JAKARTA, PROKALTENG.CO – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali
menunjukkan kekesalannya di depan umum. Kali ini Jokowi dibuat kesal karena
belanja pemerintah yang masih menumpuk di akhir tahun belum terserap.
Presiden menjelaskan perbaikan
ekonomi Indonesia dari kuartal II-2020 yang -5,32% ke -3,495 di kuartal
III-2020 salah satunya didorong oleh belanja pemerintah yang dikebut
penyerapannya. Tujuannya untuk mendorong perputaran uang di masyarakat.
“Kita ingat di kuartal kedua
konsumsi pemerintah berada di -6, di kuartal ketiga kita sudah masuk ke positif
9% kurang lebih. Itulah yang men-trigger pertumbuhan ekonomi kita,”
ucapnya saat membuka Rakornas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara virtual di
Istana Begara Rabu 18 November 2020m
Menurut Jokowi, pengadaan barang
dan jasa dari pemerintah menjadi sangat penting untuk menopang roda ekonomi.
Namun Jokowi mendapat laporan dari LKPP dari nilai pagu pengumuman e-tendering
masih ada Rp 60,58 triliun belanja pengadaan yang masih berproses, di antaranya
Rp 48,8 triliun merupakan pekerjaan konstruksi. Hal itulah yang membuat Jokowi
geram.
“Tadi Pak Ketua LKPP
menyampaikan ini bulan November sudah tanggal berapa ini? 18 November, masih
ada yang masih untuk proses kontruksi, ini konstruksi loh ya. Masih dalam
proses Rp 40 triliun. Terus ngerjainnya kapan? Pengerjaannya kapan? Tinggal sebulan.
Ingat tanggal 22 kita sudah tutup, masuk ke libur panjang akhir tahun,”
kata Jokowi dengan nada meninggi.
Menurut Jokowi lambatnya proses
belanja pengadaan baik pemerintah pusat hingga daerah lantaran masih banyaknya
instansi pemerintah yang bekerja biasa-biasa saja. Padahal situasi saat ini
merupakan situasi genting yang diperlukan kinerja yang lebih gesit.
“Akibatnya yang tadi yang
saya sampaikan realisasi belanja yang sudah dianggarkan baik di APBN, APBD
menjadi terhambat. November masih Rp 40 triliun dan itu adalah
konstruksi,” ucapnya.
Jokowi pun meragukan belanja
pengadaan yang masih berproses itu bisa dikejar di tahun ini yang hanya
menyisakan waktu 1 bulan. Menurutnya hal ini merupakan kebiasaan setiap
tahunnya yang menumpuk pekerjaan di akhir tahun.
“Terus nanti kalau misalnya
itu selesai jadi barangnya kaya apa? Kalau bangunan ya ambruk, kalau jembatan
ya ambruk. Hanya berapa bulan. Jangan sampai sekali lagi, diulang-ulang
semuanya menumpuk di akhir tahun,” ujar Presiden.