26.7 C
Jakarta
Saturday, April 19, 2025

Wabah Virus Korona Meluas, Harus Pikir-Pikir Ulang Pergi ke Singapura

Wabah virus Korona di Singapura terus meluas. Penularan kini sudah dari orang ke orang terhadap penduduk lokal. Padahal, pasien yang terinfeksi tak punya catatan riwayat pergi ke Wuhan, Tiongkok, sumber wabah virus Korona jenis baru tersebut.

Laporan terakhir ada 7 kasus baru yang tak punya catatan pergi ke Wuhan yang ikut tertular. Berdasar itu, bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin pergi ke Singapura dalam waktu dekat harus berpikir ulang.

Hal itu ditegaskan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB. Menurutnya kondisi tersebut memang bisa mencemaskan bagi WNI yang biasa melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke Singapura.

“Apalagi buat WNI yang mempunyai penyakit kronis, tentu lebih berisiko untuk tertular infeksi Coronavirus,” tegas dr. Ari kepada JawaPos.com, Selasa (11/2).

Baca Juga :  Soal Petisi PNS Protes THR, Mendagri: Syukuri Saja Apa yang Ada

Laporan ilmiah terakhir yang dipublikasi pada jurnal JAMA per tanggal 7 Februari 2020, dari 138 pasien yang dirawat di RS Zhongnan dari Wuhan University di Wuhan ternyata 46,4 persen pasien mempunyai penyakit penyerta. Misalnya hipertensi, penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus, gagal ginjal bahkan ada yang HIV.

“Sehingga masyarakat Indonesia yang akan berkunjung ke Singapura harus berpikir kembali saat ini,” tegasnya.

Selain itu, laporan dari JAMA juga menyebutkan bahwa dari 138 pasien tersebut pada 57 pasien tertular di RS, 40 pasien petugas kesehatan dan 17 pasien yang sedang dirawat di rumah sakit tertular oleh infeksi. Rumah sakit telah menjadi tempat penularan virus dari laporan ilmiah tersebut.

“Perkembangan terakhir ini harus terus dicermati mengingat tingkat mobilisasi orang Indonesia dengan berbagai kepentingan cukup tinggi ke Singapura,” paparnya.

Baca Juga :  Terbentur Pintu Mobil, Polisi Meninggal saat Amankan Demo 11 April di Kendari

Terakhir, status penyebaran virus Korona di Singapura meningkat dari kuning menjadi oranye. Status ini di bawah status merah yang paling berbahaya. Kondisi oranye menunjukkan adanya gangguan sedang, penyakitnya berat, menyebar dengan mudah, tetapi belum menyebar secara luas di Singapura.

“Hal ini memang mencemaskan masyarakat Singapura yang melakukan borong barang sehari-hari untuk stok di rumah,” ungkap dr. Ari.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia sendiri melalui Menteri Luar Negeri sudah memberikan peringatan bagi WNI yang berada di Singapura. Kasus yang tertular ada penjaja toko, guru, tour guide, sopir taxi, dan sekelompok orang yang tertular dari suatu konferensi di Hotel Grand Hyatt, Singapura.(jpc)

 

Wabah virus Korona di Singapura terus meluas. Penularan kini sudah dari orang ke orang terhadap penduduk lokal. Padahal, pasien yang terinfeksi tak punya catatan riwayat pergi ke Wuhan, Tiongkok, sumber wabah virus Korona jenis baru tersebut.

Laporan terakhir ada 7 kasus baru yang tak punya catatan pergi ke Wuhan yang ikut tertular. Berdasar itu, bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin pergi ke Singapura dalam waktu dekat harus berpikir ulang.

Hal itu ditegaskan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB. Menurutnya kondisi tersebut memang bisa mencemaskan bagi WNI yang biasa melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke Singapura.

“Apalagi buat WNI yang mempunyai penyakit kronis, tentu lebih berisiko untuk tertular infeksi Coronavirus,” tegas dr. Ari kepada JawaPos.com, Selasa (11/2).

Baca Juga :  Soal Petisi PNS Protes THR, Mendagri: Syukuri Saja Apa yang Ada

Laporan ilmiah terakhir yang dipublikasi pada jurnal JAMA per tanggal 7 Februari 2020, dari 138 pasien yang dirawat di RS Zhongnan dari Wuhan University di Wuhan ternyata 46,4 persen pasien mempunyai penyakit penyerta. Misalnya hipertensi, penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus, gagal ginjal bahkan ada yang HIV.

“Sehingga masyarakat Indonesia yang akan berkunjung ke Singapura harus berpikir kembali saat ini,” tegasnya.

Selain itu, laporan dari JAMA juga menyebutkan bahwa dari 138 pasien tersebut pada 57 pasien tertular di RS, 40 pasien petugas kesehatan dan 17 pasien yang sedang dirawat di rumah sakit tertular oleh infeksi. Rumah sakit telah menjadi tempat penularan virus dari laporan ilmiah tersebut.

“Perkembangan terakhir ini harus terus dicermati mengingat tingkat mobilisasi orang Indonesia dengan berbagai kepentingan cukup tinggi ke Singapura,” paparnya.

Baca Juga :  Terbentur Pintu Mobil, Polisi Meninggal saat Amankan Demo 11 April di Kendari

Terakhir, status penyebaran virus Korona di Singapura meningkat dari kuning menjadi oranye. Status ini di bawah status merah yang paling berbahaya. Kondisi oranye menunjukkan adanya gangguan sedang, penyakitnya berat, menyebar dengan mudah, tetapi belum menyebar secara luas di Singapura.

“Hal ini memang mencemaskan masyarakat Singapura yang melakukan borong barang sehari-hari untuk stok di rumah,” ungkap dr. Ari.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia sendiri melalui Menteri Luar Negeri sudah memberikan peringatan bagi WNI yang berada di Singapura. Kasus yang tertular ada penjaja toko, guru, tour guide, sopir taxi, dan sekelompok orang yang tertular dari suatu konferensi di Hotel Grand Hyatt, Singapura.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru