25.4 C
Jakarta
Sunday, September 29, 2024

Mukhtarudin Ajak Generasi Muda Manfaatkan Bonus Demografi Dengan Wirausaha

JAKARTA – Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) DPR RI Mukhtarudin mendorong penciptaan wirausaha bagi generasi muda untuk memanfaatkan bonus demografi Indonesia yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 mendatang.

Artinya, menurut Mukhtarudin kewirausahaan juga bisa menjadi jalan yang tepat sebagai langkah penting dalam membangun perekonomian yang kuat.

Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini bilang bonus demografi apabila dapat dimanfaatkan secara optimal, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

“Bonus demografi tentu kita dorong, salah satu caranya dengan menumbuhkan semangat kewirausahaan generasi muda bangsa,” tandas Mukhtarudin, Selasa 11 Juni 2024.

Mengingat, kata Mukharudin Indonesia saat ini perlu meningkatan daya saing di tengah pertarungan pasar bebas, baik pada tingkat regional maupun global.

“Salah satunya dengan memacu penumbuhan wirausaha dan pembangunan industri nasional, yang memerlukan sinergi aksi dari seluruh bangsa, termasuk kontribusi generasi muda,” beber Mukhtarudin.

Baca Juga :  Aleg Golkar Mukharudin Ajak Masyarakat Hindari Praktik Polarisasi Saat Pemilu 2024

Indonesia diprediksi mendapatkan bonus demografi pada tahun 2020-2030. Bonus demografi adalah jumlah angkatan kerja dengan usia 15-64 tahun mencapai 70 persen. Sedangkan, 30 persen penduduknya berusia tidak produktif, yaitu usia 14 tahun ke bawah dan di atas 65 tahun.

“Penduduk kita yang akan masuk usia produktif, harus disikapi dengan tersedianya iklim usaha yang sehat,” imbuh Mukhtarudin.

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menerbitkan Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional.

Anggota Komisi VII DPR RI ini pun berharap Perpres tersebut bisa mendorong lebih banyak lagi lahirnya wirausahawan, dari saat ini sekitar 3,47 persen atau sekitar 8,2 juta wirausahawan menjadi 3,95 hingga 4 persen dari total penduduk Indonesia.

Diketahui, rasio kewirausahaan di Indonesia yang saat ini berkisar pada 3,47 persen dari total penduduk Indonesia, masih kalah jauh dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.

Baca Juga :  Mukhtarudin Dukung Pemerintah Reformasi Subsidi Bidang Energi

“Di Singapura saja, rasio wirausahanya sudah mencapai 8,76 persen, Thailand 4,26 persen, dan Malaysia mencapai 4,74 persen,” kata Mukhtarudin.

Rendahnya tingkat kewirausahaan di Indonesia juga tercermin dari data Global Enterpreneurship Monitor (GEM) tahun 2022 yang menyatakan bahwa persentase individu dewasa di Indonesia yang terlibat dalam aktivitas wirausaha melalui total early entrepreneurial activity berada pada peringkat ke-36 dari 49 negara.

Untuk itu, peraih penghargaan Tokoh peduli Daerah Terbaik Teropong Parlemen Award 2023 ini menegaskan butuh berbagai terobosan dan langkah strategis lain dari pemerintah untuk meningkatkan jumlah wirausahawan nasional.

“Ya, tentu dengan menyiapkan lebih banyak program pelatihan, dukungan akses pembiayaan yang murah, hingga pendampingan untuk UMKM naik kelas, serta penguatan daya saing IKM dan sentra IKM,” pungkas Mukhtarudin. (tim)

JAKARTA – Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) DPR RI Mukhtarudin mendorong penciptaan wirausaha bagi generasi muda untuk memanfaatkan bonus demografi Indonesia yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 mendatang.

Artinya, menurut Mukhtarudin kewirausahaan juga bisa menjadi jalan yang tepat sebagai langkah penting dalam membangun perekonomian yang kuat.

Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini bilang bonus demografi apabila dapat dimanfaatkan secara optimal, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

“Bonus demografi tentu kita dorong, salah satu caranya dengan menumbuhkan semangat kewirausahaan generasi muda bangsa,” tandas Mukhtarudin, Selasa 11 Juni 2024.

Mengingat, kata Mukharudin Indonesia saat ini perlu meningkatan daya saing di tengah pertarungan pasar bebas, baik pada tingkat regional maupun global.

“Salah satunya dengan memacu penumbuhan wirausaha dan pembangunan industri nasional, yang memerlukan sinergi aksi dari seluruh bangsa, termasuk kontribusi generasi muda,” beber Mukhtarudin.

Baca Juga :  Aleg Golkar Mukharudin Ajak Masyarakat Hindari Praktik Polarisasi Saat Pemilu 2024

Indonesia diprediksi mendapatkan bonus demografi pada tahun 2020-2030. Bonus demografi adalah jumlah angkatan kerja dengan usia 15-64 tahun mencapai 70 persen. Sedangkan, 30 persen penduduknya berusia tidak produktif, yaitu usia 14 tahun ke bawah dan di atas 65 tahun.

“Penduduk kita yang akan masuk usia produktif, harus disikapi dengan tersedianya iklim usaha yang sehat,” imbuh Mukhtarudin.

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menerbitkan Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional.

Anggota Komisi VII DPR RI ini pun berharap Perpres tersebut bisa mendorong lebih banyak lagi lahirnya wirausahawan, dari saat ini sekitar 3,47 persen atau sekitar 8,2 juta wirausahawan menjadi 3,95 hingga 4 persen dari total penduduk Indonesia.

Diketahui, rasio kewirausahaan di Indonesia yang saat ini berkisar pada 3,47 persen dari total penduduk Indonesia, masih kalah jauh dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.

Baca Juga :  Mukhtarudin Dukung Pemerintah Reformasi Subsidi Bidang Energi

“Di Singapura saja, rasio wirausahanya sudah mencapai 8,76 persen, Thailand 4,26 persen, dan Malaysia mencapai 4,74 persen,” kata Mukhtarudin.

Rendahnya tingkat kewirausahaan di Indonesia juga tercermin dari data Global Enterpreneurship Monitor (GEM) tahun 2022 yang menyatakan bahwa persentase individu dewasa di Indonesia yang terlibat dalam aktivitas wirausaha melalui total early entrepreneurial activity berada pada peringkat ke-36 dari 49 negara.

Untuk itu, peraih penghargaan Tokoh peduli Daerah Terbaik Teropong Parlemen Award 2023 ini menegaskan butuh berbagai terobosan dan langkah strategis lain dari pemerintah untuk meningkatkan jumlah wirausahawan nasional.

“Ya, tentu dengan menyiapkan lebih banyak program pelatihan, dukungan akses pembiayaan yang murah, hingga pendampingan untuk UMKM naik kelas, serta penguatan daya saing IKM dan sentra IKM,” pungkas Mukhtarudin. (tim)

Terpopuler

Artikel Terbaru