PROKALTENG.CO-Situasi kasus Covid-19 di Indonesia semakin tak terkendali dengan lebih dari 50 ribu kasus dalam sehari. Sejumlah negara bahkan memutuskan untuk mengevakuasi warganya dari Indonesia untuk kembali ke negaranya. Salah satunya adalah Jepang dan Arab Saudi.
Dalam laman NHK disebutkan perusahaan Jepang membawa pekerja kembali dari Indonesia sebab layanan medis di Indonesia dinilai di bawah tekanan. Kedutaan Besar Jepang di Jakarta mengatakan 9 ekspatriat meninggal antara 26 Juni dan 12 Juli setelah mereka tertular virus. Beberapa dari mereka berusia 30-an dan 40-an.
Satu perusahaan menerbangkan pesawat sewaan untuk mengevakuasi karyawan dan anggota keluarga mereka keluar dari Indonesia.
Salah satu WN Jepang, Okutsu So yang bekerja di kantor perusahaan logistik Jepang di Jakarta mengatakan, lebih banyak orang akan kembali ke Jepang bulan ini sebagai tanggapan atas instruksi dari kantor pusat mereka.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Arab Saudi. Dalam laman Arab News dilaporkan, seorang warga negara Saudi yang terinfeksi Covid-19 telah dipindahkan dari ibukota Indonesia, Jakarta, ke Riyadh. Kementerian Pertahanan Kerajaan mengatakan pemindahan itu dilakukan oleh Departemen Evakuasi Medis Udara kementerian dalam implementasi arahan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Pesawat evakuasi medis udara tiba di Riyadh setelah penerbangan terus menerus selama 18 jam, sebagai tindakan pencegahan Covid-19. Awal tahun ini, pesawat evakuasi medis udara mengangkut lebih dari 90 kasus tanpa ada awak udara yang terinfeksi. Armada pesawat evakuasi medis udara dari Layanan Medis Angkatan Bersenjata setiap tahun mengangkut lebih dari 2.500 pasien, termasuk lebih dari 1.600 penerbangan yang mengangkut pasien dan anggota angkatan bersenjata dari dalam dan luar Kerajaan.
JawaPos.com mencoba melakukan konfirmasi kepada Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah. Menurutnya, untuk WN Jepang, sifat kepulangan warga sana sudah diatur oleh perusahaan Jepang untuk keperluan vaksinasi. Sedangkan Arab Saudi sifatnya medivac bagi salah satu warga negaranya yang sakit.
“Di luar itu tidak ada informasi,” kata Faizasyah, Kamis (15/7).
Mengenai jumlah pasti berapa orang yang dievakuasi, Kemenlu tak memiliki data pasti. “Saya tidak ada informasi. Sebaiknya di cek via imigrasi,” katanya.