26.7 C
Jakarta
Tuesday, April 22, 2025

Jejak Spiritual Cicit Kartini di Kamar Pingitan: “Apa yang Eyang Lakukan Hebat Banget”

SETIAP tanggal 21 April, semangat untuk meneladani sosok R.A. Kartini kembali menggelora. Masyarakat berbondong-bondong mengunjungi museum, berziarah ke makam, hingga menggelar berbagai acara bertema Kartini sebagai bentuk penghargaan atas perjuangannya.

Tak terkecuali keluarga besar Kartini. Pada Senin (21/4), cicit R.A. Kartini, RA Sania Putri Citani, berkunjung ke kamar pingitan sang eyang yang berada di kompleks Pendapa R.A. Kartini, Jepara.

Ia merupakan keturunan dari RM Samingoen Bawadiwan Boedi Setiyo Soesalit dan Sri Rahayu Wardaningsih.
Dalam kunjungan tersebut, RA Sania didampingi jajaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara.

Ia disambut oleh mantan Bupati Jepara Marzuki serta Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Jepara, Laila Saidah Witiarso.

Sesampainya di Pringgitan, Sania diajak menapaki kamar pingitan R.A. Kartini. Di ruangan itu, ia melihat langsung benda-benda bersejarah peninggalan eyangnya, seperti meja dan kursi tempat Kartini menulis surat, ranjang tidur, tempat menyimpan perhiasan dan surat, dakon, hingga aneka lukisan dan kerajinan tangan.

Ia juga menyusuri serambi tempat Kartini dahulu mengajar masyarakat, taman bermain, kamar ibu Ngasirah (ibu Kartini), kamar Mbah Suto, hingga sumur tua yang berada di lingkungan tersebut.

Baca Juga :  Maskapai Mulai Patuhi Turunkan Tarif Tiket Pesawat

“Saya senang sekali atas kunjungan ketiga kali ini, karena bisa lebih mengenal sejarah Eyang Kartini yang sebelumnya tidak terlalu saya perhatikan,” ujarnya kemarin.

RA Sania menyebut kunjungan ini sebagai perjalanan spiritual. Perempuan yang hampir berusia 27 tahun itu mengaku terharu melihat langsung jejak kehidupan sang eyang.

“Ini menjadi cara lain untuk mengenal Eyang. Biasanya saya hanya baca biografinya. Apa yang Eyang lakukan pada zaman itu hebat banget,” kesannya.

Ia mengaku tak bisa membayangkan hidup di era Kartini. Baginya, masa itu adalah waktu yang penuh perjuangan, terutama bagi kaum perempuan.

Namun Kartini mampu menunjukkan bahwa perempuan bisa berdaya dan memberdayakan.

“Belum tentu kalau saya hidup di zaman itu bisa seberani Eyang. Apa yang Eyang lakukan sangat berdampak, terutama bagi perempuan hingga sekarang,” tuturnya.
Ketertarikannya pada bidang pendidikan dan pemberdayaan perempuan membuat RA Sania merasa dekat dengan perjuangan Kartini.

Baca Juga :  Berdayakan 14,4 Juta Pengusaha Wanita, Holding Ultra Mikro BRI Komitmen Ciptakan Ekonomi Inklusif

“Saya benar-benar kagum dengan cara Eyang memandang dan memposisikan perempuan, agar bisa terdidik dan beretika,” tambahnya.

Baik Jepara maupun Rembang, menurutnya, memiliki arti penting dalam upaya mengenal dan melestarikan nilai-nilai perjuangan leluhurnya. Ia merasa senang bisa berkunjung ke dua kota tersebut.

“Pertama kali saya datang tahun 2012 dan 2018. Saya berharap dari momen Hari Kartini ini, nilai-nilai dan budaya yang telah diteladankan bisa terus dilestarikan. Termasuk Kabupaten Jepara, semoga makin sukses,” harapnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Jepara Laila Saidah Witiarso menyampaikan terima kasih atas kunjungan RA Sania.

“Ini tentu menjadi momen mempererat silaturahmi,” singkatnya.

Ia juga menegaskan pentingnya momen ini sebagai sarana memotivasi perempuan agar terus berkembang.
“Perempuan harus punya semangat pantang menyerah seperti Ibu Kartini. Kalau gagal, coba lagi.

Jangan putus asa. Perempuan harus smart di berbagai bidang, baik teknologi, pendidikan, maupun olahraga,” pungkasnya. (fik)

SETIAP tanggal 21 April, semangat untuk meneladani sosok R.A. Kartini kembali menggelora. Masyarakat berbondong-bondong mengunjungi museum, berziarah ke makam, hingga menggelar berbagai acara bertema Kartini sebagai bentuk penghargaan atas perjuangannya.

Tak terkecuali keluarga besar Kartini. Pada Senin (21/4), cicit R.A. Kartini, RA Sania Putri Citani, berkunjung ke kamar pingitan sang eyang yang berada di kompleks Pendapa R.A. Kartini, Jepara.

Ia merupakan keturunan dari RM Samingoen Bawadiwan Boedi Setiyo Soesalit dan Sri Rahayu Wardaningsih.
Dalam kunjungan tersebut, RA Sania didampingi jajaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara.

Ia disambut oleh mantan Bupati Jepara Marzuki serta Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Jepara, Laila Saidah Witiarso.

Sesampainya di Pringgitan, Sania diajak menapaki kamar pingitan R.A. Kartini. Di ruangan itu, ia melihat langsung benda-benda bersejarah peninggalan eyangnya, seperti meja dan kursi tempat Kartini menulis surat, ranjang tidur, tempat menyimpan perhiasan dan surat, dakon, hingga aneka lukisan dan kerajinan tangan.

Ia juga menyusuri serambi tempat Kartini dahulu mengajar masyarakat, taman bermain, kamar ibu Ngasirah (ibu Kartini), kamar Mbah Suto, hingga sumur tua yang berada di lingkungan tersebut.

Baca Juga :  Maskapai Mulai Patuhi Turunkan Tarif Tiket Pesawat

“Saya senang sekali atas kunjungan ketiga kali ini, karena bisa lebih mengenal sejarah Eyang Kartini yang sebelumnya tidak terlalu saya perhatikan,” ujarnya kemarin.

RA Sania menyebut kunjungan ini sebagai perjalanan spiritual. Perempuan yang hampir berusia 27 tahun itu mengaku terharu melihat langsung jejak kehidupan sang eyang.

“Ini menjadi cara lain untuk mengenal Eyang. Biasanya saya hanya baca biografinya. Apa yang Eyang lakukan pada zaman itu hebat banget,” kesannya.

Ia mengaku tak bisa membayangkan hidup di era Kartini. Baginya, masa itu adalah waktu yang penuh perjuangan, terutama bagi kaum perempuan.

Namun Kartini mampu menunjukkan bahwa perempuan bisa berdaya dan memberdayakan.

“Belum tentu kalau saya hidup di zaman itu bisa seberani Eyang. Apa yang Eyang lakukan sangat berdampak, terutama bagi perempuan hingga sekarang,” tuturnya.
Ketertarikannya pada bidang pendidikan dan pemberdayaan perempuan membuat RA Sania merasa dekat dengan perjuangan Kartini.

Baca Juga :  Berdayakan 14,4 Juta Pengusaha Wanita, Holding Ultra Mikro BRI Komitmen Ciptakan Ekonomi Inklusif

“Saya benar-benar kagum dengan cara Eyang memandang dan memposisikan perempuan, agar bisa terdidik dan beretika,” tambahnya.

Baik Jepara maupun Rembang, menurutnya, memiliki arti penting dalam upaya mengenal dan melestarikan nilai-nilai perjuangan leluhurnya. Ia merasa senang bisa berkunjung ke dua kota tersebut.

“Pertama kali saya datang tahun 2012 dan 2018. Saya berharap dari momen Hari Kartini ini, nilai-nilai dan budaya yang telah diteladankan bisa terus dilestarikan. Termasuk Kabupaten Jepara, semoga makin sukses,” harapnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Jepara Laila Saidah Witiarso menyampaikan terima kasih atas kunjungan RA Sania.

“Ini tentu menjadi momen mempererat silaturahmi,” singkatnya.

Ia juga menegaskan pentingnya momen ini sebagai sarana memotivasi perempuan agar terus berkembang.
“Perempuan harus punya semangat pantang menyerah seperti Ibu Kartini. Kalau gagal, coba lagi.

Jangan putus asa. Perempuan harus smart di berbagai bidang, baik teknologi, pendidikan, maupun olahraga,” pungkasnya. (fik)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/