26.1 C
Jakarta
Thursday, April 10, 2025

Menag Pastikan Armada Untuk Safari Wukuf Bagi Jamaah Telah Disiapkan

Menteri Agama
(Menag) Lukman Hakim Saifuddin selaku Amirul Hajj mengajak seluruh delegasi
berkunjung ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Sabtu (4/8)
petang. Selain menjenguk pasien yang sedang dirawat, Lukman juga menggelar
rapat bersama personel petugas kesehatan. Ada beberapa catatan yang disampaikan
Lukman. Salah satunya penekanan pada kendaraan safari wukuf untuk jamaah haji
yang sakit saat di Arafah.

“Tentu kami berharap tidak banyak jamaah yang disafari
wukufkan,” katanya. Namun petugas harus bisa mengantisipasi jika ada
peningkatan jumlah peserta safari wukuf melebihi dari kapasitas armada bus yang
disiapkan.

Dalam rapat tersebut dijelaskan, armada bus untuk safari wukuf
bagi jamaah yang sakit ada dua kelompok. Yakni kelompok jamaah yang masih bisa
duduk dan jamaah berbaring.

Baca Juga :  Nah Loh!Gonjang-ganjing Reshuffle Kabinet, Menteri Ini Disorot

Untuk jamaah yang safari wukuf sambil duduk, ada kapasitas 300
orang. Sedangkan kapasitas safari wukuf dengan berbaring ada sekitar 30
kapasitas. Akhirnya dijelaskan pada rapat tersebut petugas siap menyewa bus
tambahan jika nanti peserta safari wukuf membludak.

Kemudian Lukman juga mengomentari terkait pengurusan jenazah.
“Poinnya harus ada petugas yang mendampingi pengurusan jenazah. Mulai dari
memandikan, mengkafani, sampai pemakaman,” jelasnya. Lukman mengatakan
pendampingan pengurusan jenazah merupakan salah satu tugas dari tim pembimbing
ibadah haji Indonesia (TPIHI).

Lukman juga memberikan catatan pada prosesi tarwiyah. Dia
menuturkan tarwiyah memang bukan bagian dari jadwal rangkaian ibadah haji yang
difasilitasi pemerintah Indonesia. Namun pada praktiknya banyak jamaah
Indonesia yang menjalankan tarwiyah. Yakni memulai perjalanan dari hotel menuju
Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah.

Baca Juga :  Sudah 9 Dokter di Indonesia Meninggal, Diduga Terinfeksi Corona

“Bagaimanapun juga mereka (jamaah yang melaksanakan tarwiyah,
Red) adalah jamaah kita,” tuturnya. Sehingga diharpakan tetap ada tim kesehatan
yang memantau secara tertutup dan mobile pelaksanaan tarwiyah. Untuk antisipasi
ada jamaah yang sakit dan butuh pertolongan saat pelaksanaan tarwiyah.(jpg)

 

Menteri Agama
(Menag) Lukman Hakim Saifuddin selaku Amirul Hajj mengajak seluruh delegasi
berkunjung ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Sabtu (4/8)
petang. Selain menjenguk pasien yang sedang dirawat, Lukman juga menggelar
rapat bersama personel petugas kesehatan. Ada beberapa catatan yang disampaikan
Lukman. Salah satunya penekanan pada kendaraan safari wukuf untuk jamaah haji
yang sakit saat di Arafah.

“Tentu kami berharap tidak banyak jamaah yang disafari
wukufkan,” katanya. Namun petugas harus bisa mengantisipasi jika ada
peningkatan jumlah peserta safari wukuf melebihi dari kapasitas armada bus yang
disiapkan.

Dalam rapat tersebut dijelaskan, armada bus untuk safari wukuf
bagi jamaah yang sakit ada dua kelompok. Yakni kelompok jamaah yang masih bisa
duduk dan jamaah berbaring.

Baca Juga :  Nah Loh!Gonjang-ganjing Reshuffle Kabinet, Menteri Ini Disorot

Untuk jamaah yang safari wukuf sambil duduk, ada kapasitas 300
orang. Sedangkan kapasitas safari wukuf dengan berbaring ada sekitar 30
kapasitas. Akhirnya dijelaskan pada rapat tersebut petugas siap menyewa bus
tambahan jika nanti peserta safari wukuf membludak.

Kemudian Lukman juga mengomentari terkait pengurusan jenazah.
“Poinnya harus ada petugas yang mendampingi pengurusan jenazah. Mulai dari
memandikan, mengkafani, sampai pemakaman,” jelasnya. Lukman mengatakan
pendampingan pengurusan jenazah merupakan salah satu tugas dari tim pembimbing
ibadah haji Indonesia (TPIHI).

Lukman juga memberikan catatan pada prosesi tarwiyah. Dia
menuturkan tarwiyah memang bukan bagian dari jadwal rangkaian ibadah haji yang
difasilitasi pemerintah Indonesia. Namun pada praktiknya banyak jamaah
Indonesia yang menjalankan tarwiyah. Yakni memulai perjalanan dari hotel menuju
Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah.

Baca Juga :  Sudah 9 Dokter di Indonesia Meninggal, Diduga Terinfeksi Corona

“Bagaimanapun juga mereka (jamaah yang melaksanakan tarwiyah,
Red) adalah jamaah kita,” tuturnya. Sehingga diharpakan tetap ada tim kesehatan
yang memantau secara tertutup dan mobile pelaksanaan tarwiyah. Untuk antisipasi
ada jamaah yang sakit dan butuh pertolongan saat pelaksanaan tarwiyah.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru