29.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

CEO OnlyFans Diminta Bersaksi Perihal Kejahatan Seksual di Ranah Digital

CEO OnlyFans Diminta Bersaksi Perihal Kejahatan Seksual di Ranah Digital

CEO OnlyFans diminta hadir di Majelis Nasional Korea Selatan. (The Korea Times)

CEO OnlyFans, Keily Blair dimasukkan ke dalam daftar saksi yang dipanggil ke Majelis Nasional Korea Selatan, untuk menjalani pemeriksaan di bulan depan. Menurut Komite Sains, TIK, Penyiaran, dan Komunikasi Majelis, mereka akan memanggil total 108 saksi untuk audit yang akan datang.

Keily Blair termasuk dalam daftar saksi untuk audit Komisi Komunikasi, pada tanggal 7 Oktober 2024 di Korea Selatan, dikutip dari The Korea Times. Kepala platform streaming yang ramah akan konten pornografi yang berbasis di London ini, diminta untuk menghadiri audit bersama CEO Baek Seung Jae dari Fantrie.

Baca Juga :  Donald Trump Segera Larang TikTok di Amerika Serikat

Fantrie merupakan platform streaming di Korea Selatan yang mirip dengan OnlyFans, untuk memberikan kesaksian tentang penggunaan platform mereka dalam kasus kejahatan seks digital.

Tidak biasa bagi anggota parlemen Korea Selatan, untuk meminta CEO perusahaan global untuk menghadiri audit Majelis Nasional meskipun, para manajer negara dari perusahaan teknologi besar Amerika Serikat telah dipanggil hampir setiap tahun.

Para petinggi tersebut adalah eksekutif senior dari kantor Google, Apple, Meta, dan Netflix di Korea Selatan telah dimasukkan ke dalam daftar saksi tahun ini. Mengingat OnlyFans tidak memiliki kantor di Korea Selatan, dimana pornografi merupakan hal yang ilegal, Blair diperkirakan tidak akan menerima permintaan anggota parlemen.

Baca Juga :  Pasien ‘Zero’ Covid-19 Tinggal Dekat Lab Wuhan, Virus Diduga Bocor

Namun, masih harus dilihat apakah penyedia layanan streaming akan menanggapi kekhawatiran publik Korea Selatan tentang kejahatan seks digital. “Deepfake yang bisa dibuat dalam waktu dua detik, hanya dengan beberapa klik dapat menyebar secara online dengan cepat, setelah diunggah.”

“Korea harus membuat platform asing bertanggung jawab atas kejahatan seks digital,” kata Hwang Jung, seorang anggota parlemen dari Partai Demokratik Korea. OnlyFans tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar perihal pemanggilan ini.(jpc)

CEO OnlyFans Diminta Bersaksi Perihal Kejahatan Seksual di Ranah Digital

CEO OnlyFans diminta hadir di Majelis Nasional Korea Selatan. (The Korea Times)

CEO OnlyFans, Keily Blair dimasukkan ke dalam daftar saksi yang dipanggil ke Majelis Nasional Korea Selatan, untuk menjalani pemeriksaan di bulan depan. Menurut Komite Sains, TIK, Penyiaran, dan Komunikasi Majelis, mereka akan memanggil total 108 saksi untuk audit yang akan datang.

Keily Blair termasuk dalam daftar saksi untuk audit Komisi Komunikasi, pada tanggal 7 Oktober 2024 di Korea Selatan, dikutip dari The Korea Times. Kepala platform streaming yang ramah akan konten pornografi yang berbasis di London ini, diminta untuk menghadiri audit bersama CEO Baek Seung Jae dari Fantrie.

Baca Juga :  Donald Trump Segera Larang TikTok di Amerika Serikat

Fantrie merupakan platform streaming di Korea Selatan yang mirip dengan OnlyFans, untuk memberikan kesaksian tentang penggunaan platform mereka dalam kasus kejahatan seks digital.

Tidak biasa bagi anggota parlemen Korea Selatan, untuk meminta CEO perusahaan global untuk menghadiri audit Majelis Nasional meskipun, para manajer negara dari perusahaan teknologi besar Amerika Serikat telah dipanggil hampir setiap tahun.

Para petinggi tersebut adalah eksekutif senior dari kantor Google, Apple, Meta, dan Netflix di Korea Selatan telah dimasukkan ke dalam daftar saksi tahun ini. Mengingat OnlyFans tidak memiliki kantor di Korea Selatan, dimana pornografi merupakan hal yang ilegal, Blair diperkirakan tidak akan menerima permintaan anggota parlemen.

Baca Juga :  Pasien ‘Zero’ Covid-19 Tinggal Dekat Lab Wuhan, Virus Diduga Bocor

Namun, masih harus dilihat apakah penyedia layanan streaming akan menanggapi kekhawatiran publik Korea Selatan tentang kejahatan seks digital. “Deepfake yang bisa dibuat dalam waktu dua detik, hanya dengan beberapa klik dapat menyebar secara online dengan cepat, setelah diunggah.”

“Korea harus membuat platform asing bertanggung jawab atas kejahatan seks digital,” kata Hwang Jung, seorang anggota parlemen dari Partai Demokratik Korea. OnlyFans tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar perihal pemanggilan ini.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru