SAMPIT, PROKALTENG.CO– Istri Kapolres Kotim Ririn Sarpani, menerima penghargaan dari Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H.Halikinnor. Karena telah mempersembahkan tarian Kolosal Budaya Rayantara Indonesia Raya Nusantara. Pada saat perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia. Tarian tersebut merupakan bimbingan dari Ririn Sarpani sehingga acaranya sangat meriah.
“Saya mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada ibu Ririn Sarpani. Yang telah mempersembahkan tarian kolosal pada saat acara HUT Kemerdekaan ke 78 RI di stadion 29 November Sampit pada 17 Agustus,” kata Halikin, Sabtu (19/8).
Orang nomor satu di Bumi Habaring Hurung ini. Menyerahkan penghargaan tersebut saat pawai pembangunan yang digelar oleh pemerintah kabupaten, di depan Rumah Jabatan Bupati Kotim, Jalan A Yani Sampit.
Halikin berkeinginan. Agar adat dan budaya jangan tergerus, atau hilang oleh kemajuan zaman. Silakan tetap ikuti modernisasi teknologi, agar jangan sampai ketinggalan. Tetapi adat dan budaya harus tetap dipertahankan. Dirinya ingin daerah ini seperti Bali yang menjunjung tinggi budaya dan adat. Dimana kebudayaan menjadi nilai jual yang mendatangkan wisatawan dari berbagai wilayah bahkan manca negara.
“Saya minta tetap pertahankan budaya dan adat kita. Jangan sampai tergerus akan kemajuan zaman. Saya ingin daerah ini seperti Bali yang menjunjung tinggi budaya dan adat. Dimana kebudayaan tersebut menjadi nilai jual yang mendatangkan wisatawan dari berbagai wilayah. Bahkan manca negara, apalagi daerah kita merupakan kota tujuan wisata,” ucap Halikin.
Sementara Ririn Sarpani mengucapkan terima kasih. Atas apresiasi dan penghargaan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Kotim. Menurutnya, Tarian Kolosal ini dibawah binaannya. Dan para penari menampilkan tarian dari berbagai daerah. Dengan tema Nusantara. Tarian tersebut untuk memotivasi dan memperkenalkan kepada generasi muda, akan keanekaragaman budaya Indonesia.
“Tema dari tarian kolosal itu adalah Bhineka Tunggal Ika. Dan pada tari Budaya Rayantara Indonesia Raya Nusantara itu, kita melibatkan anak-anak hingga orang dewasa. Dengan mengenakan pakaian adat berbagai suku yang ada di Indonesia,” kata Ririn.
Dirinya menjelaskan. Bahwa konsep pergelaran tersebut. Merupakan murni idenya. Namun sebelumnya. Orangtua peserta memintanya untuk membuat pergelaran yang melibatkan anak-anak. Ide itulah yang melatar belakanginya membuat konsep pergelaran, agar menyampaikan pesan kepada masyarakat luas. Bahwa Indonesia terdiri atas keberagaman suku, adat dan budaya.
“Sebenarnya konsepnya itu, baru dibuat awal bulan Juli. Kemudian semua orangtua meminta saya untuk membuat pergelaran. Semua anak harus dilibatkan,dari situ saya membuat konsep ini, kemudian dari Juli sampai Agustus saja latihannya, dan Idenya dari saya semua,” jelas Ririn.
Ia mengatakan dengan waktu yang cukup singkat. Pergelaran tarian kolosal itu pada awalnya mendapat kesulitan pada aransemen lagu. Sehingga merekrut guru musik untuk berkolaborasi. Dan pihaknya juga menampilkan sebanyak 202 penari yang terdiri dari anak PAUD, Kelompok Belajar, masyarakat umum, bahkan ada yang belum sekolah.
“Awal kusulitanya dapa aransmen lagu karena disini belum ada. Kami merekrut guru musik. Sehingga banyak membantu proses pelatihan. Kemudian kesulitan yang utama juga adalah menggerakkan anak-anak yang belum sekolah itu untuk menari,”tutupnya (bah/kpg/ind)