29.2 C
Jakarta
Friday, September 20, 2024

Temui Wapres JK, Arya Sampaikan Pemecatan Sadam dari HMI

 Wakil Presiden Republik (Wapres) Indonesia
Jusuf Kalla menerima kunjungan Jajaran Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam
(PB HMI). Hadir juga utusan cabang dan badan koordinasi (badko) HMI
se-Indonesia.

Pertemuan yang
berlangsung di istana wapres itu digelar dalam rangka silaturahmi, dan
penyampaian hasil-hasil Pleno II PB HMI, mengingat Jusuf Kalla juga adalah
alumni HMI yang konsisten dengan pengkaderan.

“Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih banyak atas dedikasi dan pengabdian Kakanda Jusuf Kalla
selama ini terhadap bangsa dan negara, serta dedikasi yang diberikan untuk
Himpunan Mahasiswa Islam,” ujar PJ Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy kepada
JawaPos.com.

Dalam pertemuan itu,
Arya Kharisma Hardy menyampaikan beberapa poin penting hasil Pleno II PB HMI.
Di antaranya pemecatan Respiratori Saddam Al-Jihad sebagai kader HMI, dan
pengerucutan kandidat tuan rumah kongres PB HMI ke-31 menjadi Solo, Bandung,
Malang, Jember, dan Pontianak.

Baca Juga :  Cuti Bersama Lebaran 2020 Dialihkan ke Tanggal 28-31 Desember

Nantinya, lanjut Arya,
kandidat tuan rumah kongres HMI ke-31 ini akan diverifikasi lebih dulu oleh tim
verifikasi yang dibentuk oleh PB HMI.

Sementara itu, Wapres
JK menyambut baik kedatangan PB HMI dan perwakilan-perwakilan dari cabang serta
Badko HMI se-Indonesia. Ia berharap HMI harus mengedepankan nilai-nilai
akademik sebagai aktualisasi tujuan HMI, dan juga mendorong kader-kader untuk
menjadi enterpreneur.

“Ukuran keberhasilan
HMI yaitu seberapa jauh ia mampu mencapai tujuannya. Di antaranya terciptanya
insan akademis dalam artian memiliki pemahaman keilmuan yang baik, insan
pencipta melalui penelitian ilmiah dan mampu membuka lapangan kerja, serta
insan pengabdi dalam artian memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat,” tutur
Jusuf Kalla

Baca Juga :  Omnibus Law Bakal Gerus Kewenangan Pemda dan Otonomi Daerah

Mantan Ketua Umum HMI
Cabang Makassar periode 1965-1966 ini menekankan pentingnya penguatan
lembaga-lembaga keprofesian seperti lembaga teknologi ataupun lembaga dakwah
yang berada dalam naungan HMI. Menurutnya, apabila seorang kader HMI tidak
memiliki kompetensi akademik yang mumpuni dapat diombang-ambing oleh zaman.

“Aktivitas HMI juga
jangan monoton. Orang-orang akan tertarik bergabung dengan HMI ketika HMI mampu
memberikan kebermanfaatan. Apalagi saat ini dunia telah mengalami banyak
perubahan, sehingga kader-kader HMI pun harus mampu menyesuaikan dengan
perkembangan zaman,” paparnya.(jpg)

 

 Wakil Presiden Republik (Wapres) Indonesia
Jusuf Kalla menerima kunjungan Jajaran Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam
(PB HMI). Hadir juga utusan cabang dan badan koordinasi (badko) HMI
se-Indonesia.

Pertemuan yang
berlangsung di istana wapres itu digelar dalam rangka silaturahmi, dan
penyampaian hasil-hasil Pleno II PB HMI, mengingat Jusuf Kalla juga adalah
alumni HMI yang konsisten dengan pengkaderan.

“Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih banyak atas dedikasi dan pengabdian Kakanda Jusuf Kalla
selama ini terhadap bangsa dan negara, serta dedikasi yang diberikan untuk
Himpunan Mahasiswa Islam,” ujar PJ Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy kepada
JawaPos.com.

Dalam pertemuan itu,
Arya Kharisma Hardy menyampaikan beberapa poin penting hasil Pleno II PB HMI.
Di antaranya pemecatan Respiratori Saddam Al-Jihad sebagai kader HMI, dan
pengerucutan kandidat tuan rumah kongres PB HMI ke-31 menjadi Solo, Bandung,
Malang, Jember, dan Pontianak.

Baca Juga :  Cuti Bersama Lebaran 2020 Dialihkan ke Tanggal 28-31 Desember

Nantinya, lanjut Arya,
kandidat tuan rumah kongres HMI ke-31 ini akan diverifikasi lebih dulu oleh tim
verifikasi yang dibentuk oleh PB HMI.

Sementara itu, Wapres
JK menyambut baik kedatangan PB HMI dan perwakilan-perwakilan dari cabang serta
Badko HMI se-Indonesia. Ia berharap HMI harus mengedepankan nilai-nilai
akademik sebagai aktualisasi tujuan HMI, dan juga mendorong kader-kader untuk
menjadi enterpreneur.

“Ukuran keberhasilan
HMI yaitu seberapa jauh ia mampu mencapai tujuannya. Di antaranya terciptanya
insan akademis dalam artian memiliki pemahaman keilmuan yang baik, insan
pencipta melalui penelitian ilmiah dan mampu membuka lapangan kerja, serta
insan pengabdi dalam artian memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat,” tutur
Jusuf Kalla

Baca Juga :  Omnibus Law Bakal Gerus Kewenangan Pemda dan Otonomi Daerah

Mantan Ketua Umum HMI
Cabang Makassar periode 1965-1966 ini menekankan pentingnya penguatan
lembaga-lembaga keprofesian seperti lembaga teknologi ataupun lembaga dakwah
yang berada dalam naungan HMI. Menurutnya, apabila seorang kader HMI tidak
memiliki kompetensi akademik yang mumpuni dapat diombang-ambing oleh zaman.

“Aktivitas HMI juga
jangan monoton. Orang-orang akan tertarik bergabung dengan HMI ketika HMI mampu
memberikan kebermanfaatan. Apalagi saat ini dunia telah mengalami banyak
perubahan, sehingga kader-kader HMI pun harus mampu menyesuaikan dengan
perkembangan zaman,” paparnya.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru