29.1 C
Jakarta
Monday, May 12, 2025

Berhembus Isu Reshuffle Kabinet Prabowo-Gibran usai Lebaran, Begini Pendapat Pengamat

PROKALTENG.CO-Isu terkait wacana reshuffle kabinet Prabowo-Gibran kembali berhembus kencang usai Idulfitri 1446 Hijriah.

Tiga parameter dinilai pengamat politik, Andi Yusran penting menjadi latar belakang kenapa reshuffle kabinet harus segera dilakukan oleh Presiden RI Prabowo Sugianto.

Menurut Andi Yusran, tiga parameter pentin tersebut adalah, pertama, defisit APBN, kedua, merosotnya penerimaan pajak, dan ketiga menurunnya produktifitas sektor riil di Indonesia saat ini.

“Defisit APBN, merosotnya penerimaan pajak serta menurunnya produktifitas sektor riil adalah parameter pentingnya reshuffle kabinet,” ucap Andi Yusran, Jumat (4/4/2025).

Andi Yusran mengngkapkan, Presiden Prabowo perlu segera melakukan perombakan jajaran menteri khususnya yang membidangi sektor ekonomi.

Andi juga menyoroti struktur kabinet yang dinilai terlalu gemuk. Menurutnya, kabinet dengan jumlah menteri yang besar tidak serta-merta meningkatkan kinerja pemerintahan.

Baca Juga :  Wah! Sukmawati Sebut Ideologi PKI Adalah Pancasila

“Kabinet tambun justru menjadi beban bagi keuangan negara,” tegas analis politik Universitas Nasional itu.

Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah menteri dari Kabinet Presiden Prabowo juga dikritik karena kebijakan yang tidak efektif serta cara berkomunikasi yang justru menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Pendapat yang senada juga diungkapkan Co Founder Forum Intelektual Muda, Muhammad Sutisna.

Ia menilai kinerja kementerian yang mengurusi masalah-masalah seperti perdagangan, investasi dan energi kurang piawai dalam mengatasi gejolak perekonomian saat ini

“Presiden Prabowo Subianto harus mengganti menteri-menteri (terkait) dengan orang yang lebih pas dalam mengatasi krisis ini,” ucap Sutisna dalam keterangannya, Kamis (3/4/2025).

Disebutkan Sutisna, kenaikan harga kebutuhan pokok turut menjadi persoalan serius yang terus dirasakan masyarakat.

Baca Juga :  Jual Beli Data Pribadi Bakal Didenda Rp3 Miliar

Situasi ini menjadi sangat dilematis ketika pendapatan masyarakat terus menurun di saat harga kebutuhan pokok malah naik.

“Harga bahan pokok seperti minyak goreng, cabai, bawang, hingga telur terus mengalami lonjakan, membuat banyak orang harus memutar otak agar tetap bisa memenuhi kebutuhan dengan anggaran terbatas,” beber alumni Universitas Indonesia ini.

Di sisi lain, IHSG tercatat merosot 0,78 persen dan mayoritas sektor masih bergerak melemah, di mana hal itu disebabkan oleh kebingungan pasar yang melihat adanya tumpang tindih jabatan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, satu di antaranya Rosan Roeslani.

Sutisna menilai lebih baik bagi Rosan agar bisa fokus di BPI Danantara, maka Presiden Prabowo Subianto sebaiknya juga menunjuk Menteri Investasi yang baru. (jpg)

PROKALTENG.CO-Isu terkait wacana reshuffle kabinet Prabowo-Gibran kembali berhembus kencang usai Idulfitri 1446 Hijriah.

Tiga parameter dinilai pengamat politik, Andi Yusran penting menjadi latar belakang kenapa reshuffle kabinet harus segera dilakukan oleh Presiden RI Prabowo Sugianto.

Menurut Andi Yusran, tiga parameter pentin tersebut adalah, pertama, defisit APBN, kedua, merosotnya penerimaan pajak, dan ketiga menurunnya produktifitas sektor riil di Indonesia saat ini.

“Defisit APBN, merosotnya penerimaan pajak serta menurunnya produktifitas sektor riil adalah parameter pentingnya reshuffle kabinet,” ucap Andi Yusran, Jumat (4/4/2025).

Andi Yusran mengngkapkan, Presiden Prabowo perlu segera melakukan perombakan jajaran menteri khususnya yang membidangi sektor ekonomi.

Andi juga menyoroti struktur kabinet yang dinilai terlalu gemuk. Menurutnya, kabinet dengan jumlah menteri yang besar tidak serta-merta meningkatkan kinerja pemerintahan.

Baca Juga :  Wah! Sukmawati Sebut Ideologi PKI Adalah Pancasila

“Kabinet tambun justru menjadi beban bagi keuangan negara,” tegas analis politik Universitas Nasional itu.

Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah menteri dari Kabinet Presiden Prabowo juga dikritik karena kebijakan yang tidak efektif serta cara berkomunikasi yang justru menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Pendapat yang senada juga diungkapkan Co Founder Forum Intelektual Muda, Muhammad Sutisna.

Ia menilai kinerja kementerian yang mengurusi masalah-masalah seperti perdagangan, investasi dan energi kurang piawai dalam mengatasi gejolak perekonomian saat ini

“Presiden Prabowo Subianto harus mengganti menteri-menteri (terkait) dengan orang yang lebih pas dalam mengatasi krisis ini,” ucap Sutisna dalam keterangannya, Kamis (3/4/2025).

Disebutkan Sutisna, kenaikan harga kebutuhan pokok turut menjadi persoalan serius yang terus dirasakan masyarakat.

Baca Juga :  Jual Beli Data Pribadi Bakal Didenda Rp3 Miliar

Situasi ini menjadi sangat dilematis ketika pendapatan masyarakat terus menurun di saat harga kebutuhan pokok malah naik.

“Harga bahan pokok seperti minyak goreng, cabai, bawang, hingga telur terus mengalami lonjakan, membuat banyak orang harus memutar otak agar tetap bisa memenuhi kebutuhan dengan anggaran terbatas,” beber alumni Universitas Indonesia ini.

Di sisi lain, IHSG tercatat merosot 0,78 persen dan mayoritas sektor masih bergerak melemah, di mana hal itu disebabkan oleh kebingungan pasar yang melihat adanya tumpang tindih jabatan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, satu di antaranya Rosan Roeslani.

Sutisna menilai lebih baik bagi Rosan agar bisa fokus di BPI Danantara, maka Presiden Prabowo Subianto sebaiknya juga menunjuk Menteri Investasi yang baru. (jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru