KEMENTERIAN
Perhubungan kemarin
(14/6) menutup posko angkutan Lebaran. Dari akumulasi H-7 hingga H+7 Lebaran,
jumlah penumpang angkutan masal dan pengendara motor turun jika dibandingkan
dengan tahun lalu. Dari evaluasi tersebut, Kemenhub berencana memperbaiki
angkutan masal, terutama kereta dan bus.
Hingga kemarin pagi, total
penumpang angkutan umum mencapai 18.343.021 orang. Jumlah tersebut turun 2,42
persen bila dibandingkan dengan tahun lalu.
Penyumbang terbesar penurunan
tersebut ada di sektor udara. Selama 14 hari masa angkutan Lebaran, moda udara
turun 27,37 persen dengan total pemudik 3.522.585 penumpang.
Sementara itu, pengendara
sepeda motor juga turun. Tahun lalu jumlahnya mencapai 1.580.016 sepeda motor.
Sedangkan tahun ini 1.378.574 sepeda motor. Turunnya pemudik dengan sepeda
motor ditengarai juga menurunkan angka kecelakaan hingga 75 persen. Tahun lalu
terjadi 2.234 kejadian kecelakaan selama angkutan Lebaran, sedangkan tahun ini
563 kasus. “Ini suatu hasil yang baik dari imbauan-imbauan yang sudah kami
lakukan,†ungkap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kemarin.
Selain itu, Budi melakukan
evaluasi terkait musim mudik dan balik tahun ini. Dengan tersambungnya tol
trans-Jawa dan adanya tol Sumatera yang mencapai Palembang, dia menilai harus
ada peningkatan angkutan masal. Sebab, untuk mudik kali ini, banyak yang
memilih menggunakan angkutan pribadi.
Dari catatan Jasa Marga,
total kendaraan yang keluar dari Jakarta selama H-7 hingga H-1 naik 1,05 persen
daripada tahun lalu atau 1.216.949 kendaraan. Sedangkan kendaraan yang kembali
ke Jakarta pada H+1 hingga H+7 naik 5,57 persen atau 1.441.814 kendaraan. Itu
sempat mengakibatkan kemacetan di beberapa titik.
“Kami perbaiki 30 kereta
lama. Kami berikan subsidi bus yang ada di kota besar di Jawa. Sehingga yang
mudik tidak perlu bawa kendaraan pribadi,†ungkapnya. Selain itu, ada pengaturan
waktu cuti yang sama panjang saat arus mudik dan arus balik. “Pemberian
tunjangan hari raya (THR) yang lebih awal,†imbuhnya.
Dia juga akan mengkaji sistem
di tol. Salah satunya soal rest area. Rest area seyogianya digunakan untuk
beristirahat sebentar atau mengisi bahan bakar. Namun, dari evaluasi musim
mudik lalu, masyarakat cenderung berlama-lama di rest area. “Ini jadi satu
dasar untuk evaluasi membuat kantong parkir yang besar di rest area,†tuturnya.
Selain itu, memasifkan rest
area di luar tol. Budi mencontohkan Cirebon yang mampu meningkatkan pendapatan
asli daerah (PAD) saat Lebaran. Sebab, kota tersebut memiliki sajian wisata dan
kuliner yang dikemas baik. “Harus ada spesialisasi antarkota,†ucapnya.
Kabalitbang Kemenhub
Sugihardjo memaparkan bahwa pemudik dengan pesawat turun karena beberapa hal.
Di Jawa, misalnya, penumpang pesawat saat musim angkutan Lebaran turun karena
pengaruh di moda jalan dan angkutan umum. “Sementara untuk antarpulau karena
adanya CSR BUMN mudik gratis menggunakan kapal laut,†ucapnya. (JPG)