PROKALTENG.CO-Badan PBB untuk Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut jika bantuan yang dipasok ke Jalur Gaza tak mencukupi bagi penduduk di wilayah tersebut saat pembatasan akses oleh Israel. Kondisi tersebut mengakibatkan 40 persen penduduk berisiko kelaparan.
UNRWA pun menyerukan kembali gencatan senjata kemanusiaan saat serangan udara intens Israel di Gaza yang telah berlangsung lebih dari 83 hari.
Pada kondisi penduduk Gaza yang berisiko kelaparan, Tentara Israel menembak ke arah iringan kendaraan yang membawa bantuan yang kembali dari Gaza Utara melalui jalur yang telah ditentukan militer Israel, Jumat (29/12).
“Tentara Israel menembaki konvoi bantuan saat kembali dari Gaza utara pada jalur yang telah ditentukan oleh militer Israel,” ujar Direktur UNRWA, Thomas White.
Ia mengatakan saat penembakan terjadi kepala konvoi internasional beserta timnya tidak mengalami cedera. Namun, satu kendaraan rusak.
“Pekerja bantuan seharusnya tidak menjadi target,” tekannya.
Mengutip dari Antara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memberikan narasi yang sama pada (27/12).
WHO mengkhawatirkan puluhan ribu pengungsi yang menghindari serangan Israel di wilayah Jalur Gaza.
“WHO sangat khawatir gelombang pengungsi baru tersebut akan semakin membebani fasilitas-fasilitas kesehatan di selatan (Jalur Gaza), yang telah kewalahan dalam memenuhi kebutuhan populasi yang sangat besar,” kata Perwakilan WHO, Richard Peeperkorn.
Kelangkaan makanan menjadi persoalan akut di wilayah Gaza. Kondisi ini juga mengakibatkan masyarakat Gaza menghadang konvoi bantuan dengan harapan mendapatkan makanan.
“Perpindahan warga secara paksa tersebut juga akan menyebabkan lebih banyak overcrowding (kelebihan penghuni), meningkatkan risiko penyakit menular, dan mempersulit pengiriman bantuan kemanusiaan,” imbuh Peeperkorn. (ant/jpc/hnd)