BUPATI Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Sulawesi Utara, Sehan Salim
Landjar membalas kritikan Bupati Lumajang, Thoriqul Haq. Sehan tak terima
dengan tudingan Bupati Lumajang yang menudingnya salah urus rakyat.
Melalui video berdurasi 3 menit
57 detik, Bupati Boltim meminta Bupati Lumajang mengurus saja rakyatnya yang
banyak peminta-minta.
“Itu kan di atas 12 persen
miskinnya. Di Lumajang kan banyak peminta-minta, kalau kita kan tidak ada satu
pun. Jadi beda dong,†kata Sehan.
Ia membeberkan alasannya
menyalahkan menteri terkait regulasi penerima bantuan. Ia menyebut aturan
menteri membuat rakyat kesulitan.
Menurut Sehan, dalam surat edaran
(SE) Menteri Sosial, Boltim diberi kuota 4.464 penerima bantuan.
“Kita rekrutnya gampang, tapi
yang sulitnya itu untuk menerima, karena dipersyaratkan harus membuka rekening.
Nah di situ juga saya protes karena menyusahkan rakyat saya,†katanya.
“Itu bantuannya cuma Rp 600 ribu,
tapi rakyat harus keluarkan uang Rp 250 ribu sampai Rp 450 ribu. Yang jauh itu
harus mengeluarkan modal Rp450 ribu,†tambahnya.
Ia mencontohkan, penerima bantuan
haru pergi pulang ke bank dengan biaya Rp 200 ribu, kemudian buka rekening bank
Rp 150. Saat dana cair, rakyat kembali ke bank dan harus mengeluarkan biaya
transportasi lagi.
Kesulitan lainnya, kata Sehan,
membuka rekening di bank membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Tidak ada bank (di Boltim) yang
sanggup menerbitkan buku rekening lebih dari 30 (buku). Cuma 30 buah satu hari.
Nah kalau 4.464 (buku) itu perlu 5 bulan,†katanya.
Ia lantas membandingkan bantuan
yang dia berikan kepada rakyatnya dengan bantun yang diberikan Bupati Lumajang
kepada masyarakat miskin.
“Perlu diingat Bupati Lumajang,
Anda cuma kasih 5 kilo (beras), saya minimal 15 kilo dan saya beri beras
premium. Saya (kasih) beras premium bupati Lumajang,†sindirnya.
Dia mengaku tidak mau memotong
gaji PNS untuk menambah bantuan kepada masyarakat karena gaji itu merupakan hak
keluarganya.
“Saya tidak potong dari PNS,
karena PNS punya gaji itu milik keluarganya, makannya saya tidak potong,â€
bebernya.
“Kalau Anda kasih 5 kilo udah
rasa gede. Kalau saya tidak. Bahkan ibu-ibu yang dikasih beras 5 kilo sama
supermie, kalau saya itu Rp2 juta,†imbuhnya.
Ia mengaku sudah menjalakan
program tersebut selama 4 tahun. Program itu bernama JHT.
“Jadi, saya justru sebenarnya
cuma rasa lucu saja sama Bupati Lumajang. Urus aja itu rakyatmu,†katanya.
Sehan meminta Bupati Lumajang
tidak mencampuri urusannya dengan menteri.
“Kalau salah, nanti menteri yang
berdebat dengan saya. Saya hanya minta supaya kalau ada bantuan dari pusat
(jangan bikin sulit). Eh yang dibantu rakyat miskin, masa keluar duit lebih
dari separuh, kan tidak logis. Itu yang Anda tidak tahu,†tegasnya.
Sebelumnya, Bupati Lumajang, Jawa
Timur, Thoriqul Haq menanggapi pernyataan Bupati Bolaang Mongondow Timur
(Boltim), Sulawesi Utara, Sehan Salim Landjar yang viral beberapa waktu lalu.
Thoriqul Haq tak terima dengan
pernyataan Sehan yang menyalahkan aturan menteri terkait penyaluran bantuan
sosial kepada masyarakat.
Thoriq mengingatkan Bupati Sehan
menangani dan menyelesaikan masalah Corona dan penyaluran bantuan kepada
masyarakat, bukan malah menyalahkan menteri.
“Ingat itu. Kerja keras kita
semua kerja. Soal ruwet memang ruwet. Kalau sekarang banyak masalah, memang
banyak masalah, diselesaikan,†kata Thoriq dalam video yang viral di media
sosial.
“Jangan menyalahkan menteri.
Jangan-jangan Anda yang salah urus,†sebut Thoriq.
Ia mengaku kecewa dengan sikap
Bupati Sehan yang menyalahkan menteri terkait penyaluran bantuan langsung tunai
(BLT) yang bersumber dari dana desa.
“Saya tentu kecewa bila ada
seorang bupati yang menyatakan menteri bodoh. Kalau tidak salah (yang bilang
itu) Bolaang Mongondow Timur, Boltim,†ucap Thoriq.
Politisi PKB itu mengatakan, para
menteri Jokowi telah bekerja keras untuk menyelesaikan persoalan Corona dan
penyaluran bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat.
“Semua bekerja keras untuk
menyelesaikan urusan yang bisa dituntaskan untuk menangani problem Corona ini.
Menteri di semua kementerian sudah melakukan hal yang terbaik,†katanya.
Thoriq kemudian menunjukkan data
penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa di Lumajang. Ia menyebut
data penerima bantuan ditempel di desa dan masjid agar transparan.
“Kalau ada bupati yang mengatakan
menteri bodoh, jangan-jangan dia ndak bisa urus daerahnya. Jangan-jangan dia
gak bisa urus wilayahnya,†sindir Thoriq.