26.5 C
Jakarta
Tuesday, November 26, 2024

Yekaterina Duntsova Siap Melawan Putin dalam Pemilihan Presiden Rusia 2024

Pemilihan Presiden Rusia direncanakan bergulir pada Maret 2024 mendatang. Presiden Rusia saat ini, Vladimir Putin juga berencana bakal kembali mencalonkan diri pada pemilu tersebut. Hingga kini belum ada sosok yang diyakini mampu melawan pemimpin yang telah menjabat dari 1999 tersebut.

Akan tetapi, seorang perempuan bernama Yekaterina Duntsova tiba-tiba muncul dan mengaku dirinya siap melawan Putin pada pemilihan Presiden Rusia mendatang. Siapakah dia?

Duntsova, 40, merupakan seorang aktivis antiperang dan mantan jurnalis TV. Pada Rabu (20/12) dia telah mengajukan namanya untuk mencalonkan diri dalam pemilu mendatang. Dia menyerahkan dokumen kepada pejabat di Komisi Pemilihan Umum Pusat untuk secara resmi mengikuti pemilu di mana kemenangan Putin secara luas dipandang sebagai kepastian baik oleh pendukung maupun penentangnya.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters bulan lalu, ia menyerukan diakhirinya konflik di Ukraina dan pembebasan tahanan politik termasuk pemimpin oposisi Alexei Navalny. Duntsova kini menghadapi rintangan besar untuk mendapatkan 300.000 tanda tangan yang mendukung pencalonannya, dari seluruh Rusia, pada 31 Januari 2024.

Baca Juga :  Stok Langka, Donor Sperma di China Dapat Rp10 Juta

Duntsova juga mengoreksi seorang reporter yang bertanya kepadanya apakah menurutnya pihak berwenang akan benar-benar mengizinkannya untuk mencalonkan diri. “Mengapa kita berbicara tentang izin jika ini adalah hak saya menurut hukum dan saya memiliki kemungkinan itu serta memiliki kualitas yang diperlukan untuk mengajukan diri?” jawab Duntsova.

“Kami hanya bergerak sesuai formula yang ditentukan oleh undang-undang federal, dan untuk itu kami tidak memerlukan izin siapa pun,” tambahnya.

Sebagai informasi, Putin, 71, telah menjabat sebagai presiden atau perdana menteri sejak 1999 dan sedang berupaya untuk masa jabatan enam tahun lagi. Hingga kini belum ada tokoh oposisi yang dapat menantangnya. Hal ini karena oposisi Navalny menjalani hukuman penjara total lebih dari 30 tahun dan kritikus terkemuka Kremlin lainnya sedang di balik jeruji besi atau di luar negeri karena risiko penangkapan.

Baca Juga :  Serangan Israel Senin Pagi Berlanjut, Hampir 200 Sipil Palestina Tewas

Sementara itu, pendukung Navalny menyebut proses tersebut palsu, dan mengatakan bahwa Kremlin, melalui komisi pemilihan, mengontrol siapa yang dapat mencalonkan diri dan dapat dengan mudah memanipulasi suara jika diperlukan dengan bantuan sistem pemungutan suara elektronik yang tidak jelas.

Kremlin menanggapi dengan mengatakan Putin akan menang karena ia mendapat dukungan publik yang luar biasa, dengan peringkat jajak pendapat sekitar 80 persen. Awal bulan ini Putin mengumumkan bahwa ia mencalonkan diri, akan tetapi sejauh ini belum ada kandidat lain yang secara resmi melamar.(jpc)

Pemilihan Presiden Rusia direncanakan bergulir pada Maret 2024 mendatang. Presiden Rusia saat ini, Vladimir Putin juga berencana bakal kembali mencalonkan diri pada pemilu tersebut. Hingga kini belum ada sosok yang diyakini mampu melawan pemimpin yang telah menjabat dari 1999 tersebut.

Akan tetapi, seorang perempuan bernama Yekaterina Duntsova tiba-tiba muncul dan mengaku dirinya siap melawan Putin pada pemilihan Presiden Rusia mendatang. Siapakah dia?

Duntsova, 40, merupakan seorang aktivis antiperang dan mantan jurnalis TV. Pada Rabu (20/12) dia telah mengajukan namanya untuk mencalonkan diri dalam pemilu mendatang. Dia menyerahkan dokumen kepada pejabat di Komisi Pemilihan Umum Pusat untuk secara resmi mengikuti pemilu di mana kemenangan Putin secara luas dipandang sebagai kepastian baik oleh pendukung maupun penentangnya.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters bulan lalu, ia menyerukan diakhirinya konflik di Ukraina dan pembebasan tahanan politik termasuk pemimpin oposisi Alexei Navalny. Duntsova kini menghadapi rintangan besar untuk mendapatkan 300.000 tanda tangan yang mendukung pencalonannya, dari seluruh Rusia, pada 31 Januari 2024.

Baca Juga :  Stok Langka, Donor Sperma di China Dapat Rp10 Juta

Duntsova juga mengoreksi seorang reporter yang bertanya kepadanya apakah menurutnya pihak berwenang akan benar-benar mengizinkannya untuk mencalonkan diri. “Mengapa kita berbicara tentang izin jika ini adalah hak saya menurut hukum dan saya memiliki kemungkinan itu serta memiliki kualitas yang diperlukan untuk mengajukan diri?” jawab Duntsova.

“Kami hanya bergerak sesuai formula yang ditentukan oleh undang-undang federal, dan untuk itu kami tidak memerlukan izin siapa pun,” tambahnya.

Sebagai informasi, Putin, 71, telah menjabat sebagai presiden atau perdana menteri sejak 1999 dan sedang berupaya untuk masa jabatan enam tahun lagi. Hingga kini belum ada tokoh oposisi yang dapat menantangnya. Hal ini karena oposisi Navalny menjalani hukuman penjara total lebih dari 30 tahun dan kritikus terkemuka Kremlin lainnya sedang di balik jeruji besi atau di luar negeri karena risiko penangkapan.

Baca Juga :  Serangan Israel Senin Pagi Berlanjut, Hampir 200 Sipil Palestina Tewas

Sementara itu, pendukung Navalny menyebut proses tersebut palsu, dan mengatakan bahwa Kremlin, melalui komisi pemilihan, mengontrol siapa yang dapat mencalonkan diri dan dapat dengan mudah memanipulasi suara jika diperlukan dengan bantuan sistem pemungutan suara elektronik yang tidak jelas.

Kremlin menanggapi dengan mengatakan Putin akan menang karena ia mendapat dukungan publik yang luar biasa, dengan peringkat jajak pendapat sekitar 80 persen. Awal bulan ini Putin mengumumkan bahwa ia mencalonkan diri, akan tetapi sejauh ini belum ada kandidat lain yang secara resmi melamar.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru