Site icon Prokalteng

Berharap Kekayaan Budaya Kalimantan Jadi Ikon Ibu Kota Baru

berharap-kekayaan-budaya-kalimantan-jadi-ikon-ibu-kota-baru

Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti berharap
kekayaan budaya Kalimantan menjadi ikon ibu kota baru. Sebagaimana  diketahui, pemerintah telah menetapkan
Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur sebagai
wilayah ibu kota baru Indonesia. Kalimantan dikenal sebagai wilayah yang
memiliki kekayaan budaya yang cukup banyak.

 “Kekayaan
budaya di tanah Kalimantan tentu akan menjadi ikon ibu kota negara. Jadi, perlu
kiranya kita mengenal lebih dalam ragam budaya ini, khususnya yang dimiliki
oleh Kalimantan,” kata La Nyalla sesaat sebelum menuju bandara APT Pranoto
Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (6/4) pagi.

Mantan Ketua Umum PSSI itu melanjutkan, Suku Dayak
merupakan suku yang unik yang ada di Indonesia yang terdiri dari lima hingga
tujuh suku asli. Di antaranya adalah Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, Paser, Berau
dan Tidung.

“Suku-suku ini memiliki kebiasaan, adat, dialek,
budaya serta wilayahnya sendiri. Asal muasal mereka erat kaitannya dengan dunia
bahari sebagai nenek moyang bangsa ini,” kata LaNyalla. Menurut dia, suku
itu memiliki enam rumpun yang terbagi ke dalam 405 sub-etnis. Uniknya, dalam
keseharian mereka masih menggunakan bahasa yang masuk ke dalam kategori bahasa
Austronesia di Asia.

“Inilah salah satu keunikan budaya di Kalimantan
yang patut mendapat perhatian pemerintah dalam konteks pembangunan ibu kota
baru di wilayah tersebut. Selain harus melestarikan, ibu kota baru juga harus
mencerminkan nilai-nilai lokal yang merupakan representasi dari budaya
lokal,” kata Senator Dapil Jawa Timur tersebut. Ekas Ketua Umum Kadin Jawa
Timur mengatakan, untuk keyakinan mereka suku di Kalimantan memiliki keyakinan
tradisional Kaharingan. Namun, mulai banyak yang memeluk agama Islam dan
Kristen pada abad ke-19.

“Kekayaan bangsa terhadap ragam budaya ini
tidak seluruhnya dapat kita ketahui. Jadi, saya berharap kekayaan budaya di
Kalimantan ini dapat dijadikan ikon ibu kota baru nantinya yang memiliki
filosofi mendalam,” harap alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut. 

Exit mobile version