JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN tahun 2024 akan lebih besar dari target yang telah ditetapkan.
Anggota Banggar DPR RI Mukhtarudin mendorong Kemenkeu melakukan upaya perbaikan perekonomian sebagai strategi yang dapat menekan angka defisit APBN di tahun 2024.
“Artinya, strategi Kemenkeu untuk mengatasinya itu diharapkan dalam jangka waktu kurang lebih satu semester mendatang,” tandas Mukhtarudin, Selasa 9 Juli 2024.
Informasi Kemenkeu, bahwa di penghujung tahun 2024, defisit APBN diprediksi mencapai Rp609,7 triliun atau setara 2,7 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
“Angka itu lebih tinggi dari yang ditetapkan dalam APBN, yakni defisit sebesar Rp522,8 triliun atau setara 2,29 persen terhadap PDB,” imbuh Mukhtarudin.
Mesti demikian, Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) ini berharap pemerintah mengevaluasi penyebab sebagian besar pos pendapatan negara yang tidak mencapai target itu.
“Mengingat hal tersebut menjadi pemicu meningkatnya defisit APBN di tahun 2024,” beber Mukhtarudin.
Mukharudin berharap, agar evaluasi tersebut nantinya dapat membawa perbaikan di tahun anggaran mendatang, sehingga tidak terjadi kembali defisit APBN.
Politisi Golkar Dapil Kalimantan ini bilang pemerintah harus berupaya meningkatkan penerimaan pajak tanpa membebani perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu.
“Juga melakukan langkah lainnya agar defisit APBN 2024 bisa lebih ditekan, dan tidak melebih ambang batas aman,” ujar Mukhtarudin.
Lebih lanjut, Anggota Komisi VII DPR RI berharap pemerintah menjamin agar proyeksi defisit APBN ini tidak menjadi alasan untuk dilakukannya kenaikan harga-harga yang diatur oleh pemerintah.
“Terutama terhadap kebutuhan pokok masyarakat saat ini,” pungkas Mukhtarudin.
Diketahui, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memproyeksi defisit APBN 2024 mencapai Rp609,7 triliun pada akhir tahun ini hingga mencapai 2,7 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Defisit tersebut terjadi karena tingginya belanja negara. Tercatat belanja negara diproyeksi mencapai Rp3.412,2 triliun sepanjang 2024.
Belanja negara itu juga mencapai 102,6 persen dari target APBN 2024 yang sebesar Rp3.325,1 triliun.
Sementara, pendapatan negara diproyeksi hanya sebesar Rp2.802,5 triliun. Angka ini sesuai dengan target di APBN 2024.
“Dengan outlook pendapatan dan belanja tersebut, kami memproyeksikan APBN 2024 akan ditutup dengan defisit dari keseimbangan primer mencapai Rp110,8 triliun dan defisit total mencapai Rp609,7 triliun,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. (tim)