32.3 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Ketika Penulis Muda Belajar Juru Damai kepada JK

Jusuf Kalla (JK) setelah tidak lagi menjadi wakil presiden
diminta sebagai juru damai oleh Presiden Jokowi. Kepiawaiannya dalam melakukan
peran itu sudah dikenal sejak beberapa tahun silam.

“Menjadi juru damai itu diawali dengan kita memiliki pikiran dan
hati yang positif. Dengan demikian, kita akan tulus melihat perbedaan. Pada
akhirnya pihak-pihak yang akan dan telah berkonflik akan melihat ketulusan kita
dalam mendorong perdamaian di Indonesia,” ungkap JK saat berjumpa dengan 34
penulis muda yang tergabung dalam Jenggala Center di Jakarta, Jumat (11/10).

Lebih jauh JK berpesan bahwa selain ketulusan, anak muda
Indonesia yang ingin berkontribusi pada perdamaian perlu memperkaya
pengetahuan. Khususnya pengetahuan tentang sejarah dan aktor-aktor dalam konflik
itu sendiri.

Dengan berpengetahuan luas dan punya ketulusan, maka juru damai
tidak gampang dikalahkan dalam proses mendamaikan sebuah perbedaan. Selain itu,
harus memiliki keberanian.

Baca Juga :  Tegas, Kepala Daerah Tak Jalankan PPKM Darurat Terancam Diberhentikan

“Di tempat mana pun yang saya kunjungi (untuk mendamaikan
konflik), saya putuskan untuk tidak membawa pengawal (khususnya dari militer
atau polisi). Karena kalau saya dikawal, berarti orang melihat saya ini
penakut,” kisah orang nomor 2 di Indonesia tersebut.

Ketua Jenggala Center Ibnu Munzir mengatakan, para penulis yang
mengikuti diskusi dengan JK merupakan penulis 25 esai terbaik dari Sayembara
Penulisan Esai bertemakan Perdamaian ala JK yang diselenggarakan Jenggala
Center tahun lalu.

Dari ratusan esai yang masuk, terjaring 25 esai terbaik yang
ditulis oleh 34 penulis muda di Indonesia. Memang beberapa tulisan digarap oleh
tim yang anggotanya ada dua hingga tiga orang.

“Ketulusan beliau (JK, red) dalam melihat bahwa pedamaian adalah
kunci kesuksesan dan perlu diapresiasi. Ketulusan, keluasan wawasan, dan
keberanian beliau menjadi kunci beliau sukses dalam menjadi juru damai,” tegas
Ibnu.

Baca Juga :  Waspada ! WHO Khawatir OTG Covid-19 Didominasi Anak dan Remaja

Dalam kegiatan tersebut, JK mendapatkan penghargaan dari
Indonesia Youth Forum (IYF) yang juga ikut hadir dalam pertemuan tersebut. IYF
merupakan organisasi pemuda Indonesia yang fokus mempromosikan nilai-nilai
toleransi dan kepemimpinan di kalangan pemuda Indonesia.

Founder sekaligus ketua Pembina IYF Muhammd Abdul Idris
mengungkapkan bahwa Indonesia yang multikultur akan terus memerlukan pengikat
untuk menjaga persatuan dan perdamaian bangsa.

“Pengikat itu adalah kepemimpinan yang kuat dan kemampuan para
pemimpin untuk menguatkan toleransi antar kelompok dan agama di Indonesia.
Bapak Jusuf Kalla memiliki kedua elemen penting tersebut. Peran besar beliau
dalam perdamaian konflik-konflik di Indonesia perlu menjadi inspirasi bagi
pemuda Indonesia untuk kelak menjadi pemimpin bangsa ini yang bekerja keras
untuk menjaga perdamaian Indonesia.”(jpg)

 

Jusuf Kalla (JK) setelah tidak lagi menjadi wakil presiden
diminta sebagai juru damai oleh Presiden Jokowi. Kepiawaiannya dalam melakukan
peran itu sudah dikenal sejak beberapa tahun silam.

“Menjadi juru damai itu diawali dengan kita memiliki pikiran dan
hati yang positif. Dengan demikian, kita akan tulus melihat perbedaan. Pada
akhirnya pihak-pihak yang akan dan telah berkonflik akan melihat ketulusan kita
dalam mendorong perdamaian di Indonesia,” ungkap JK saat berjumpa dengan 34
penulis muda yang tergabung dalam Jenggala Center di Jakarta, Jumat (11/10).

Lebih jauh JK berpesan bahwa selain ketulusan, anak muda
Indonesia yang ingin berkontribusi pada perdamaian perlu memperkaya
pengetahuan. Khususnya pengetahuan tentang sejarah dan aktor-aktor dalam konflik
itu sendiri.

Dengan berpengetahuan luas dan punya ketulusan, maka juru damai
tidak gampang dikalahkan dalam proses mendamaikan sebuah perbedaan. Selain itu,
harus memiliki keberanian.

Baca Juga :  Tegas, Kepala Daerah Tak Jalankan PPKM Darurat Terancam Diberhentikan

“Di tempat mana pun yang saya kunjungi (untuk mendamaikan
konflik), saya putuskan untuk tidak membawa pengawal (khususnya dari militer
atau polisi). Karena kalau saya dikawal, berarti orang melihat saya ini
penakut,” kisah orang nomor 2 di Indonesia tersebut.

Ketua Jenggala Center Ibnu Munzir mengatakan, para penulis yang
mengikuti diskusi dengan JK merupakan penulis 25 esai terbaik dari Sayembara
Penulisan Esai bertemakan Perdamaian ala JK yang diselenggarakan Jenggala
Center tahun lalu.

Dari ratusan esai yang masuk, terjaring 25 esai terbaik yang
ditulis oleh 34 penulis muda di Indonesia. Memang beberapa tulisan digarap oleh
tim yang anggotanya ada dua hingga tiga orang.

“Ketulusan beliau (JK, red) dalam melihat bahwa pedamaian adalah
kunci kesuksesan dan perlu diapresiasi. Ketulusan, keluasan wawasan, dan
keberanian beliau menjadi kunci beliau sukses dalam menjadi juru damai,” tegas
Ibnu.

Baca Juga :  Waspada ! WHO Khawatir OTG Covid-19 Didominasi Anak dan Remaja

Dalam kegiatan tersebut, JK mendapatkan penghargaan dari
Indonesia Youth Forum (IYF) yang juga ikut hadir dalam pertemuan tersebut. IYF
merupakan organisasi pemuda Indonesia yang fokus mempromosikan nilai-nilai
toleransi dan kepemimpinan di kalangan pemuda Indonesia.

Founder sekaligus ketua Pembina IYF Muhammd Abdul Idris
mengungkapkan bahwa Indonesia yang multikultur akan terus memerlukan pengikat
untuk menjaga persatuan dan perdamaian bangsa.

“Pengikat itu adalah kepemimpinan yang kuat dan kemampuan para
pemimpin untuk menguatkan toleransi antar kelompok dan agama di Indonesia.
Bapak Jusuf Kalla memiliki kedua elemen penting tersebut. Peran besar beliau
dalam perdamaian konflik-konflik di Indonesia perlu menjadi inspirasi bagi
pemuda Indonesia untuk kelak menjadi pemimpin bangsa ini yang bekerja keras
untuk menjaga perdamaian Indonesia.”(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru