28.4 C
Jakarta
Saturday, September 21, 2024

Aisyiyah Milad ke-103, Ini Pesan Ketum PP Muhammadiyah

AISYIYAH dalam sejarah perjalanannya telah meninggalkan tiga jejak
emas. Pertama menjadi gerakan perempuan pertama yang membawa pada kemajuan dan
kebangunan umat Islam khususnya perempuan Muslim di negeri tercinta ini dari
ketertinggalan menjadi perempuan berkemajuan

Aisyiyah telah mempelopori
pergerakan perempuan Indonesia untuk bangkit menjadi perempuan dan bangsa yang
merdeka dengan mempelopori kongres perempuan pertama tahun 1928.

“Yang ketiga dengan gerak
keagamaan dan sosial kemasyarakatannya telah menggoreskan perubahan sosial yang
membawa pada kemajuan perempuan dan bangsa Indonesia,” tutur Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Senin (18/5/2020).

Dengan usia 103 tahun ini, Haedar
berharap ‘Aisyiyah dengan melangkah ke depan melakukan tiga hal strategis yang
menjadi agenda seluruh pimpinan dari pusat sampai bawah.

Pertama, jadilah gerakan
perempuan Muhammadiyah yang membawa misi Islam berkemajuan, bangun perspektif
ke-Islaman yang bayani, burhani dan irfani dengan pendekatan wasathiyah untuk
menghadirkan paradigma gerakan perempuan Indonesia berkemajuan yang tidak
terjebak pada kutub ekstream tetapi menampilkan Islam wasatiyah berkemajuan.

Baca Juga :  Wabah Covid-19 Makin Parah, DPR dan Kemendikbud Sepakat Tiadakan UN

Kedua, hadirkan berbagai
keunggulan ‘Aisyiyah dan amal usahanya sebagaimana telah dirintis sekarang ini
termasuk melalui Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah yang membanggakan dan menjadi
marwah kemajuan ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah.

Ketiga, hadirkan tranformasi
sosial baru yakni gerakan praksis sosial multi aspek termasuk gerakan komunitas
dimana jiwa pergerakan ‘Aisyiyah hidup disitu. ‘Aisyiyah selalu bersama
masyarakat, umat dan bangsa dalam denyut nadi pergerakan yang selalu hidup.
Hadirkan ta’awun sosial disaat bangsa ini mengalami Pandemi Covid-19 yang
melanda dunia dan menjadi musibah bersama.

Dengan pergerakanya yang nyata
sampai ketingkat bawah ‘Aisyiyah selalu menggoreskan jejak kebaikan semesta
yang membawa pada pembebasan, pemberdayaan dan kemajuan perempuan dan dunia
kemanusiaan dalam misi dakwah dan tajdid rahmatan lil ‘alamin. “Selamat Milad
103 tahun ‘Aisyiyah semoga Allah senantiasa melimpahkan berkah dan karunianya,”
kata Haedar.

Baca Juga :  Ikuti Ajang INDI 4.0, BRI Ungkap Suksesnya Transformasi BRIVOLUTION

Sementara Ketua Umum Pimpinan
Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini menyatakan, selama ini ‘Aisyiyah
dan Muhammadiyah hadir nyata dalam memperkuat sendi umat dan bangsa. Bahkan
sampai ke daerah-daerah yang belum tersentuh pembangunan oleh pemerintah
sebagai pihak berwenang, ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah telah hadir di sana sebagai
bentuk nyata.

Dia berkeyakinan, dalam situasi
sulit seperti saat ini, kader, warga dan pimpinan ‘Aisyiyah memiliki kepekaan
terhadap keadaan sosialnya. Keberadaan dan tindakan yang mereka lakukan sebagai
bentuk eksistensi keberadaan ‘Aisyiyah untuk kepentingan umat dan keselamatan
bangsa.

“Oleh karena itu, tema milad kali
ini sebagai peneguh, merawat dan melestarikan gerakan ta’awun yang selama telah
dilaksanakan oleh ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah. Perintah ta’awun dalam Kitab Suci
Alquran telah terpatri dan menjadi jiwa motor pengerak untuk melakukan
pertolongan kepada umat, bangsa dan kemanusiaan semesta,” ujarnya.

AISYIYAH dalam sejarah perjalanannya telah meninggalkan tiga jejak
emas. Pertama menjadi gerakan perempuan pertama yang membawa pada kemajuan dan
kebangunan umat Islam khususnya perempuan Muslim di negeri tercinta ini dari
ketertinggalan menjadi perempuan berkemajuan

Aisyiyah telah mempelopori
pergerakan perempuan Indonesia untuk bangkit menjadi perempuan dan bangsa yang
merdeka dengan mempelopori kongres perempuan pertama tahun 1928.

“Yang ketiga dengan gerak
keagamaan dan sosial kemasyarakatannya telah menggoreskan perubahan sosial yang
membawa pada kemajuan perempuan dan bangsa Indonesia,” tutur Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Senin (18/5/2020).

Dengan usia 103 tahun ini, Haedar
berharap ‘Aisyiyah dengan melangkah ke depan melakukan tiga hal strategis yang
menjadi agenda seluruh pimpinan dari pusat sampai bawah.

Pertama, jadilah gerakan
perempuan Muhammadiyah yang membawa misi Islam berkemajuan, bangun perspektif
ke-Islaman yang bayani, burhani dan irfani dengan pendekatan wasathiyah untuk
menghadirkan paradigma gerakan perempuan Indonesia berkemajuan yang tidak
terjebak pada kutub ekstream tetapi menampilkan Islam wasatiyah berkemajuan.

Baca Juga :  Wabah Covid-19 Makin Parah, DPR dan Kemendikbud Sepakat Tiadakan UN

Kedua, hadirkan berbagai
keunggulan ‘Aisyiyah dan amal usahanya sebagaimana telah dirintis sekarang ini
termasuk melalui Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah yang membanggakan dan menjadi
marwah kemajuan ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah.

Ketiga, hadirkan tranformasi
sosial baru yakni gerakan praksis sosial multi aspek termasuk gerakan komunitas
dimana jiwa pergerakan ‘Aisyiyah hidup disitu. ‘Aisyiyah selalu bersama
masyarakat, umat dan bangsa dalam denyut nadi pergerakan yang selalu hidup.
Hadirkan ta’awun sosial disaat bangsa ini mengalami Pandemi Covid-19 yang
melanda dunia dan menjadi musibah bersama.

Dengan pergerakanya yang nyata
sampai ketingkat bawah ‘Aisyiyah selalu menggoreskan jejak kebaikan semesta
yang membawa pada pembebasan, pemberdayaan dan kemajuan perempuan dan dunia
kemanusiaan dalam misi dakwah dan tajdid rahmatan lil ‘alamin. “Selamat Milad
103 tahun ‘Aisyiyah semoga Allah senantiasa melimpahkan berkah dan karunianya,”
kata Haedar.

Baca Juga :  Ikuti Ajang INDI 4.0, BRI Ungkap Suksesnya Transformasi BRIVOLUTION

Sementara Ketua Umum Pimpinan
Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini menyatakan, selama ini ‘Aisyiyah
dan Muhammadiyah hadir nyata dalam memperkuat sendi umat dan bangsa. Bahkan
sampai ke daerah-daerah yang belum tersentuh pembangunan oleh pemerintah
sebagai pihak berwenang, ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah telah hadir di sana sebagai
bentuk nyata.

Dia berkeyakinan, dalam situasi
sulit seperti saat ini, kader, warga dan pimpinan ‘Aisyiyah memiliki kepekaan
terhadap keadaan sosialnya. Keberadaan dan tindakan yang mereka lakukan sebagai
bentuk eksistensi keberadaan ‘Aisyiyah untuk kepentingan umat dan keselamatan
bangsa.

“Oleh karena itu, tema milad kali
ini sebagai peneguh, merawat dan melestarikan gerakan ta’awun yang selama telah
dilaksanakan oleh ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah. Perintah ta’awun dalam Kitab Suci
Alquran telah terpatri dan menjadi jiwa motor pengerak untuk melakukan
pertolongan kepada umat, bangsa dan kemanusiaan semesta,” ujarnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru