PROKALTENG.CO – Protokol kesehatan cukup ketat diterapkan di dalam
kawasan terminal bandara. Namun, kepatuhan pada protokol kesehatan mulai
diabaikan saat hendak ke pesawat. Penumpang berdesakan di bus yang membawa ke
pesawat.
Tidak semua maskapai penerbangan
menggunakan fasilitas garbarata untuk menaikkan penumpang dari ruang tunggu.
Beberapa di antaranya mengantar penumpang ke pesawat menggunakan bus.
Nah, di dalam bus inilah terjadi
potensi penumpang berdesak-desakan. Tidak ada pengaturan jumlah penumpang atau
upaya menjaga jarak.
Padahal, tidak semua penumpang
melakukan tes rapid antigen maupun PCR. Sebagian besar masih menggunakan tes
rapid antibodi yang tingkat akurasinya masih cukup rendah.
Stakeholder Relation Manager PT
Angkasa Pura I, Iwan Risdianto mengatakan, pengetatan di bandara terus
dilakukan. Terutama di momen pergantian tahun, saat ada lonjakan penumpang.
“Tekait prokes, kami tetap
jalankan sesuai aturan. Jika ada calon penumpang yang positif atau reaktif,
pasti tidak diizinkan terbang,†katanya.
Antisipasi lonjakan penumpang,
kata Iwan, juga telah dilakukan dengan menyiapkan posko. Lokasinya di area
keberangkatan. “Kami fokus di satu posko. Ukurannya besar. Kami tidak buat
lebih dari satu karena alasan pandemi,†ucap dia.
Iwan menjelaskan, soal penumpang
berdesak-desakan di dalam bus dari atau menuju pesawat, merupakan ranah pihak
maskapai.
“Hanya yang perlu diketahui bahwa
penumpang yang naik atau turun dari pesawat sudah melalui serangkaian
pemeriksaan. Baik di bandara maupun saat terbang. Laju penularan bisa
diminimalisasi,†katanya.
Penumpang yang di bus, kata dia,
juga dipastikan telah mengantongi hasil swab atau pun rapid antigen.
General Manager Bandar Udara
Sultan Hasanuddin Makassar, Wahyudi juga mengemukakan, selaku pengelola
bandara, pihaknya telah berupaya menerapkan protokol kesehatan. Termasuk
memasang tanda larangan atau pembatasan area yang bisa digunakan. Mulai dari
kursi tunggu hingga jumlah penumpang dalam bus airline.
Jika ada pelangaran terjadi,
pihaknya berkoordinasi dengan Satgas Covid-19. Terkait penumpukan penumpang di
bus angkut airline, dia mengaku belum mendapat laporan. Pengelolaan bus
angkutan penumpang dikelola airline masing-masing.
“Kami akan evaluasi terkait
informasi ini. Namun kami hanya ada dalam tataran imbauan. Yang bisa memberi
tindakan adalah Satgas Covid-19,†kata Wahyudi, Minggu, 27 Desember.
Wahyudi juga menuturkan, pihak
bandara berupaya menerapkan semua protokol kesehatan. Meski demikian, dia
mengaku tidak yakin semua pihak yang terlibat melakukan dengan benar. Ada yang
tidak patuh. Termasuk penumpang yang melanggar prokes.