JAKARTA, PROKALTENG.CO – Inflasi berpotensi terjadi imbas kenaikan harga beras di pasar tradisional dan pasar modern. Anggota DPR RI Mukhtarudin mengatakan pemerintah harus menyusun langkah untuk mencegah terjadinya inflasi di Indonesia.
“Ya, utamanya akibat kenaikan harga beras di pasaran, dikarenakan setiap kenaikan 1 persen harga beras akan menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen sampai dengan 0,04 persen,” tutur Mukhtarudin, Sabtu, 17 Februari 2024.
Kendati demikian, politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini menjelaskan seiring dengan upaya menstabilkan harga beras di pasaran, pemerintah juga turut memperhatikan potensi terjadinya inflasi.
“Juga memproyeksikan dampak-dampak yang berpotensi terjadi, guna meminimalisir risiko buruk imbas inflasi tersebut,” imbuh Mukhtarudin.
Selain itu, Anggota Banggar DPR RI ini mengatakan pemerintah mesti mempersiapkan kebijakan moneter yang tepat guna mengantisipasi dampak dari inflasi akibat kenaikan harga beras tersebut.
“Artinya, dengan terlebih dahulu memperkirakan besaran inflasi yang berpotensi terjadi, sehingga angka inflasi masih dapat diatasi secara maksimal,” pungkas Mukhtarudin.
Diketahui, Presiden Jokowi pada Jumat (16/2) mengaku harga beras belum beranjak turun dan di atas harga eceran tertinggi (HET). Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun membeberkan alasan adanya kelangkaan dan kenaikan harga beras di pasar.
Jokowi menyebut harga beras yang berada di atas harga normal saat ini disebabkan oleh belum masuknya hasil panen. Selain itu, jalur distribusinya juga terganggu oleh banjir di sejumlah daerah seperti di Demak dan Grobogan.
“Tapi saya kira sudah diselesaikan lewat pengiriman dari Bulog juga ke daerah, Bulog ke Pasar Induk Cipinang,” tandas Jokowi.
Hal senada juga disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan alasan yang memicu terjadinya kenaikan harga beras di Indonesia, salah satunya ialah harga pangan dunia yang juga sedang meningkat.
“Kalau harga beras melonjak itu bukan di Indonesia, di seluruh dunia. Di seluruh dunia memang harga pangan sedang meningkat,” kata Erick saat meninjau ketersediaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Klender, Jakarta Timur, Senin, kemarin.
Erick pun menyebut faktor yang menyebabkan harga pangan naik, yakni kondisi geopolitik dunia seperti perang yang terjadi di beberapa negara.
“Kenapa naik? karena tentu situasi geopolitik yang terjadi ada peperangan di beberapa negara, ada juga penjajahan di saudara kita di Gaza (Palestina), memang dinamika ini terjadi,” tutur Erick. (tim)