Site icon Prokalteng

SKLN Diresmikan, Bupati : Hindar Diskriminasi, Berikan Kesetaraan Hak Anak

Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor saat meresmikan Sekolah Khusus Lentera Nurani satu-satunya di Kalteng, Sabtu (20/1). (FOTO : DISKOMINFO UNTUK KP)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H.Halikinnor meresmikan Sekolah Khusus Lentera Nurani (SKLN) yang disebut sebagai Sekolah Luar Biasa (SLB) tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang merupakan sekolah pertama di wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

“Kita berharap dengan kehadiran sekolah ini diharapkan dapat memberikan kesetaraan hak bagi setiap anak yang ada di daerah ini dan menghadirkan pembelajaran yang mengakomodir semua peserta didik,” kata Halikin, Sabtu (21/1)

Menurutnya pendidikan pada awal pertumbuhan anak sangat penting. Karena anak dapat berkembang pesat dari segi fisik, mental dan spiritual saat usia PAUD.  Tetapi masih banyak anak terlahir dengan berkebutuhan khusus, sehingga perlu belajar di sekolah khusus. Karena anak tersebut memerlukan perhatian khusus dan pembelajaran yang berbeda dari anak pada umumnya.

“Khusus pendidikan inklusi biasanya digabung antara anak berkebutuhan khusus dengan anak normal. Dengan adanya sekolah khusus ini menghindari adanya diskriminasi dari anak lainnya dan anak-anak ini perlu adanya perhatian khusus,” ujar Halikin.

Dirinya mengajak semua insan pendidikan dapat mewujudkan cita-cita dalam mewujudkan pendidikan inklusif, adil, dan merata bagi seluruh anak-anak berkebutuhan khusus yang mengalami diskriminasi karena kondisi yang dimilikinya.

Ia mengatakan pemerintah Kabupaten Kotim telah menyiapkan lahan untuk membangun Sekolah Khusus Lentera Nurani di tempat tersendiri. Tinggal dibantu pihak provinsi untuk pembangunan melalui dana DAK, karena saat ini sekolah khusus Lentera Nurani menumpang di TK Cita Bunda yang ada di Jalan Jeruk I.

“Sekolah Khusus Lentera Nurani tersebut memiliki 1 ruang kelas dengan 17 anak berkebutuhan khusus yang menimba ilmu di Paud. Kondisi juga terbatas dalam fasilitas dan tenaga pendidik. Sehingga terpaksa harus  menolak belasan anak, kita berharap dengan adanya lahan khusus buat sekolah tersebut, dapat menampung anak yang berkebutuhan khusus di daerah ini,” tutupnya (bah/kpg)

Exit mobile version