27.3 C
Jakarta
Tuesday, April 22, 2025

80 Persen Kekuatan Koopssus untuk Pengintaian

TNI memiliki pasukan
elite baru. Kemarin (30/7) Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI resmi berdiri.
Tugasnya berkaitan langsung dengan penanggulangan terorisme.

Landasan pembentukan
Koopssus TNI sebagai badan pelaksana pusat Mabes TNI adalah Perpres 42/2019
yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Panglima TNI 19/2019. Koopssus TNI berada
langsung di bawah panglima yang bisa digerakkan atas perintah presiden.

Komandan Koopssus TNI
diisi perwira tinggi bintang dua promosi. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto
menunjuk Brigjen TNI Rochadi yang sebelumnya bertugas sebagai direktur A Badan
Intelijen Strategis (Bais) TNI.

Bermarkas di Mabes
TNI, Jakarta Timur, Koopssus TNI dilahirkan sebagai bentuk baru dari Komando
Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI. Saat era Panglima TNI Moeldoko,
organisasi itu sempat hadir. Namun, kemudian hilang. Nah, kemarin Hadi
menghidupkan kembali dengan bentuk baru.

Baca Juga :  Menkes: Setiap 1 Orang Positif Covid, 30 Orang Kontak Erat Harus Dites

Hadi tidak mengelak
adanya kesamaan tersebut. Dia menyatakan bahwa Koopssus TNI sama dengan
Koopssusgab TNI. ”Saat itu belum ada UU-nya. Sekarang sudah ada UU-nya,
keppres, dan perpresnya untuk pembentukan Koopssus TNI,” terangnya.

Selain nama yang
mirip, prajurit yang mengawaki Koopssus TNI serupa dengan Koopssusgab TNI.
Yakni, satuan khusus dari tiga matra TNI: Kopassus (TNI-AD), Denjaka (TNI-AL),
dan Paskhas (TNI-AU).

Hadi menyatakan, tugas
Koopssus adalah menanggulangi terorisme, baik di dalam maupun luar negeri.
”Yang mengancam ideologi, kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan segenap bangsa
Indonesia,” terang Hadi.

Meski tidak
terperinci, Hadi menuturkan, jumlah personel pendukung dalam Koopssus TNI
sebanyak 400 prajurit. Sementara itu, tim yang khusus dipakai sebagai penindak
satu kompi. Jika ditotal, jumlahnya sekitar 500 personel. Sebagian besar di
antaranya masuk tim penangkal. ”Intelijen 80 persen. Kami laksanakan
surveillance atau observasi jarak dekat,” bebernya. Sisanya, 20 persen,
merupakan tim penindak.

Baca Juga :  Resmi, BPOM Hentikan Uji Klinis Vaksin Nusantara

Hadi memastikan bahwa
Koopssus TNI akan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) serta Densus 88 Antiteror yang bergerak di bawah Mabes Polri.

Menyikapi terbentuknya
Koopssus TNI, Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS)
Khairul Fahmi mempertanyakaan keterlibatan TNI dalam upaya penanggulangan
terorisme. Sebab, selama ini keterlibatan TNI sebatas perbantuan apabila
dibutuhkan Polri.

”Jika satuan ini
digunakan untuk mendukung upaya penanggulangan terorisme, dalam situasi seperti
apa kekuatannya akan digelar dan digerakkan,” katanya.(jpg)

 

 

TNI memiliki pasukan
elite baru. Kemarin (30/7) Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI resmi berdiri.
Tugasnya berkaitan langsung dengan penanggulangan terorisme.

Landasan pembentukan
Koopssus TNI sebagai badan pelaksana pusat Mabes TNI adalah Perpres 42/2019
yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Panglima TNI 19/2019. Koopssus TNI berada
langsung di bawah panglima yang bisa digerakkan atas perintah presiden.

Komandan Koopssus TNI
diisi perwira tinggi bintang dua promosi. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto
menunjuk Brigjen TNI Rochadi yang sebelumnya bertugas sebagai direktur A Badan
Intelijen Strategis (Bais) TNI.

Bermarkas di Mabes
TNI, Jakarta Timur, Koopssus TNI dilahirkan sebagai bentuk baru dari Komando
Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI. Saat era Panglima TNI Moeldoko,
organisasi itu sempat hadir. Namun, kemudian hilang. Nah, kemarin Hadi
menghidupkan kembali dengan bentuk baru.

Baca Juga :  Menkes: Setiap 1 Orang Positif Covid, 30 Orang Kontak Erat Harus Dites

Hadi tidak mengelak
adanya kesamaan tersebut. Dia menyatakan bahwa Koopssus TNI sama dengan
Koopssusgab TNI. ”Saat itu belum ada UU-nya. Sekarang sudah ada UU-nya,
keppres, dan perpresnya untuk pembentukan Koopssus TNI,” terangnya.

Selain nama yang
mirip, prajurit yang mengawaki Koopssus TNI serupa dengan Koopssusgab TNI.
Yakni, satuan khusus dari tiga matra TNI: Kopassus (TNI-AD), Denjaka (TNI-AL),
dan Paskhas (TNI-AU).

Hadi menyatakan, tugas
Koopssus adalah menanggulangi terorisme, baik di dalam maupun luar negeri.
”Yang mengancam ideologi, kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan segenap bangsa
Indonesia,” terang Hadi.

Meski tidak
terperinci, Hadi menuturkan, jumlah personel pendukung dalam Koopssus TNI
sebanyak 400 prajurit. Sementara itu, tim yang khusus dipakai sebagai penindak
satu kompi. Jika ditotal, jumlahnya sekitar 500 personel. Sebagian besar di
antaranya masuk tim penangkal. ”Intelijen 80 persen. Kami laksanakan
surveillance atau observasi jarak dekat,” bebernya. Sisanya, 20 persen,
merupakan tim penindak.

Baca Juga :  Resmi, BPOM Hentikan Uji Klinis Vaksin Nusantara

Hadi memastikan bahwa
Koopssus TNI akan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) serta Densus 88 Antiteror yang bergerak di bawah Mabes Polri.

Menyikapi terbentuknya
Koopssus TNI, Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS)
Khairul Fahmi mempertanyakaan keterlibatan TNI dalam upaya penanggulangan
terorisme. Sebab, selama ini keterlibatan TNI sebatas perbantuan apabila
dibutuhkan Polri.

”Jika satuan ini
digunakan untuk mendukung upaya penanggulangan terorisme, dalam situasi seperti
apa kekuatannya akan digelar dan digerakkan,” katanya.(jpg)

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru