PETALING JAYA – Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad
harus dikarantina. Ini dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan atas virus corona
setelah melakukan kontak dekat dengan seorang anggota parlemen yang dinyatakan
positif Covid-19. Mahathir dikabarkan melakukan isolasi mandiri, demikian yang
disampaikan juru bicaranya. “Dia berada di bawah karantina sendiri,†kata juru
bicara singkat, Kamis (19/3).
Dari informasi yang dihimpun The
Star, negarawan berusia 95 tahun kedapatan berfoto bersama dengan anggota
Parlemen Bandar Kuching Dr Kelvin Yii Lee Wuen. Kelvin sendiri mengaku positif
mengidap Covid-19 dalam rilisnya dalam postingan Facebook miliknya, Selasa
(17/3) lalu. Diakuinya, virus itu masuk setelah melakukan kontrak dengan
anggota parlemen Sarikei Andrew Wong Ling Biu, yang dites positif Covid-19 pada
Senin (2/3) lalu. Untuk perawatan intensif, Kelvin dikarantina di Rumah Sakit
Umum Sarawak (SGH).
Dalam sebuah wawancara eksklusif
dengan Buletin Utama TV3, Mahathir berbagi pengalamannya di bawah karantina di
rumah. Ia mengaku dalam keadaan stabil dan sehat. “Saya masih menjalaninya,
(isolasi mandiri). Penting untuk mengatasi masalah ini, untuk disiplin.
“Kita harus mengkarantina diri di
rumah selama 14 hari. Jika kita melakukan itu, kemungkinan virus tidak akan
menyebar ke orang lain,†kata Mahathir.
“Jadi, sekarang saya hanya di
rumah. Saya tidak bisa keluar dan tidak bisa bertemu orang. Saya tidak bisa
berjabat tangan, dan yang lainnya. Namun, Alhamdullilah, tidak begitu sulit
bagiku,†lanjutnya.
Terpisah, Otoritas kesehatan
Malaysia melaporkan adanya tambahan 110 kasus baru virus korona di wilayahnya.
Per 19 Maret, total ada 900 kasus virus korona terkonfirmasi di wilayah
Malaysia, dengan sebagian besar berkaitan dengan tablig akbar di Sri Petaling.
Menteri Kesehatan Malaysia, Dr
Adham Baba, dalam pernyataan terbaru mengumumkan adanya 110 kasus baru dalam 24
jam terakhir di wilayah Malaysia. Dari jumlah itu, sekitar 63 kasus di
antaranya diyakini berkaitan dengan tablig akbar di Masjid Jamek, Sri Petaling,
yang digelar 27 Februari hingga 1 Maret lalu dan dihadiri nyaris 20 ribu orang
dari berbagai negara.
“Kami meminta para peserta
(tablig) yang belum diperiksa untuk segera melakukan tes oleh Kementerian
Kesehatan,†imbau Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan pada Kementerian
Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah, dalam pernyataan terbaru via
Facebook.