Sekretaris
Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengungkapkan isi pertemuan dirinya bersama
Presiden Joko Widodo dan delapan tokoh lintas agama, pada pada Selasa (2/6).
Menurut
Abdul Mu’ti, dalam pertemuan Presiden Jokowi tersebut banyak mendengar masukan
yang diberikan tokoh lintas agama.
“Jadi
posisinya Presiden lebih banyak menerima masukan dari para tokoh agama,†ujar
Abdul Mu’ti kepada wartawan, Rabu (3/6).
Nah untuk
Muhammadiyah, Abul Mu’ti mengatakan, pihaknya memberikan tiga masukan terhadap
Presiden Jokowi. Pertama adanya perlu adanya satu kesamaan yang disampaikan
oleh para pembantu Presiden Jokowi tersebut. Sehingga tidak dinilai menteri
satu dengan yang lainnya tidak kompak.
“Suda
saatnya pemerintah memperbaiki komunikasi terutama terkait dengan pernyataan
para menteri yang tidak senada dan seirama,†katanya.
Kemudian
kedua, adalah Muhammadiyah mengusulkan supaya pemerintah bisa membantu kerja
sama dengan para organisasi kemasyarakatan (ormas). Termasuk ormas keagamaan.
“Memperbaiki
kerja sama dengan ormas termasuk ormas keagamaan,†katanya.
Kemudian
ketiga, Muhammadiyah juga mengusulkan kepada Presiden Jokowi bisa menjaga
kondusif iklim politik. Jangan sampai adanya kegaduhan politik yang
terus-terusan.
“Sebaiknya
tetap menjaga ketenangan dengan meminimalkan kegaduhan politik,†ungkapnya.
Lebih
lanjut Abdul Mu’ti menambahkan, presiden juga menyampaikan tiga hal kepada para
tokoh lintas agama tersebut. Pertama belum adanya keputusan tentang jadwal
masuk sekolah.
Kemudian
kedua, adalah meminta masukan tentang pengelolaan pesantren di masa pandemi
virus Korona atau Covid-19 ini di tanah air.
“Selanjutnya
ketiga adalah kebijakan pembatalan haji,†tuturnya.
‎Adapun
pertemuan dihadiri oleh Helmy Faishal Zaini (PBNU), Muhyiddin Junaidi (MUI),
Pdt. Gomar Gultom (PGI), Ignatius Kardinal Suharyo (KWI), Wisnu Tenaya (PHDI),
Arief Harsono (Permabudhi) dan Xs Budi Santoso Tanuwibowo (Matakin).