Site icon Prokalteng

1 Jam Mengudara, Mesin Pesawat Trigana Jakarta-Banjarmasin Rusak

1-jam-mengudara-mesin-pesawat-trigana-jakarta-banjarmasin-rusak

PROKALTENG.CO – Pesawat Trigana Air kembali mengalami masalah. Setelah
Sabtu (20/3/2021) pekan lalu tergelincir saat mendarat darurat di Bandara Halim
Perdanakusuma, Jakarta. Kemudian pada Sabtu (27/3/2021), pesawat Boeing 737
PK-YSC Trigana Air rute Jakarta-Banjarmasin terpaksa putar balik ke Bandara
Halim akibat diduga mengalami kerusakan mesin.

Peristiwa tersebut pun dibenarkan
oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara (Dirjen Hubud) Kementerian Perhubungan
(Kemenhub) Novie Riyanto. “Benar, karena mengalami masalah teknis sehingga
harus RTB (return to base),” ungkap
Novie dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (28/3).

Berdasarkan data yang diterima,
pesawat Trigana Air PK-YSC itu sempat mengudara selama sekitar 1 jam usai lepas
landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 10:14 WIB.
“Pesawat bahkan sempat melakukan pembuangan bahan bakar (burning fuel) untuk
mengurangi risiko saat melakukan pendaratan,” ujarnya.

Insiden itu merupakan kejadian
kali kedua yang dialami maskapai Trigana Air, setidaknya dalam sepekan terakhir
ini. Adapun, pada Sabtu pekan lalu, pesawat Trigana Air PK-YSF tergelincir di
landasan pacu Bandara Halim Perdanakusuma setelah melakukan pendaratan darurat.

Executive General Manager Bandara
Halim Perdanakusuma Marsma (Pnb) TNI Nandang Sukarna saat itu mengatakan,
penyebab tergelincirnya pesawat Trigana Air tersebut karena gagal landing.
Pasalnya, mesin pesawat mati setelah mengalami kerusakan.

“Di Bandara Halim terjadi suatu
insiden proses pendaratan pesawat, akhirnya pesawat mengalami crash landing
atau kegagalan landing. Artinya, setelah mengalami one engine fail di engine
nomor 2, kemudian melakukan pendaratan dari runway 24, aman sebetulnya,” kata
Nandang, Sabtu (20/3).

Semula pesawat tersebut hendak
berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Bandara Sultan
Hasanuddin, Sulawesi Selatan. “Akan tetapi pesawat mengalami (masalah) single
engine, kemudian direncanakan return to base dan mengurangi beban dengan cara
holding, di holding point A5, kemudian mencoba mendarat kembali di runway 24
landas pacu Halim Perdanakusuma. Namun terjadilah insiden itu,” papar Nandang.

Exit mobile version