Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian
melakukan pertemuan dengan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim
Chang-Beom. Dalam pertemuan tersebut, keduanya melakukan diskusi terkait keberhasilan
Korea Selatan dalam melaksanakan Pemilu pada April 2020 lalu.
“Mendapat masukan dari Bapak Dubes mengenai
pelaksanaan election Pemilu Legislatif Nasional di Korea Selatan, yang telah
terlaksana pada 15 April lalu, tapi tahapan-tahapannya sudah di mulai dari
Januari, Februari, Maret pada saat puncak pandemik di Korea dan justru angkanya
sedang meningkat pada saat itu,†kata Tito dalam keterangannya, Senin (8/6).
Tito meminta pendapat terkait partisipasi
masyarakat di Korea Selatan yang justru meningkat dalam pelaksanaan Pemilu.
Tentu pelaksanannya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Tadi kita banyak dapat masukan tentang
bagaimana hasilnya malah sangat menarik, karena semenjak 1.992 angka
partisipasi tertinggi yaitu 96,6 persen, di tahun lalu 58 persen, jadi
tertinggi semenjak tahun 1992, itu menarik sekali dan kemudian berlangsung juga
aman tanpa ada ledakan kasus covid,†ucap Tito.
Belajar dari pelaksaan pesta demokrasi yang
sukses di Korsel, lanjut Tito, perlu mendapat dukungan publik, karena menjadi
salah satu elemen tingginya partisipasi masyarakat dalam Pemilu.
“Bagaimana perlakuan terhadap hak pilih yang
positif, hak pilih mereka yang sedang di karantina dan kemudian ada hak pilih
untuk para pemilih umum, bagaimana penggunaan alat protektif, kemudian
jenis-jenis proteksi apa yang dipakai pada saat pemilihan umumnya, dan lain
sebagainya,†jelas Tito.
Sementara itu, Duta Besar Korea Selatan untuk
Indonesia, Kim Chang-Beom mengakui, Korea Selatan menjadi salah satu negara
yang berhasil dalam Pemilu legislatif. Dia berharap, kesuksesan itu terulang
pada pelaksanaan Pilkada Serentak yang akan digelar di Indonesia pada 9
Desember 2020.
“Pada hari ini juga saya juga menyampaikan
harapan kami agar Pilkada yang akan diselenggarkan di Indonesia tanggal 9
Desember nanti dapat berlangsung secara sukses, aman dan juga dengan
partisipasi yang sangat tinggi,†harap Kim Chang-Beom.
Kim menyebut, kesuksesan tersebut selain
ditopang oleh protokol kesehatan yang ketat, juga kepercayaan publik lewat partisipasi
masyarakat yang tinggi. Tak hanya itu, aksi sodaritas dan kolaborasi untuk
saling menjaga diri, melakukan protokol kesehatan dan dukungan semua pihak juga
dibutuhkan untuk keberhasilan Pemilu.
“Berkat dari solidaritas semua orang tentunya
dari termasuk media, social society, dan kerjasama ini sebuah bentuk
solidaritas yang penting untuk menyukseskan Pileg secara efektif dan aman,â€
pungkasnya.
Untuk diketahui, pelaksanaan pemungutan suara
Pilkada Serentak 2020 yang semula dijadwalkan pada 23 September 2020 harus
terpaksa ditunda. 270 pemerintah daerah akan menggelar Pilkada Serentak pada 9
Desember 2020.