32.7 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Percepat Program Konversi Minyak Tanah ke Gas Elpiji 6 Kecamatan

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Saat ini masih ada enam kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang belum konversi dari minyak tanah ke gas elpiji, Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Telawang, Kota Besi,  Mentaya Hulu, Bukit Santuai, Telaga Antang dan Antang Kalang, tetapi sebagian warga di enam kecamatan itu secara mandiri sudah beralih menggunakan gas elpiji.

“Kami meminta perhatian dari Anggota DPR RI perwakilan Kalimantan Tengah, BPH Migas dan PT Pertamina Patra Niaga agar dapat mempercepat program konversi minyak tanah ke gas elpiji untuk enam kecamatan yang saat ini belum masuk program tersebut,” kata Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor belum lama ini.

Dirinya menyampaikan bahwa pemerintah  Kabupaten Kotim telah mengusulkan konversi itu, karena berhubungan dengan biaya atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maka tidak mudah langsung terpenuhi kebutuhan gas itu. tetapi ia berharap mudah-mudahan pemerintah pusat segera meresmikan konversi minyak tanah ke gas elpiji.

Baca Juga :  Blanks Spot, Dua Kecamatan Tidak Bisa Lakukan Perekaman KTP

“Pemerintah Kabupaten Kotim telah mengusulkan tambahan kuota gas elpiji 3 kg sebanyak 6,4 juta kg atau 2,1 juta tabung untuk rumah tangga miskin dan UMKM di enam kecamatan yang belum masuk program konversi minyak tanah ke gas elpiji,” sampai Halikin.

Orang nomor satu di Bumi Habaring Hurung ini juga mengatakan pernah melakukan audiensi dengan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, dengan bantuan fasilitas dari anggota Komisi VII DPR RI perwakilan Kalteng.

“Pertemuan itu untuk menyampaikan usulan konversi minyak tanah gas untuk enam kecamatan yang masih mendapat kuota minyak tanah, karena memang pada kenyataannya masyarakat sudah beralih secara mandiri menggunakan elpiji tabung 3 kilogram,” ujar Halikin.

Baca Juga :  Pentingnya Implementasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Menurutnya. Pemerintah Kabupaten Kotim sudah membuat harga eceran tertinggi gas elpiji 3 kilogram sesuai ketentuan. Ini perlu dilakukan pengawasan, karena apabila pasokan kurang sementara permintaan tinggi hal itu banyak spekulan menaikkan harga di atas harga eceran tertinggi yang sudah ada. (bah/kpg/ind)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Saat ini masih ada enam kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang belum konversi dari minyak tanah ke gas elpiji, Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Telawang, Kota Besi,  Mentaya Hulu, Bukit Santuai, Telaga Antang dan Antang Kalang, tetapi sebagian warga di enam kecamatan itu secara mandiri sudah beralih menggunakan gas elpiji.

“Kami meminta perhatian dari Anggota DPR RI perwakilan Kalimantan Tengah, BPH Migas dan PT Pertamina Patra Niaga agar dapat mempercepat program konversi minyak tanah ke gas elpiji untuk enam kecamatan yang saat ini belum masuk program tersebut,” kata Bupati Kabupaten Kotim H.Halikinnor belum lama ini.

Dirinya menyampaikan bahwa pemerintah  Kabupaten Kotim telah mengusulkan konversi itu, karena berhubungan dengan biaya atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maka tidak mudah langsung terpenuhi kebutuhan gas itu. tetapi ia berharap mudah-mudahan pemerintah pusat segera meresmikan konversi minyak tanah ke gas elpiji.

Baca Juga :  Blanks Spot, Dua Kecamatan Tidak Bisa Lakukan Perekaman KTP

“Pemerintah Kabupaten Kotim telah mengusulkan tambahan kuota gas elpiji 3 kg sebanyak 6,4 juta kg atau 2,1 juta tabung untuk rumah tangga miskin dan UMKM di enam kecamatan yang belum masuk program konversi minyak tanah ke gas elpiji,” sampai Halikin.

Orang nomor satu di Bumi Habaring Hurung ini juga mengatakan pernah melakukan audiensi dengan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, dengan bantuan fasilitas dari anggota Komisi VII DPR RI perwakilan Kalteng.

“Pertemuan itu untuk menyampaikan usulan konversi minyak tanah gas untuk enam kecamatan yang masih mendapat kuota minyak tanah, karena memang pada kenyataannya masyarakat sudah beralih secara mandiri menggunakan elpiji tabung 3 kilogram,” ujar Halikin.

Baca Juga :  Pentingnya Implementasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Menurutnya. Pemerintah Kabupaten Kotim sudah membuat harga eceran tertinggi gas elpiji 3 kilogram sesuai ketentuan. Ini perlu dilakukan pengawasan, karena apabila pasokan kurang sementara permintaan tinggi hal itu banyak spekulan menaikkan harga di atas harga eceran tertinggi yang sudah ada. (bah/kpg/ind)

Terpopuler

Artikel Terbaru