28.7 C
Jakarta
Tuesday, July 1, 2025

Mencari Logo Terbaik HUT ke-80 RI, Pemerintah Apresiasi Desainer Profesional Indonesia

PROKALTENG.CO – Kementerian Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Sekretariat Negara dan Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI) mengapresiasi kerja keras para finalis dalam menghadirkan narasi kebangsaan lewat identitas visual desain logo Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia yang representatif dan bermakna.

“Kami melihat bahwa seluruh proses, mulai dari desain, filosofi, hingga simulasi implementasinya, dikerjakan dengan sungguh-sungguh, bukan sekadar basa-basi. Terlihat jelas bahwa para desainer bekerja dengan ilmu dan hati. Kelima karya yang dipresentasikan hari ini punya potensi yang luar biasa,” kata Menteri Ekraf Teuku Riefky dilansir dari ANTARA.

Sayembara logo HUT ke-80 RI merupakan bentuk kolaborasi antara Kemensetneg, ADGI, dan Kementerian Ekraf yang telah dibuka pada tanggal 23 Mei – 1 Juni 2025 untuk para desainer grafis profesional dari berbagai daerah.

Melalui kurasi yang cukup ketat, dari total 245 submisi, terpilih 5 desain logo terbaik untuk dipresentasikan di hadapan para juri. Saat ini, proses sedang memasuki tahap pemilihan desain logo terbaik, yang akan dilanjutkan dengan tahap sosialisasi satu desain terpilih pada bulan Juli 2025.

Selain menjadi panggung bagi para pegiat kreatif untuk menunjukkan kemampuannya, sayembara ini juga menegaskan komitmen Kemenekraf dalam mendorong pengembangan talenta kreatif melalui kolaborasi lintas kementerian dan sinergi dengan asosiasi profesi nasional.

Baca Juga :  BRI CreatorFest 2024: Para Juara Kreatif Resmi Diumumkan

Wamen Ekraf Irene Umar turut menilai keberhasilan para finalis dalam menyampaikan pesan yang kompleks dan mendalam melalui karya yang sederhana merupakan pencapaian yang patut diakui.

Menurut dia desain grafis merupakan salah satu subsektor yang memiliki keunikan sendiri karena setiap coretannya memiliki makna.

“Kami sangat mengapresiasi para finalis karena ini bukan hanya soal pengorbanan waktu, tapi juga pengorbanan mental. Awalnya, mungkin logo-logo ini terlihat seperti visual biasa. Tapi lewat presentasi yang disampaikan, kalian berhasil ‘meniupkan napas’ ke dalamnya, membuat logo-logo itu menjadi hidup dan bermakna,” kata Wamen Ekraf Irene.

Dalam proses pemilihan, berbagai pertimbangan menjadi fokus para penilai, mulai dari orisinalitas hingga kekuatan narasi visual yang dihadirkan para finalis. Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif sekaligus penilai pada acara tersebut, Yovie Widiyanto, mengapresiasi karya-karya yang dipresentasikan dan menggarisbawahi tantangan dalam memilih yang terbaik di antara banyaknya desain berkualitas.

“Satu hal yang menjadi perhatian kami adalah menghindari kemiripan dengan desain-desain sebelumnya. Kami mencari sesuatu yang benar-benar baru dan berbeda. Dari cerita para finalis, karya-karya yang masuk luar biasa bagus. Tiap karya punya cerita yang unik dan memberikan kekuatan tersendiri. Terima kasih karena telah membuat proses penilaian jadi menantang. Selamat, karena bagi kami, Anda semua adalah pemenang,” kata Yovie.

Baca Juga :  Jika Dikelola dengan Baik, Budaya Bisa Jadi Penggerak Utama Sektor Pariwisata dan UMKM

Sementara itu, Wakil Menteri Sekretariat Negara (Wamensesneg) Juri Ardiyantoro menyoroti pentingnya aspek filosofis yang terkandung dalam desain logo yang akan terpilih. Menurutnya, sebuah logo bukan sekadar elemen visual, melainkan harus mampu merepresentasikan nilai-nilai kebangsaan dan semangat kemerdekaan secara utuh.

“Dalam perancangan logo, aspek kenegaraan tidak boleh diabaikan. Desain harus merepresentasikan identitas nasional, nilai sejarah, dan semangat persatuan, termasuk penggunaan elemen seperti warna merah-putih yang menjadi simbol utama bangsa,” ujar Wamensesneg Juri.

Ketua Umum ADGI Ritchie Ned Hansel menilai keikutsertaan desainer grafis dan apresiasi dari negara untuk para desainer grafis merupakan ‘lebaran’-nya para desainer dan berharap kerja sama antara asosiasi dan pemerintah yang telah berjalan selama 10 tahun ini bisa terus dilanjutkan.

“Kita buktikan di sini kalau pemerintah itu secara transparan bisa mengapresiasi industri desain dengan baik dengan mengadakan proses sayembara sesuai dengan Kode Etik Profesi Desainer Grafis Indonesia,” ungkap Ritchie. (ant)

PROKALTENG.CO – Kementerian Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Sekretariat Negara dan Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI) mengapresiasi kerja keras para finalis dalam menghadirkan narasi kebangsaan lewat identitas visual desain logo Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia yang representatif dan bermakna.

“Kami melihat bahwa seluruh proses, mulai dari desain, filosofi, hingga simulasi implementasinya, dikerjakan dengan sungguh-sungguh, bukan sekadar basa-basi. Terlihat jelas bahwa para desainer bekerja dengan ilmu dan hati. Kelima karya yang dipresentasikan hari ini punya potensi yang luar biasa,” kata Menteri Ekraf Teuku Riefky dilansir dari ANTARA.

Sayembara logo HUT ke-80 RI merupakan bentuk kolaborasi antara Kemensetneg, ADGI, dan Kementerian Ekraf yang telah dibuka pada tanggal 23 Mei – 1 Juni 2025 untuk para desainer grafis profesional dari berbagai daerah.

Melalui kurasi yang cukup ketat, dari total 245 submisi, terpilih 5 desain logo terbaik untuk dipresentasikan di hadapan para juri. Saat ini, proses sedang memasuki tahap pemilihan desain logo terbaik, yang akan dilanjutkan dengan tahap sosialisasi satu desain terpilih pada bulan Juli 2025.

Selain menjadi panggung bagi para pegiat kreatif untuk menunjukkan kemampuannya, sayembara ini juga menegaskan komitmen Kemenekraf dalam mendorong pengembangan talenta kreatif melalui kolaborasi lintas kementerian dan sinergi dengan asosiasi profesi nasional.

Baca Juga :  BRI CreatorFest 2024: Para Juara Kreatif Resmi Diumumkan

Wamen Ekraf Irene Umar turut menilai keberhasilan para finalis dalam menyampaikan pesan yang kompleks dan mendalam melalui karya yang sederhana merupakan pencapaian yang patut diakui.

Menurut dia desain grafis merupakan salah satu subsektor yang memiliki keunikan sendiri karena setiap coretannya memiliki makna.

“Kami sangat mengapresiasi para finalis karena ini bukan hanya soal pengorbanan waktu, tapi juga pengorbanan mental. Awalnya, mungkin logo-logo ini terlihat seperti visual biasa. Tapi lewat presentasi yang disampaikan, kalian berhasil ‘meniupkan napas’ ke dalamnya, membuat logo-logo itu menjadi hidup dan bermakna,” kata Wamen Ekraf Irene.

Dalam proses pemilihan, berbagai pertimbangan menjadi fokus para penilai, mulai dari orisinalitas hingga kekuatan narasi visual yang dihadirkan para finalis. Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif sekaligus penilai pada acara tersebut, Yovie Widiyanto, mengapresiasi karya-karya yang dipresentasikan dan menggarisbawahi tantangan dalam memilih yang terbaik di antara banyaknya desain berkualitas.

“Satu hal yang menjadi perhatian kami adalah menghindari kemiripan dengan desain-desain sebelumnya. Kami mencari sesuatu yang benar-benar baru dan berbeda. Dari cerita para finalis, karya-karya yang masuk luar biasa bagus. Tiap karya punya cerita yang unik dan memberikan kekuatan tersendiri. Terima kasih karena telah membuat proses penilaian jadi menantang. Selamat, karena bagi kami, Anda semua adalah pemenang,” kata Yovie.

Baca Juga :  Jika Dikelola dengan Baik, Budaya Bisa Jadi Penggerak Utama Sektor Pariwisata dan UMKM

Sementara itu, Wakil Menteri Sekretariat Negara (Wamensesneg) Juri Ardiyantoro menyoroti pentingnya aspek filosofis yang terkandung dalam desain logo yang akan terpilih. Menurutnya, sebuah logo bukan sekadar elemen visual, melainkan harus mampu merepresentasikan nilai-nilai kebangsaan dan semangat kemerdekaan secara utuh.

“Dalam perancangan logo, aspek kenegaraan tidak boleh diabaikan. Desain harus merepresentasikan identitas nasional, nilai sejarah, dan semangat persatuan, termasuk penggunaan elemen seperti warna merah-putih yang menjadi simbol utama bangsa,” ujar Wamensesneg Juri.

Ketua Umum ADGI Ritchie Ned Hansel menilai keikutsertaan desainer grafis dan apresiasi dari negara untuk para desainer grafis merupakan ‘lebaran’-nya para desainer dan berharap kerja sama antara asosiasi dan pemerintah yang telah berjalan selama 10 tahun ini bisa terus dilanjutkan.

“Kita buktikan di sini kalau pemerintah itu secara transparan bisa mengapresiasi industri desain dengan baik dengan mengadakan proses sayembara sesuai dengan Kode Etik Profesi Desainer Grafis Indonesia,” ungkap Ritchie. (ant)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/