Singapura akan menutup semua bar dan tempat
hiburan seperti klub malam, diskotik, bioskop, teater dan tempat karaoke. Hal
itu mulai dilakukan pada Kamis (26/3) pukul 23.59 waktu setempat hingga 30
April mendatang guna mengendalikan penyebaran korona (Covid-19).
Satuan tugas lintas kementerian Singapura
menyatakan bahwa mereka akan membatasi pertemuan di luar pekerjaan dan sekolah
hingga 10 orang untuk mencegah risiko penularan lokal korona lebih lanjut.
Pertunjukan di dalam dan luar ruangan di
sejumlah objek wisata, tur kelompok di museum, dan acara penjualan di atrium
terbuka akan ditangguhkan. Satuan tugas tersebut memperingatkan bahwa mal dan
tempat-tempat wisata bisa dikenakan sanksi tambahan jika kedapatan menjadi
tempat penularan korona dan terbukti tidak mematuhi aturan ini.
Semua acara dan pertemuan massa (seperti
konferensi, pameran, festival, konser, acara olahraga dan pameran dagang) harus
ditunda atau dibatalkan, terlepas dari skalanya. Ini merupakan langkah yang
lebih ketat dari persyaratan sebelumnya dengan semua acara dan pertemuan
dibatasi hingga kurang dari 250 peserta.
Satuan tugas tersebut mengatakan tempat-tempat
umum lainnya seperti mal retail, museum dan objek wisata, di mana kontak
terjadi lebih singkat, mungkin tetap dibuka. Tetapi para operator perlu
memastikan bahwa tempat tersebut tidak dikunjungi lebih dari satu orang per 16
meter persegi dari ruang yang dapat digunakan.
â€Langkah ini akan secara signifikan mengurangi
kepadatan kerumunan di tempat-tempat tersebut, terutama selama periode puncak,â€
terang pernyataan itu seperti dikutip Antara dari Xinhua.
Semua kelas kuliah dan pengayaan berbasis
pusat akan ditangguhkan, begitu juga dengan semua layanan keagamaan dan
kongregasi.
Namun, tempat-tempat ibadah dapat tetap dibuka
untuk ibadah pribadi dan ritual-ritual penting, dengan tunduk pada aturan skala
kelompok hingga 10 orang.
Penutupan dan pembatasan ini terjadi setelah
Singapura melaporkan 49 kasus baru korona pada Selasa (24/3), 32 di antaranya
merupakan kasus impor. Ini membuat total pasien yang terinfeksi di negara itu
menjadi 558 orang, kata Kementerian Kesehatan dalam laporan pembaruan informasi
hariannya. Hingga saat ini, terdapat total 156 kasus yang telah dinyatakan
sembuh.
Sebagian besar kasus impor tersebut memiliki
riwayat perjalanan ke Amerika Serikat dan Inggris.
Semakin banyak warga Singapura, termasuk siswa
Singapura yang jumlahnya cukup banyak, diperkirakan akan pulang pada
pekan-pekan mendatang sebagai respons atas pemberlakuan karantina wilayah
(lockdown) di negara-negara tersebut. (*)