PROKALTENG.CO-Masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat, digemparkan dengan kabar dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang oknum dokter kandungan terhadap pasien perempuan saat menjalani pemeriksaan kehamilan.
Kasus ini mencuat setelah rekaman CCTV dari ruang praktik dokter tersebut beredar luas di media sosial.
Informasi mengenai dugaan pelecehan tersebut mulai ramai diperbincangkan publik sejak Senin sore, 14 April 2025.
Sejumlah warganet turut mengunggah dan menanggapi insiden tersebut di berbagai platform digital.
Salah satunya datang dari akun media sosial @coz*, yang menulis peringatan kepada pengguna lain: “Trigger Warning! Dokter di Garut Diduga Lecehkan Pasien Saat Periksa USG.”
Unggahan itu segera memicu berbagai respons dari pengguna media sosial lainnya. Salah satunya, akun @are*, yang menyebutkan bahwa kasus tersebut bukan hal baru. “Up terus min, udah banyak korbannya. Saya tahu dokter ini,” tulisnya di kolom komentar, menandakan adanya dugaan bahwa korban lebih dari satu orang.
Rekaman CCTV Picu Kecurigaan
Salah satu materi yang turut menyebar di tengah viralnya kasus ini adalah rekaman CCTV berdurasi 53 detik yang memperlihatkan aktivitas di ruang praktik sang dokter.
Dalam video tersebut, terlihat seorang pria yang diduga dokter kandungan sedang melakukan pemeriksaan USG terhadap pasien.
Namun, gerakan tangan sebelah kanannya tampak menyentuh bagian tubuh sensitif pasien, memicu dugaan adanya tindakan yang tidak sesuai prosedur medis.
Meski tidak dijelaskan secara eksplisit dalam video mengenai bagian mana yang menjadi sorotan, pada detik-detik tertentu terlihat tangan sang dokter menjalar ke area yang tak lazim disentuh dalam pemeriksaan USG biasa.
Dinkes Garut Benarkan Dugaan Kasus
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Leli Yuliani, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait dugaan pelecehan tersebut.
Menurutnya, insiden tersebut terjadi pada tahun 2024 lalu dan tidak berlangsung di fasilitas kesehatan milik pemerintah.
“Saya harus memeriksa kembali data pastinya, tapi kalau tidak salah kasus ini terjadi pada tahun 2024. Kejadiannya bukan di rumah sakit milik pemerintah,” jelas dr. Leli singkat saat dikonfirmasi, Selasa (15/4).
Kasus ini masih menjadi perhatian publik, terlebih karena munculnya sejumlah kesaksian dari warga yang mengaku pernah mengalami perlakuan serupa.
Desakan terhadap penegakan hukum dan investigasi menyeluruh pun terus bermunculan seiring dengan viralnya video dan pengakuan para korban di jagat maya.
Link Video bisa anda akses dengan klik disini.(*)