31.8 C
Jakarta
Sunday, December 22, 2024

Akumulasi Kekesalan Merasa Tak Dilibatkan, Wabup Ancam Bunuh Bupati Ac

Hawa politik di Aceh Tengah menghangat. Duet
pemimpin Shabela-Firdaus dilanda konflik. Bupati Shabela mengatakan bahwa
wakilnya itu mengancam akan membunuh dan melakukan kekerasan terhadapnya.

Shabela menuturkan, pada Rabu (13/5) sekitar
pukul 21.15 WIB dirinya menerima sejumlah tamu di rumah dinas. ”Tiba-tiba dari
arah depan Firdaus datang. Dan dari luar sudah mengeluarkan kalimat tidak
pantas terhadap saya,” katanya.

Firdaus yang datang bersama beberapa orang itu
menanyakan masalah proyek. Merasa tidak aman, Shabela memilih bertahan di dalam
rumah. Dia berniat melaporkan masalah tersebut ke polisi.

Sementara itu, Firdaus mengatakan bahwa
tindakannya tersebut spontan. Selama ini dia merasa posisinya sebagai wakil
bupati kurang dihargai. ”Sadarilah, dia (Shabela) jadi bupati karena ada wakil,
mungkin enggak dia calon jadi bupati tanpa ada wakil, kan tidak bisa,” kata
Firdaus kemarin (15/5).

Kejadian itu, kata Firdaus, merupakan puncak
kekesalannya terhadap Shabela. Soal proyek, menurut dia, hanya pencetus. ”Ini
sebenarnya telah terakumulasi sejak lama, pencetusnya saja tiba-tiba,” ujar
Firdaus.

Baca Juga :  Hilal Belum Terlihat, Lebaran Minggu

Proyek yang dimaksud Firdaus adalah pengerjaan
di sejumlah instansi. Di antaranya, dinas kesehatan dan RSUD Datu Beru dengan
total sekitar Rp 17 miliar. Menurut Firdaus, keretakan dirinya dan Shabela
telah berlangsung lama. Dia mengaku tidak pernah dilibatkan dan tidak
mengetahui kebijakan bupati, termasuk soal mutasi.

”Memang bisa saja itu kewenangan bupati, tapi
yang sebenarnya menurut aturan ada musyawarah dahulu,” ucapnya.

Selain itu, kata Firdaus, semestinya mereka
saling bertukar pikiran saat membicarakan anggaran. ”Tapi, saya tidak tahu sama
sekali karena tidak dilibatkan, masak satu atap, sama-sama berkorban, sama-sama
berjuang, ketika berhasil, ditinggalkan,” kata Firdaus.

Selama tidak ada perubahan, menurut Firdaus,
hubungannya dengan Shabela tetap akan bermasalah. Dia mau saja berdamai asalkan
ke depan lebih dilibatkan dalam menjalankan roda pemerintahan. ”Sama siapa saja
maunya baik kan tidak ingin cari permusuhan. Cuma kalau tetap seperti selama
ini, kan kejadian lagi,” katanya.

Baca Juga :  Merdeka Belajar, Mendikbud: RPP Cukup Selembar

Terkait rencana Shabela melapor ke polisi,
Firdaus mempersilakan hal tersebut. ”Laporkan saja. Saya juga ada bahan.
Terserah dia,” ujar Firdaus.

Sementara itu, Direktur Jenderal Otonomi
Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Akmal Malik Piliang mengatakan,
pihaknya masih mencari tahu pokok persoalan yang mengakibatkan konflik antara
bupati Aceh Tengah dengan wakilnya. Lantaran hal itu sensitif, dia ingin
mempelajari dulu sebelum berkomentar.

”Saya belum mau berkomentar. Kalau belum tahu
terus komentar, malah salah,” ujar dia kepada Jawa Pos.

Akmal menjelaskan, karena kasusnya di level
kabupaten, penanganan masih dilakukan pemerintah provinsi. Hingga tadi malam,
dia mengaku masih menunggu penjelasan dari Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh
Nova Iriansyah. ”Pak Gubernur belum membalas WA saya ini,” imbuhnya.
 

·        
 

Hawa politik di Aceh Tengah menghangat. Duet
pemimpin Shabela-Firdaus dilanda konflik. Bupati Shabela mengatakan bahwa
wakilnya itu mengancam akan membunuh dan melakukan kekerasan terhadapnya.

Shabela menuturkan, pada Rabu (13/5) sekitar
pukul 21.15 WIB dirinya menerima sejumlah tamu di rumah dinas. ”Tiba-tiba dari
arah depan Firdaus datang. Dan dari luar sudah mengeluarkan kalimat tidak
pantas terhadap saya,” katanya.

Firdaus yang datang bersama beberapa orang itu
menanyakan masalah proyek. Merasa tidak aman, Shabela memilih bertahan di dalam
rumah. Dia berniat melaporkan masalah tersebut ke polisi.

Sementara itu, Firdaus mengatakan bahwa
tindakannya tersebut spontan. Selama ini dia merasa posisinya sebagai wakil
bupati kurang dihargai. ”Sadarilah, dia (Shabela) jadi bupati karena ada wakil,
mungkin enggak dia calon jadi bupati tanpa ada wakil, kan tidak bisa,” kata
Firdaus kemarin (15/5).

Kejadian itu, kata Firdaus, merupakan puncak
kekesalannya terhadap Shabela. Soal proyek, menurut dia, hanya pencetus. ”Ini
sebenarnya telah terakumulasi sejak lama, pencetusnya saja tiba-tiba,” ujar
Firdaus.

Baca Juga :  Hilal Belum Terlihat, Lebaran Minggu

Proyek yang dimaksud Firdaus adalah pengerjaan
di sejumlah instansi. Di antaranya, dinas kesehatan dan RSUD Datu Beru dengan
total sekitar Rp 17 miliar. Menurut Firdaus, keretakan dirinya dan Shabela
telah berlangsung lama. Dia mengaku tidak pernah dilibatkan dan tidak
mengetahui kebijakan bupati, termasuk soal mutasi.

”Memang bisa saja itu kewenangan bupati, tapi
yang sebenarnya menurut aturan ada musyawarah dahulu,” ucapnya.

Selain itu, kata Firdaus, semestinya mereka
saling bertukar pikiran saat membicarakan anggaran. ”Tapi, saya tidak tahu sama
sekali karena tidak dilibatkan, masak satu atap, sama-sama berkorban, sama-sama
berjuang, ketika berhasil, ditinggalkan,” kata Firdaus.

Selama tidak ada perubahan, menurut Firdaus,
hubungannya dengan Shabela tetap akan bermasalah. Dia mau saja berdamai asalkan
ke depan lebih dilibatkan dalam menjalankan roda pemerintahan. ”Sama siapa saja
maunya baik kan tidak ingin cari permusuhan. Cuma kalau tetap seperti selama
ini, kan kejadian lagi,” katanya.

Baca Juga :  Merdeka Belajar, Mendikbud: RPP Cukup Selembar

Terkait rencana Shabela melapor ke polisi,
Firdaus mempersilakan hal tersebut. ”Laporkan saja. Saya juga ada bahan.
Terserah dia,” ujar Firdaus.

Sementara itu, Direktur Jenderal Otonomi
Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Akmal Malik Piliang mengatakan,
pihaknya masih mencari tahu pokok persoalan yang mengakibatkan konflik antara
bupati Aceh Tengah dengan wakilnya. Lantaran hal itu sensitif, dia ingin
mempelajari dulu sebelum berkomentar.

”Saya belum mau berkomentar. Kalau belum tahu
terus komentar, malah salah,” ujar dia kepada Jawa Pos.

Akmal menjelaskan, karena kasusnya di level
kabupaten, penanganan masih dilakukan pemerintah provinsi. Hingga tadi malam,
dia mengaku masih menunggu penjelasan dari Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh
Nova Iriansyah. ”Pak Gubernur belum membalas WA saya ini,” imbuhnya.
 

·        
 

Terpopuler

Artikel Terbaru