27.9 C
Jakarta
Monday, December 23, 2024

Kerusuhan Pecah di Calon Ibu Kota Baru

SITUASI di calon ibukota baru Indonesia, Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, Rabu (16/10/2019) mencekam.
Pembakaran sejumlah bangunan terjadi sebagai buntut peristiwa penikaman antarwarga.

Sekitar 100-an
orang pada Rabu siang datang
ke pelabuhan penyebarangan Penajam-Balikpapan dengan membawa senjata tajam
jenis mandau.

Mereka mencari kelompok yang
melakukan penikaman terhadap warganya. Mereka berkeliaran di sekitar pelabuhan
speedboat atau perahu klotok dan pelabuhan fery untuk mencari rumah pelaku.

Berdasarkan rekaman video yang
beredar di media sosial, sejumlah bangunan tampak terbakar, sementara asap
mengepul di pinggiran dermaga.

Dalam meredam aksi ini, Kapolres
Penajam Paser Utara AKBP Sabil Umar bersama Dandim 0913 Penajam Paser Utara
Letkol Inf Mahmud sudah melakukan mediasi dengan kelompok massa di pelabuhan.

Baca Juga :  Berkunjung ke Korsel dan Jepang, WNI Harus Waspada pada Virus NCov

Dalam mediasi itu, Bupati Penajam
Paser Utara Abdul Gafur Masud turut hadir untuk menenangkan massa.

Kabid Humas Polda Kalimantan
Timur, Kombes Ade Yaya menjelaskan,
kerusuhan itu dipicu kasus penganiayaan yang ditangani Polres Penajam Utara.

“Penyebabnya karena ada anggota keluarga salah satu kelompok yang dikeroyok
hingga tewas,” ujarnya, Rabu (16/10/2019).

Lantaran tidak terima, kelompok dari keluarga korban lalu mencari para
pelaku untuk membalaskan dendam. “Padahal tiga pelaku sudah kita tangkap,”
sambungnya.

Kelompok tersebut mengendarai ratusan kendaraan roda dua dengan membawa
senjata tajam jenis mandau.

“Sekitar pukul 12.00 Wita, massa berkumpul dan kemudian merusak pelabuhan
penyebarangan Penajam-Balikpapan,” bebernya.

“Kami meminta agar tidak melakukan upaya-upaya yang melanggar hukum,” kata
Ade.

Baca Juga :  Miris, Dokter dan Perawat Pasien COVID-19 Dilarang Pulang oleh Tetangg

Hal itu direspon aparat dengan menerjunkan dua SSK Brimob, Sabhara, Polair,
dan juga TNI untuk berjaga-jaga agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Kami berharap yang terpenting masyarakat tidak terpancing,” harapnya.

Sementara, demi alasan keamanan, ketiga tersangka pelaku penusukan
dipindahkan ke Polres Balikpapan.

Saat ini, aparat juga telah berdialog dengan keluarga dan tokoh masyarakat
setempat untuk meredam emosi keluarga korban. (ruh/pojoksatu/rmol/kpc)

SITUASI di calon ibukota baru Indonesia, Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, Rabu (16/10/2019) mencekam.
Pembakaran sejumlah bangunan terjadi sebagai buntut peristiwa penikaman antarwarga.

Sekitar 100-an
orang pada Rabu siang datang
ke pelabuhan penyebarangan Penajam-Balikpapan dengan membawa senjata tajam
jenis mandau.

Mereka mencari kelompok yang
melakukan penikaman terhadap warganya. Mereka berkeliaran di sekitar pelabuhan
speedboat atau perahu klotok dan pelabuhan fery untuk mencari rumah pelaku.

Berdasarkan rekaman video yang
beredar di media sosial, sejumlah bangunan tampak terbakar, sementara asap
mengepul di pinggiran dermaga.

Dalam meredam aksi ini, Kapolres
Penajam Paser Utara AKBP Sabil Umar bersama Dandim 0913 Penajam Paser Utara
Letkol Inf Mahmud sudah melakukan mediasi dengan kelompok massa di pelabuhan.

Baca Juga :  Berkunjung ke Korsel dan Jepang, WNI Harus Waspada pada Virus NCov

Dalam mediasi itu, Bupati Penajam
Paser Utara Abdul Gafur Masud turut hadir untuk menenangkan massa.

Kabid Humas Polda Kalimantan
Timur, Kombes Ade Yaya menjelaskan,
kerusuhan itu dipicu kasus penganiayaan yang ditangani Polres Penajam Utara.

“Penyebabnya karena ada anggota keluarga salah satu kelompok yang dikeroyok
hingga tewas,” ujarnya, Rabu (16/10/2019).

Lantaran tidak terima, kelompok dari keluarga korban lalu mencari para
pelaku untuk membalaskan dendam. “Padahal tiga pelaku sudah kita tangkap,”
sambungnya.

Kelompok tersebut mengendarai ratusan kendaraan roda dua dengan membawa
senjata tajam jenis mandau.

“Sekitar pukul 12.00 Wita, massa berkumpul dan kemudian merusak pelabuhan
penyebarangan Penajam-Balikpapan,” bebernya.

“Kami meminta agar tidak melakukan upaya-upaya yang melanggar hukum,” kata
Ade.

Baca Juga :  Miris, Dokter dan Perawat Pasien COVID-19 Dilarang Pulang oleh Tetangg

Hal itu direspon aparat dengan menerjunkan dua SSK Brimob, Sabhara, Polair,
dan juga TNI untuk berjaga-jaga agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Kami berharap yang terpenting masyarakat tidak terpancing,” harapnya.

Sementara, demi alasan keamanan, ketiga tersangka pelaku penusukan
dipindahkan ke Polres Balikpapan.

Saat ini, aparat juga telah berdialog dengan keluarga dan tokoh masyarakat
setempat untuk meredam emosi keluarga korban. (ruh/pojoksatu/rmol/kpc)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru