Site icon Prokalteng

Datangkan Konsultan, Identifikasi Potensi di eks Transmigrasi Dadahup

datangkan-konsultan-identifikasi-potensi-di-eks-transmigrasi-dadahup

BUNTOK, KALTENGPOS.CO – Pemerintah Kabupaten
Barito Selatan, belum lama ini telah melakukan identifikasi potensi di eks
transmigrasi Dadahup D1 dan D3 yang masuk wilayah kabupaten setempat.

“Dalam kegiatan itu kita mendatangkan konsultan
untuk membantu kami menyusun dokumen identifikasi potensinya,” kata Kepala
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Barito Selatan, Agus In’Yulius Kamis
(10/12).

Dikatakannya, hasil identifikasi itu nantinya
akan disampaikan ke pemerintah pusat terutama ke Dirjen pengembangan kawasan
transmigrasi agar bisa mendapatkan bantuan-bantuan.

“Bantuan-bantuan tersebut berupa peningkatan
sarana dan prasarana perbaikan dan sekaligus rehab kembali di D1 Tambatan Jaya
dan D3 Suka Karya yang masuk wilayah Desa Tampulang, Kecamatan Jenamas ini,”
terangnya panjang lebar.

Perlu diketahui, kata mantan Kadis PU Barsel,
bahwa beberapa waktu lalu, pihaknya kedatangan Dirjen dari pengembangan kawasan
transmigrasi yang melimpahkan sebagian aset pada D1 dan D3 ini sebesar Rp 2
miliar lebih.

“Namun aset berupa bangunan pustu dan rumah
ibadah, sekolah, rumah dan jalan di D1 dan D3 ini mengalami rusak berat,”
ungkapnya.

Menurut dia, setelah mendapatkan pelimpahan
aset dari pusat itu, pihaknya langsung melakukan cek lapangan sekaligus
identifikasi yang dilakukan konsultan untuk menyusun dokumen.

“Pastinya untuk menggali potensi yang ada
di eks transmigrasi Dadahup 1 dan Dadahup 3,” cetusnya.

Dengan adanya kegiatan itu, sangat diharapkan
eks transmigrasi itu nantinya akan turun dana bantuan dari pusat, sehingga mampu
menghidupkan eks transmigrasi yang kondisinya saat ini sangat memprihatinkan.

Terkait luasan D1 dan D3 yang wilayahnya masuk
Desa Tampulang, Kecamatan Jenamas yakni seluas 2.600 hektar. “Sementara
untuk luasan D1 sebesar 1.220 hektar dan D3 dengan luas sebesar 1.400 hektar
lebih,”terangnya lagi.

Sedangkan jumlah
penduduk pada dua lokasi itu, kata dia, 
sebanyak 83 orang yang terdiri dari 23 Kepala Keluarga (KK).
“Sedangkan mata pencaharian yakni masyarakat mencari ikan, mencari kayu
galam dan madu diluar lokasi eks transmigrasi,” ujarnya mengkahiri. 

Exit mobile version