dewasa. Sedangkan dua orang lainnya merupakan anak di bawah umur. mereka memiliki latar belakang permasalahan yang berbeda. tetapi pemerintah daerah Kabupaten Kotim melalui Dinas Sosial akan berusaha seoptimal mungkin untuk membantu, agar mereka bisa kembali ke daerah asal dan berkumpul kembali bersama keluarganya.

“Kalau melihat kesiapan rumah singgah ini, saya mengakui masih banyak yang perlu dibenahi. Mulai dari ketersediaan makanan hingga perlengkapan tidur yang masih kurang, dan hasil kunjungan saya ini akan saya laporkan ke bupati, agar nantinya ada anggaran untuk rumah singgah ini,” ujar Irawati.

Sementara Penanggung Jawab Rumah Singgah Dinas Sosial Kabupaten Kotim Agus Wardana. Menyampaikan sejak diresmikan pada 11 Desember 2023 lalu rumah singgah  ini telah menangani sekitar 30 warga yang telantar dengan kasus yang berbeda-beda. Dan enam orang yang tengah ditampung saat ini rata-rata warga dari luar daerah yang menjadi korban penipuan berkedok lowongan kerja.

“Mereka yang enam orang itu tertipu lowongan pekerjaan di media sosial, ada juga anak-anak yang telantar dan tidur di masjid lalu oleh pihak kelurahan melapor ke kami untuk dijemput dan ditampung di rumah singgah ini,” sampai Agus.

Dirinya mengatakan untuk penanganan warga telantar pihaknya memberikan dua pilihan. Yaitu dicarikan pekerjaan yang layak di daerah ini. Atau dikembalikan ke daerah asalnya. Dan kebanyakan warga yang telantar memilih untuk dipulangkan termasuk enam orang tersebut saat ini dalam proses pemulangan.

“Enam orang warga yang telantar, saat ini ditampung di rumah singgah, memilih untuk dipulangkan. Tetapi proses pemulangannya  memakan waktu lebih lama dikarenakan keluarga dari mereka sulit dihubungi, meski begitu kita terus mengupayakan dan menunggu informasi lebih lanjut dari pemerintah daerah asal mereka,” tutupnya.(bah/kpg)

Exit mobile version