PROKALTENG.CO-Kisruh internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tampaknya masih sulit menemui titik temu. Kini bahkan terjadi dua kubu yakni KH Yahya Cholil Staquf dan KH Zulfa Mustofa.
Pada Kamis (11/12), kubuh Gus Yahya sapaan akrab KH Yahya Cholil Staquf hendak menggelar rapat pleno di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, pada Kamis (11/12).
Hanya saja, rapat pleno yang diagendakan itu batal dilaksanakan. Salah satu alasannya karena Rais Aam KH Miftachul Akhyar tidak hadir.
“Sudah ada 78 personel yang hadir. Tetapi kemudian, setelah kami tunggu, ternyata Rais Aam KH Miftachul Akhyar tidak hadir bersama kami. Nah, oleh karena itu, maka tidak mungkin digelar pleno,” ucap Gus Yahya.
Menurut dia, dalam aturan yang ada di PBNU, kedua pihak baik Ketua Umum maupun Rais Aam harus hadir dalam rapat pleno.
“Menurut ketentuan, pleno itu harus dipimpin bersama-sama oleh Rais Aam dan Ketua Umum,” kata dia.
Walau begitu, Gus Yahya mengaku tak tahu menahu mengenai alasan ketidakhadiran Rais Aam tersebut.
“Sampai sekarang saya belum mendapatkan informasi mengenai sebab ketidakhadiran beliau. Namun, tadi kami telah tunggu sesuai dengan ketentuan, tetapi beliau tidak hadir,” tuturnya.
Pihaknya akhirnya sepakat untuk mengubah status pertemuan dari yang awalnya rapat pleno menjadi rapat koordinasi.
“Dan kesepakatan dari forum ialah merubah status pertemuan menjadi rapat koordinasi dengan fokus utama pada masalah penanggulangan bencana, dampak bencana alam yang terjadi di berbagai daerah,” tambahnya.
PBNU saat ini terbagi dalam dua kubu. Rais Syuriah PBNU Muhammad Nuh melaksanakan dan mengumumkan hasil pleno yang menetapkan KH Zulfa Mustofa jadi Pj Ketum PBNU di Jakarta, Selasa (9/12).
Zulfa menggantikan sementara Ketua Umum Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di pucuk kepemimpinan Tanfidziyah PBNU. (fjr)


