JAKARTA – Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) Mukharudin mengatakan pembangunan ekosistem digital adalah sangat dibutuhkan saat ini dan menjadi hal penting untuk mendukung percepatan transformasi digital Indonesia.
Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini menyampaikan hal itu menanggapi Presiden Joko Widodo yang menegaskan potensi peluang ekonomi digital Indonesia akan tumbuh 4 kali lipat di tahun 2030 mendatang.
Artinya, Anggota Komisi VII DPR RI ini mengaku program akselerasi transformasi digital di tanah air menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan karena mampu memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dari sektor digital.
“Ini saya kira ekosistem ekonomi dan keuangan digital Indonesia telah mengalami kemajuan pesat,” tandas Mukhtarudin, Jumat 2 Agustus 2024.
Hal ini juga, lanjut Mukhtarudin, diperkuat oleh data kolaborasi riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022 yang menyebutkan bahwa Indonesia berhasil mendapatkan nilai ekonomi digital sebesar USD77 miliar atau sekitar Rp1.189 triliun.
Jika didukung oleh pertumbuhan pelaku ekosistem digital yang masif, maka ekonomi digital Indonesia diprediksi akan tumbuh sampai USD220 miliar-USD360 miliar (Rp3.397 triliun-Rp5.559 triliun) pada 2030.
“DPR RI tentu berharap ekosistem digital ke depannya mampu turut menjadi lokomotif penggerak pertumbuhan ekonomi secara nasional,” pungkas Mukhtarudin.
Teknologi Digital Indonesia Naik Signifikan
Diketahui, beberapa pencapaian Indonesia di tingkat global seperti kenaikan 11 peringkat pada World Digital Competitiveness Ranking (dari peringkat ke-56 pada 2019 menjadi peringkat ke-45 pada 2023).
Peringkat ke-6 untuk start-up secara global, memiliki start-up inovatif terbanyak atau peringkat ke-1 di ASEAN, serta memiliki 15 unicorn dan 2 decacorn yang sudah mendunia.
Presiden Joko Widodo yang hadir secara langsung dalam acara Opening Ceremony Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024, Kamis 1 Agustus 2024, pembayaran digital akan tumbuh 2,5 kali lipat di tahun 2030 mencapai USD760 bilion.
Selain itu, kata Presiden Jokowi, Jumlah digital UMKM juga sangat besar, 64 juta yang akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital dan pembayaran digital.
“Sehingga saya titip, transformasi digital itu harus inklusif, harus berkeadilan. Masyarakat di pinggiran, masyarakat ekonomi lapisan bawah, ekonomi mikro, UMKM, semuanya harus mendapatkan akses dan kesempatan yang sama. Harus mendapatkan perlindungan yang sama. Saya minta kepada OJK dan BI untuk meningkatkan perlindungan masyarakat di sektor ekonomi digital,” ujar Presiden Joko Widodo.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kesempatan yang sama juga menyampaikan bahwa Indonesia saat ini merupakan peringkat ke-2 negara dengan tujuan investasi digital terbesar di ASEAN atau sebesar USD21,97 miliar.
“E-commerce Indonesia menyumbang 40% pangsa pasar di ASEAN, tahun 2023 kita mencapai USD77 miliar. Dan juga tentu bonus demografi yang sangat mempunyai kemampuan teknologi ini 53% (dari populasi),” ujar Menko Airlangga.
Airlangga berharap dukungan dan fondasi yang kokoh sangat diperlukan untuk memastikan laju lokomotif ekonomi digital tetap stabil dan memberikan manfaat maksimal seperti infrastruktur digital yang merata.
“Talenta digital yang unggul dan adaptif, dukungan penuh bagi start-up dan UMKM, serta regulasi yang adaptif dan melindungi. Penguatan fondasi juga harus diikuti dengan peningkatan inklusi keuangan guna mendukung ketercapaian target inklusi keuangan,” ujar Airlangga.
Adapun, langkah akselerasi digital ini menjadi fokus untuk inovasi dan investasi ke depan dengan dua hal.
Pertama, hilirisasi dari semikonduktor. Indonesia sudah dipilih oleh Amerika dalam Indo Pasific Economic Framework (IPEF) menjadi tujuh negara yang menjadi prioritas dan akan di-placement ITSI Fund. Fund khusus untuk semikonduktor.
“Yang kedua, ekosistem artificial intelligence, ini untuk peningkatan R&D dan juga tentunya menjadi masuk dalam beberapa kabupaten yang menjadi zona inovasi yang juga mengembangkan futuristik teknologi,” ungkap Menko Airlangga.
Di akhir tahun 2023 lalu, Pemerintah juga telah menyelesaikan kebijakan Strategi Nasional Ekonomi Digital 2030 agar sektor digital dapat berkontribusi pada PDB Indonesia secara bertahap dan akan terus meningkat mencapai 20% pada tahun 2045. (tim)