Lima warga negara Indonesia (WNI) diduga
disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Kejadian ini terus terulang. Sebelumnya Abu
Sayyaf telah menyandera tiga WNI. Sehingga, pemerintah Indonesia harus
bertindak untuk membebaskan para sandera.
Wakil Ketua Komisi I DPR, Abdul Kharis
Almasyhari meminta pemerintah menyelesaikan kasus tersebut. Sebab penculikan
WNI ini bukan pertama kali. “Kita tidak mau dimain-mainkan oleh mereka (Abu
Sayyaf). Jadi ada kesan penculikan ini selalu berulang,†ujar Abdul‎ kepada
wartawan, Rabu (22/1).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini
menilai, pemerintah perlu duduk bersama dengan pihak Malaysia dan Filipina.
Perundingan ini supaya kejadian penculikan tersebut tidak terulang lagi
kemudian hari. “Jadi itu yang paling penting mengantisipasi masalah. Karena ini
sudah berulang kali. Harus dihentikan, yang paling penting kita harus
melindungi WNI kita,†katanya.
Menurutnya, perlu ada strategi supaya
penyanderaan terhadap WNI ini tidak terulang lagi. Caranya melalui hubungan
diplomasi kepada negara tetangga. “Saya kira harus cari terobosan agar tujuan
mereka menyandera untuk mencari duit itu harus bisa dihentikan, sehingga mereka
tidak melakukan penyanderaan lagi,†ungkapnya.
Adapun lima WNI yang dicilik oleh Kelompok Abu
Sayyaf terjadi di perairan Tambisan, Tungku, Lahad Datu, Sabah, Malaysia‎.
Informasi penculikan berawal dari laporan hilangnya kapal ikan dengan nomor
registrasi SSK 00543/F. Di dalam kapal tersebut terdapat delapan WNI.
Kapal itu semula terlihat memasuki perairan
Tambisan, Lahad Datu, Sabah, Malaysia, dari arah Filipina pada Jumat (17/1)
pukul 21.10 waktu setempat. Namun, informasi terakhir, ada tiga awak kapal WNI
yang akhirnya dilepaskan penculik.(jpc)