28 C
Jakarta
Sunday, July 7, 2024
spot_img

Tingginya Angka Stunting di Kotim Diakibatkan Data Ganda

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Kenaikan angka stunting secara drastis beberapa waktu lalu mengejutkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim). Pasalnya, Pemkab Kotim sendiri telah berupaya semaksimal mungkin untuk menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.

Pengadaan telur dan susu dalam program grebek stunting seharusnya bisa menurunkan angka stunting di Kotim. Namun, data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) berbanding terbalik.

Usai mendengar hal itu, Bupati Kotim Halikinnor langsung menginstruksikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim untuk menelusuri penyebab kenaikan tersebut. Sweepingpun dilakukan secara besar-besaran. Hasilnya, usai gencar melakukan pengukuran dan penimbangan balita selama tiga hari, angka stunting di Kotim terbukti jauh dari data pusat.

“Ternyata stunting kita yang dahulu 35 persen itu ternyata hanya 19 persen berdasarkan data riilnya,” ujar Halikin, Kamis (4/7).

Baca Juga :  Uji Publik Raperda KLA, Bupati Sebut Pembentukan Perda Sangat Diperlukan

Halikin menyebutkan, Pemkab Kotim sendiri sudah hampir melakukan pengukuran balita secara menyeluruh. Hal itu merupakan gerakkan besar-besaran yang dilakukan Pemkab Kotim demi membuktikan angka stunting di Kotim rendah. Giat itupun langsung mendapat apresiasi langsung dari Gubernur Kalteng.

“Selama ini mungkin tidak ada gerakan revolusioner. Begitu dilakukan ternyata tidak segitu datanya. Kita bergerak tiga hari saja siang dan malam hasilnya luar biasa,” jelasnya.

Ia menjelaskan, tingginya angka stunting di Kotim diakibatkan oleh data ganda yang diinput pada sistem penginputan. Penginputan itu mengakibatkan angka anak yang terkena stunting melebihi data riil di lapangan.

Imbasnya, angka stunting di Kotim melonjak tinggi. Kendala jaringan menjadi salah satu alasan utama dalam kesulitan penginputan tersebut. Pemkab Kotim sendiri dalam waktu dekat akan memperbaiki kesalahan data dalam sistem tersebut.

Baca Juga :  Target 85 Persen, Capaian Anggaran Masih di Bawah Target

“Jadi satu orang itu bisa empat penginputan. Kitakan tau sinyal kita kadang-kadang susah. Di input ternyata belum masuk. Saat masuk tiba-tiba dua tiga kali masuknya. Jadi satu anak sakit, datanya jadi empat,” terangnya.

Pemkab Kotim sendiri berupaya terus menurunkan angka stunting sesuai dengan target nasional. Halikinnor yakin, dengan kerja keras bersama, target itu bisa di capai. “Kita tetap kejar target pemerintah pusat sebesar 14 persen tahun 2024. Saya akan terus instruksikan dinas terkait untuk mengejar itu,” tandasnya.(sli/kpg)

SAMPIT, PROKALTENG.CO– Kenaikan angka stunting secara drastis beberapa waktu lalu mengejutkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim). Pasalnya, Pemkab Kotim sendiri telah berupaya semaksimal mungkin untuk menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.

Pengadaan telur dan susu dalam program grebek stunting seharusnya bisa menurunkan angka stunting di Kotim. Namun, data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) berbanding terbalik.

Usai mendengar hal itu, Bupati Kotim Halikinnor langsung menginstruksikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim untuk menelusuri penyebab kenaikan tersebut. Sweepingpun dilakukan secara besar-besaran. Hasilnya, usai gencar melakukan pengukuran dan penimbangan balita selama tiga hari, angka stunting di Kotim terbukti jauh dari data pusat.

“Ternyata stunting kita yang dahulu 35 persen itu ternyata hanya 19 persen berdasarkan data riilnya,” ujar Halikin, Kamis (4/7).

Baca Juga :  Uji Publik Raperda KLA, Bupati Sebut Pembentukan Perda Sangat Diperlukan

Halikin menyebutkan, Pemkab Kotim sendiri sudah hampir melakukan pengukuran balita secara menyeluruh. Hal itu merupakan gerakkan besar-besaran yang dilakukan Pemkab Kotim demi membuktikan angka stunting di Kotim rendah. Giat itupun langsung mendapat apresiasi langsung dari Gubernur Kalteng.

“Selama ini mungkin tidak ada gerakan revolusioner. Begitu dilakukan ternyata tidak segitu datanya. Kita bergerak tiga hari saja siang dan malam hasilnya luar biasa,” jelasnya.

Ia menjelaskan, tingginya angka stunting di Kotim diakibatkan oleh data ganda yang diinput pada sistem penginputan. Penginputan itu mengakibatkan angka anak yang terkena stunting melebihi data riil di lapangan.

Imbasnya, angka stunting di Kotim melonjak tinggi. Kendala jaringan menjadi salah satu alasan utama dalam kesulitan penginputan tersebut. Pemkab Kotim sendiri dalam waktu dekat akan memperbaiki kesalahan data dalam sistem tersebut.

Baca Juga :  Target 85 Persen, Capaian Anggaran Masih di Bawah Target

“Jadi satu orang itu bisa empat penginputan. Kitakan tau sinyal kita kadang-kadang susah. Di input ternyata belum masuk. Saat masuk tiba-tiba dua tiga kali masuknya. Jadi satu anak sakit, datanya jadi empat,” terangnya.

Pemkab Kotim sendiri berupaya terus menurunkan angka stunting sesuai dengan target nasional. Halikinnor yakin, dengan kerja keras bersama, target itu bisa di capai. “Kita tetap kejar target pemerintah pusat sebesar 14 persen tahun 2024. Saya akan terus instruksikan dinas terkait untuk mengejar itu,” tandasnya.(sli/kpg)

spot_img
spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

/