MAKKAH – Kabar duka mengudara di syahdunya waktu subuh di Kota
Makkah atas berpulangnya Almukaram Kyai Maimun Zubair atau yang lebih akrab
disapa Mbah Moen. Beliau wafat di RS An Noor Kota Makkah pada pukul 04.17 WAS.
Kota Makkah Al Mukaramah pagi itu
terasa berbeda dengan hari-hari biasanya yang terik, pagi itu hujan mengguyur
Makkah, seolah turut berduka dengan kepergian Mbah Moen. “Mekkah mendung Ada
rintik hujan Mentari bak rembulan Selamat jalan Mbah Maimoen,†ujar Menag
Lukman kala mengiringi mobil ambulans yang membawa jenazah Mbah Moen.
“Maut al-‘alim, Maut al-‘alam.
Berpulangnya ulama Duka semesta,†imbuhnya. Lantunan tahlil menggema mengiringi
dibawanya jenazah Almarhum Mbah Moen dari RS An Noor Makkah untuk dimandikan.
Menag bersama keluarga Mbah Moen
ikut mamandikan jenazah almarhum di pemandian Masjid Muhajirin Syauqiyah,
Makkah, kemudian jenazah dibawa ke Kantor Daker Makkah di wilayah Syisyah untuk
disalatkan.
Setibanya di kantor Daker Makkah,
jenazah Almarhum Mbah Moen disambut jemaah dan petugas haji yang sudah memenuhi
ruangan daker. Jemaah dan petugas haji yang memadati ruang Daker Makkah bersama
Menag melaksanakan salat jenazah almarhum Mbah Moen. Salat diimami KH Miftahul
Akhyar dilanjutkan dengan tahlil dan doa.
Hingga berita ini diturunkan,
ratusan pelayat masih berdatangan ke Kantor Daker Makkah. Direncanakan jenazah
akan disalatkan di di Masjidil Haram pada waktu Zuhur dan akan dikebumikan di
pemakaman Ma’la yang berada di kawasan jafariyah, Makkah.
Menag juga mengajak seluruh masyarakat
untuk menjalankan pesan Almarhum KH Maimoen Zubair untuk senantiasa menjaga
persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. “Salah satu yang saya ingin untuk kita
semua untuk senantiasa menjaga, memelihara dan berupaya semaksimal mungkin
menjalani pesan beliau adalah bahwa beliau sering sekali hampir selalu dalam
ceramah-ceramahnya itu menunjukkan kecintaannya yang luar biasa kepada tanah
air,†imbuhnya.
Mbah Moen sambung dia, selalu
mengajarkan untuk tidak pernah memisahkan antara amaliah, tindakan atau perilaku
keagamaan dengan kecintaan terhadap Bangsa Indonesia. “Oleh karenanya saya
ingin mengajak kita semua untuk kembali mengingatkan ini, bahwa beliau adalah
sosok ulama yang cintanya pada tanah air begitu luar biasa,†ungkap Menag di
hadapan ratusan pelayat yang memenuhi kantor Daerah Kerja Makkah.
“Nilai-nilai kebangsaan yang
selama ini beliau ajarkan menunjukkan bahwa beliau mengharapkan di
tengah-tengah kemajemukan, keragaman kita, beliau terus mengupayakan agar kita
semua mengedepankan persatuan, ukhuwah persaudaraan di antara kita,†paparnya.
Menag menambahkan, sikap ini
tidak hanya diterapkan di kalangan umat Islam, namun juga di tengah-tengah
keragaman si Mbah selalu mengedepankan persaudaraan sesama saudara sebangsa.Dan
ini yang selalu terus, khususnya di akhir hayat beliau,†tuturnya.
Hadir dalam pelepasan jenazah KH
Maimoen Zubair di Kantor Daerah Kerja Makkah, Ibu Nyai Maimoen Zubair beserta
keluarga, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Dubes Agus
Maftuh, Konjen M Hery Saripudin, segenap PPIH Arab Saudi serta ratusan para
jemaah haji yang hadir sebagai pelayat.
Terpisah, Wakil Sekretaris
Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Najamudin Ramli mengatakan almarhum KH
Maimoen Zubair atau akrab disapa mbah Moen sebagai sosok pemersatu umat dalam
berbagai hal. “Selain sebagai mubaliqh dengan mengasuh pondok pesantren, beliau
juga pimpinan Partai NU yang berubah menjadi Partai Persatuan Pembangunan
(PPP),†kata Najamudin dihubungi di Jakarta, kemarin (6/8).
Selain itu, Mbah Moen juga
dianggap sebagai penjaga keseimbangan antara ormas-ormas Islam di Indonesia.
Apalagi mbah moen dapat menyelesaikan dualisme kepemimpinan yang pernah terjadi
di PPP. Mbah Moen sendiri adalah tokoh tetua di Partai Persatuan Pembangunan
sekaligus Mustasyar Pengurus besar Nahdlatul Ulama. Dia wafat di tengah
kegiatannya menunaikan ibadah haji memenuhi undangan Kerajaan Arab Saudi
menggunakan kuota khusus.
Almarhum KH Maimoen Zubair
dimakamkan di Pemakaman Ma’la Kota Mekkah pada Selasa, Jenazah diberangkatkan
ke Masjidil Haram untuk dishalatkan usai shalat zuhur waktu setempat. Jama’ah
asal Indonesia sudah menunggu sejak sebelum waktu shalat zuhur atau sesaat
setelah jenazah diberangkatkan dari Kantor Urusan Haji Daerah Kerja Mekkah
menuju masjidil haram.
Pemakaman Ma’la berlokasi di
kampung asal Nabi Muhammad dan merupakan tempat dimana istri Nabi Muhammad SAW,
Siti Khadijah, dimakamkan. Kondisi pemakamannya berbeda dengan pemakaman pada
umumnya di Indonesia. Kawasan pemakaman itu rata oleh pasir berwarna cokelat
dengan dua batu sebagai penanda.
Pada bagian lain, Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) merasa kehilangan ulama kharismatik. Wakil Ketua
Umum PPP Fernita Darwis mengimbau kader PPP di seluruh Tanah Air melaksanakan
Shalat Ghaib dan membacakan Surah Al Fatihah, Yasin dan tahlil selama tujuh
hari setelah Shalat Magrib untuk Mbah Moen. “Semoga Almarhum Mbah Moen khusnul
khatimah dan amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT serta keluarga yang
ditinggalkan ikhlas,†ujar Fernita dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Fernita, Mbah Moen
merupakan ulama besar dan menjadi panutan umat Islam. Mbah Moentak pernah lelah
memperjuangkan nilai-nilai ke-Islam@an dan ke-Indonesia-an.â€Kita selama ini
terus dinasihati akhlak dan sopan santun sesuai ajaran Islam dan adat
ketimuran,†kata Fernita.
Ia menyebut sosok Mbah Moen
menjadi inspirasi dan layak diteladani. Fernita mengharapkan di masa yang akan
datang muncul sosok seperti Mbah Moen. “Karena beliau panutan bagi kita semua.
Mari kita teladani beliau. Selamat jalan Mbah Moen. Kami akan melanjutkan
perjuangan Mbah Moen,†katanya.
Keluarga besar Kiai Haji Maimoen
Zubair merelakan jenazah ulama karismatik yang akrab disapa Mbah Moen itu untuk
dimakamkan di Kota Mekkah, Arab Saudi. “Alhamdulillah keluarga sudah merelakan
Abah dimakamkan di Mekkah,†kata salah seorang putra Mbah Moen, Kiai Haji Majid
Kamil.
Gus Kamil, sapaan akrab KH Majid
Kamil, mengungkapkan bahwa pihak keluarga tidak ada yang mendapat wasiat
terkait dengan tempat pemakaman Mbah Moen yang wafat saat menunaikan ibadah
haji itu. “Dari keluarga tidak ada yang diwasiati beliau minta dimakamkan di
sana, tapi banyak orang yang mengatakan Abah ingin meninggal dan dimakamkan di
Mekkah,†ujarnya.
Dalam waktu dekat Gus Kamil
bersama Taj Yasin Maimoen yang saat ini menjabat Wakil Gubernur Jawa Tengah,
akan berangkat ke Mekkah mewakili keluarga. “Rencananya saya bersama Yasin
(berangkat ke Mekkah),†katanya.
Dalam kesempatan tersebut Gus
Kamil mengajak masyarakat untuk mendoakan Mbah Moen dengan melaksanakan shalat
gaib usai maghrib. “Kami sekeluarga mengharap kepada masyarakat setelah maghrib
bisa melaksanakan shalat gaib untuk mendoakan Abah,†ujarnya. Seperti
diwartakan, Mbah Moen wafat dalam usi 91 tahun di Kota Mekkah, Arab Saudi, pada
hari ini pukul 04.17 waktu setempat. (ful/fin/kpc)