27.1 C
Jakarta
Monday, December 2, 2024

Warga Asli Papua Pasang Badan, Selamatkan Pendatang dari Kebrutalan Ma

KERUSUHAN yang terjadi di Wamena ternyata tidak semua diinginkan
warga asli Papua. Hal itu terlihat ketika warga asli Papua membantu para
pendatang. Bahkan, warga asli Papua memasang badan untuk keselamatan warga
pendatang.

Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan
Tengah Papua, Befa Yigibalom menyampaikan pendatang dari seluruh suku bangsa
yang ada di Pegunungan Tengah Papua terutama di Kabupaten Jayawijaya,
diselamatkan oleh warga asli Wamena.

“Aksi mereka melakukan
penyelamatan kepada warga pendatang ini tentunya harus diberikan apresiasi. Ini
membuktikan jika tidak semua anak asli daerah di Pegunungan Tengah Papua ini
membenci masyarakat non Papua. Mereka sangat mengasihi maupun familiar,”
ungkapnya seperti dilansir Cendrawasih Pos (Jawa Pos Group), Kamis (3/10).

Baca Juga :  Transformasi Digital BRI Picu Sharing Economy

Pria yang menjabat sebagai Bupati
Lanny Jaya mengatakan anak asli daerah menanggalkan pakaiannya untuk menjaga
pertokoan milik warga non Papua. Hal ini dibuktikan dengan kondisi bangunan di
bagian barat dan timur kota Wamena yang tidak terbakar, karena anak aksi
Pegunungan Tengah Papua pasang badan.

“Di tengah terbakar. Timur dan
barat tidak terbakar, karena anak daerah kami pasang badan menghalau
kebrutalan massa. Untuk itu, saya ingin memberitahukan seluruh masyarakat
Indonesia dari Sabang sampai Merauke bahwa penduduk di Pegunungan Tengah Papua
ini penuh dengan kasih dan mereka melindungi,” tegasnya.

Peristiwa kerusuhan 23 September
kemarin itu sangat disesalkan. Kejadian itu menurutnya pekerjaan setan yang
begitu cepat seperti petir, sehingga aparat keamanan maupun masyarakat tak bisa
membaca. Namun yang perlu diingat, bahwa seluruh warga non Papua di Pegunungan
Tengah Papua khususnya Jayawijaya itu dilindungi.

Baca Juga :  Dalami Korupsi ASABRI, Kejagung Periksa Dirut Corfina Capital

“Tak hanya banyak keselamatan
dari warga non Papua yang dilindungi, fasilitas mereka juga banyak yang
dilindungi oleh anak –anak daerah Pegunungan Tengah Papua,” tuturnya. (JPC/KPC)

KERUSUHAN yang terjadi di Wamena ternyata tidak semua diinginkan
warga asli Papua. Hal itu terlihat ketika warga asli Papua membantu para
pendatang. Bahkan, warga asli Papua memasang badan untuk keselamatan warga
pendatang.

Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan
Tengah Papua, Befa Yigibalom menyampaikan pendatang dari seluruh suku bangsa
yang ada di Pegunungan Tengah Papua terutama di Kabupaten Jayawijaya,
diselamatkan oleh warga asli Wamena.

“Aksi mereka melakukan
penyelamatan kepada warga pendatang ini tentunya harus diberikan apresiasi. Ini
membuktikan jika tidak semua anak asli daerah di Pegunungan Tengah Papua ini
membenci masyarakat non Papua. Mereka sangat mengasihi maupun familiar,”
ungkapnya seperti dilansir Cendrawasih Pos (Jawa Pos Group), Kamis (3/10).

Baca Juga :  Transformasi Digital BRI Picu Sharing Economy

Pria yang menjabat sebagai Bupati
Lanny Jaya mengatakan anak asli daerah menanggalkan pakaiannya untuk menjaga
pertokoan milik warga non Papua. Hal ini dibuktikan dengan kondisi bangunan di
bagian barat dan timur kota Wamena yang tidak terbakar, karena anak aksi
Pegunungan Tengah Papua pasang badan.

“Di tengah terbakar. Timur dan
barat tidak terbakar, karena anak daerah kami pasang badan menghalau
kebrutalan massa. Untuk itu, saya ingin memberitahukan seluruh masyarakat
Indonesia dari Sabang sampai Merauke bahwa penduduk di Pegunungan Tengah Papua
ini penuh dengan kasih dan mereka melindungi,” tegasnya.

Peristiwa kerusuhan 23 September
kemarin itu sangat disesalkan. Kejadian itu menurutnya pekerjaan setan yang
begitu cepat seperti petir, sehingga aparat keamanan maupun masyarakat tak bisa
membaca. Namun yang perlu diingat, bahwa seluruh warga non Papua di Pegunungan
Tengah Papua khususnya Jayawijaya itu dilindungi.

Baca Juga :  Dalami Korupsi ASABRI, Kejagung Periksa Dirut Corfina Capital

“Tak hanya banyak keselamatan
dari warga non Papua yang dilindungi, fasilitas mereka juga banyak yang
dilindungi oleh anak –anak daerah Pegunungan Tengah Papua,” tuturnya. (JPC/KPC)

Terpopuler

Artikel Terbaru