PROKALTENG.CO-Konflik berdarah antara Iran dan Israel resmi berhenti sejak 24 Juni 2025 melalui gencatan senjata yang difasilitasi Amerika Serikat.
Namun, kedua negara kini mulai berhitung dampak kerusakan perang yang terjadi selama 12 hari sejak 13 Juni lalu.
Pemerintah Iran menyebut kerusakan perang akibat serangan udara Israel dan Amerika Serikat sangat serius.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa penilaian dampak kerusakan tengah dilakukan oleh para ahli dari Organisasi Energi Atom Iran.
“Penilaian secara rinci atas kerusakan sedang dilakukan, terutama pada instalasi nuklir kami di Fordo, Natanz, dan Isfahan,” kata Araghchi, dikutip dari Al Arabiya, Jumat (27/6).
Iran dan Israel Mulai Hitung Kerusakan Perang
Selama konflik, data Kementerian Kesehatan Iran mencatat sebanyak 606 orang tewas dan 5.332 lainnya luka-luka.
Wilayah yang terdampak meliputi instalasi militer, bandara, hingga area pemukiman warga.
Kerusakan diperparah setelah Amerika Serikat menggempur tiga fasilitas nuklir penting Iran.
Serangan udara itu menyasar Fordo, Natanz, dan Isfahan, dan menjadi pukulan berat bagi program nuklir Iran.
Sebaliknya, Iran membalas dengan rudal dan drone yang mengarah ke beberapa titik strategis di Israel.
Berdasarkan data dari Universitas Ibrani Yerusalem, sebanyak 29 warga Israel tewas dan lebih dari 3.400 lainnya luka-luka akibat serangan balasan Iran.
Israel Tutup Informasi Kerusakan Demi Keamanan Nasional
Sementara itu, pemerintah Israel juga mulai berhitung dampak kerusakan perang dengan Iran.
Meski mengakui lebih dari 50 rudal menghantam wilayahnya, Israel melarang publikasi detail kerusakan dengan dalih keamanan nasional.
Laporan AFP menyebutkan, bahkan media nasional Israel yang berstatus plat merah pun wajib meminta izin militer sebelum meliput lokasi terdampak rudal Iran.
Menurut Profesor Jerome Bourdon, pakar sosiologi media dari Universitas Tel Aviv, larangan publikasi ini bukan hal baru.
“Anda tidak ingin memberitahu musuh di mana rudal mereka jatuh, itu bisa meningkatkan akurasi mereka di masa depan,” jelasnya.
Israel lebih fokus menyampaikan keberhasilan pertahanan, strategi yang dinilai sebagai cara untuk membalikkan narasi.
Iran Tegas Tolak Perundingan Baru
Meski gencatan senjata sudah berlaku, Iran menolak klaim Amerika Serikat bahwa negosiasi lanjutan akan segera digelar.
“Tidak ada kesepakatan, pengaturan, atau pembicaraan yang telah dibuat untuk memulai perundingan baru,” tegas Araghchi kepada Anadolu Agency.
Perang ini menjadi pengingat betapa mahalnya harga konflik. Ribuan nyawa melayang, puluhan ribu luka, dan kerusakan perang antara Iran dan Israel menimbulkan luka yang tak mudah sembuh. (jpg)