Site icon Prokalteng

Tewas Tenggak Racun karena Terlilit Hutang saat Pandemi

tewas-tenggak-racun-karena-terlilit-hutang-saat-pandemi

PROKALTENG.CO-Meninggalnya I Nengah Sukarta (37) secara mendadak dan tragis di teras rumah benar-benar menggegerkan warga Banjar Dinas Tegal Belodan, Desa Dauh Peken Tabanan.

Heboh warga karena diduga kuat Sukarta tewas usai menenggak racun serangga. Lalu apa motif hingga korban nekat mengakhiri hidup dengan jalan pintas?

Usai dilaporkan ke SPKT Polres Tabanan, polisi langsung datang ke TKP (rumah korban).  Disaksikan aparat desa setempat, petugas dari kepolisian bersama bidan desa langsung memeriksa kondisi jenazah korban.

Selanjutnya sesuai hasil pemeriksaan luar terhadap jasad korban, petugas tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

“Bagian pupil mata sudah melebar, denyut nadi tidak teraba, pada alat kemaluan korban keluar cairan dan mulut mengeluarkan bau tak sedap,”terang Kasubbag Humas Polres Tabanan Iptu Nyoman Subagia, Selasa (27/7).

Lebih lanjut, masih dari hasil pemeriksaan luar, diduga korban meninggal setengah jam sebelum ditemukan. “Kami (kepolisian) juga telah meminta keterangan saksi termasuk melakukan olah TKP,”imbuh Iptu Subagia.

Selanjutnya, dari keterangan saksi, diduga kuat, korban I Nengah Sukarta nekat bunuh diri dengan meminum racun serangga katena dipicu masalah ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

“Jadi sesuai keterangan istri korban (Saksi Ni Ketut Suartini), korban terbelit masalah hutang di tempat kerjanya yang mencapai puluhan juta,”ungkap Iptu Subagia.

Bahkan yang mengejutkan lagi, selain hutang di tempat kerja, korban juga terlilit masalah pinjaman uang dengan menggunakan jaminan sertifikat rumah keluarga.

“Masalah lainnya yang muncul dalam situasi pandemic, ternyata proyek yang tengah dikerjakan korban ini juga mengalami masalah,”imbuh Iptu Subagia.

Nah diduga akibat akumulasi masalah itulah, kata Iptu Subagia, korban mengalami depresi berat sehingga nekat mengambil jalan pintas dengan meminum racun serangga.

Selanjutnya atas kematian korban, keluarga menolak untuk dilakukan otopsi dan dengan ikhlas menerima kejadian ini sebagai musibah. 

Exit mobile version