28.4 C
Jakarta
Friday, November 14, 2025

Ledakan Dahsyat di Matahari Hentikan Peluncuran Roket New Glenn Jeff Bezos

PROKALTENG.CO-Ledakan besar di permukaan Matahari memaksa penundaan peluncuran roket New Glenn milik perusahaan antariksa Blue Origin yang didirikan Jeff Bezos. Roket itu sejatinya akan mengangkut dua pesawat antariksa kecil milik NASA dalam misi penelitian atmosfer Mars.

Dilansir dari Ars Technica, Jumat (14/11/2025), aktivitas Matahari yang melonjak tajam membuat NASA menunda peluncuran hingga kondisi cuaca ruang angkasa kembali aman. Keputusan ini diambil untuk memastikan misi tidak menghadapi risiko kerusakan akibat paparan radiasi tinggi dari badai matahari.

Dalam pernyataan resminya, Blue Origin menegaskan kesiapan roket tersebut. “New Glenn siap diluncurkan. Namun, karena aktivitas Matahari yang meningkat tajam dan potensi dampaknya terhadap pesawat antariksa ESCAPADE, NASA menunda peluncuran hingga kondisi cuaca ruang angkasa membaik,” tulis perusahaan itu melalui platform X.

Fenomena luar biasa ini terjadi setelah badai matahari melontarkan gelombang besar plasma bermagnet dari jarak sekitar 92 juta mil atau setara 148 juta kilometer menuju Bumi. Gelombang ini, dikenal sebagai coronal mass ejection (CME), membawa partikel bermuatan dengan kecepatan lebih dari 1 juta mil per jam (sekitar 1,6 juta kilometer per jam).

Baca Juga :  Nepal Resmi Menunjuk Perdana Menteri Seorang Perempuan Bernama Sushila Karki

Ledakan tersebut memicu aurora hingga kawasan selatan Amerika Serikat dan Meksiko, serta menimbulkan kekhawatiran terhadap potensi gangguan sistem komunikasi dan kelistrikan global.

Menurut Pusat Prediksi Cuaca Antariksa NOAA di Boulder, Colorado, badai tersebut termasuk yang paling kuat dalam dua dekade terakhir.

“Kami telah menerima dua dari tiga lontaran massa korona yang diantisipasi, dan keduanya jauh lebih kuat dari perkiraan,” ujar Shawn Dahl, analis senior di pusat tersebut, seperti dikutip Ars Technica.

Dia menambahkan, badai geomagnetik kali ini berpotensi mencapai level G4, yakni kategori ‘parah’, dan berisiko meningkat ke level ekstrem G5 yang sangat jarang terjadi.

Gangguan akibat cuaca ruang angkasa sebenarnya bukan hal baru. Pada 2014, peluncuran roket Antares ke Stasiun Antariksa Internasional sempat tertunda karena lonjakan aktivitas Matahari, begitu pula dengan Falcon 9 milik SpaceX pada 2023. Namun, misi ESCAPADE memiliki risiko lebih besar karena akan menempuh perjalanan menuju Mars, sehingga perlindungan terhadap paparan radiasi menjadi faktor krusial.

Blue Origin belum menetapkan tanggal peluncuran baru. Perusahaan menyebut tengah “menilai peluang untuk menentukan waktu peluncuran berikutnya berdasarkan prakiraan cuaca ruang angkasa dan ketersediaan fasilitas”. Sementara itu, beberapa peluncuran lain dari Cape Canaveral telah dijadwalkan dalam beberapa hari ke depan, termasuk misi United Launch Alliance dan SpaceX.

Baca Juga :  Saksikan Peluncuran Kapal Wisata Susur Sungai Kalimantan Tengah, Bupati Lamandau Berharap Begini

Badai geomagnetik kali ini menjadi pengingat rapuhnya kegiatan luar angkasa terhadap dinamika alam semesta. NOAA memperingatkan bahwa badai berlevel G4 dapat menyebabkan gangguan tegangan pada jaringan listrik serta mengacaukan navigasi satelit dan sistem GPS.

Bagi Jeff Bezos, penundaan ini menjadi ujian bagi Blue Origin dalam ambisinya bersaing dengan SpaceX dan United Launch Alliance di industri peluncuran roket berat. New Glenn, yang mengusung sistem pendaratan ulang tahap pertama di Samudra Atlantik, merupakan proyek strategis untuk memperkuat posisi perusahaan dalam misi antariksa global.

Peristiwa ini menegaskan bahwa di tengah kemajuan teknologi dan ambisi kolonisasi ruang angkasa, kekuatan alam tetap menjadi faktor penentu. Ledakan di permukaan Matahari kali ini bukan sekadar fenomena ilmiah, melainkan pengingat bahwa bahkan miliarder dengan teknologi tercanggih pun harus tunduk pada hukum alam semesta yang tak terduga. (jpc)

PROKALTENG.CO-Ledakan besar di permukaan Matahari memaksa penundaan peluncuran roket New Glenn milik perusahaan antariksa Blue Origin yang didirikan Jeff Bezos. Roket itu sejatinya akan mengangkut dua pesawat antariksa kecil milik NASA dalam misi penelitian atmosfer Mars.

Dilansir dari Ars Technica, Jumat (14/11/2025), aktivitas Matahari yang melonjak tajam membuat NASA menunda peluncuran hingga kondisi cuaca ruang angkasa kembali aman. Keputusan ini diambil untuk memastikan misi tidak menghadapi risiko kerusakan akibat paparan radiasi tinggi dari badai matahari.

Dalam pernyataan resminya, Blue Origin menegaskan kesiapan roket tersebut. “New Glenn siap diluncurkan. Namun, karena aktivitas Matahari yang meningkat tajam dan potensi dampaknya terhadap pesawat antariksa ESCAPADE, NASA menunda peluncuran hingga kondisi cuaca ruang angkasa membaik,” tulis perusahaan itu melalui platform X.

Fenomena luar biasa ini terjadi setelah badai matahari melontarkan gelombang besar plasma bermagnet dari jarak sekitar 92 juta mil atau setara 148 juta kilometer menuju Bumi. Gelombang ini, dikenal sebagai coronal mass ejection (CME), membawa partikel bermuatan dengan kecepatan lebih dari 1 juta mil per jam (sekitar 1,6 juta kilometer per jam).

Baca Juga :  Nepal Resmi Menunjuk Perdana Menteri Seorang Perempuan Bernama Sushila Karki

Ledakan tersebut memicu aurora hingga kawasan selatan Amerika Serikat dan Meksiko, serta menimbulkan kekhawatiran terhadap potensi gangguan sistem komunikasi dan kelistrikan global.

Menurut Pusat Prediksi Cuaca Antariksa NOAA di Boulder, Colorado, badai tersebut termasuk yang paling kuat dalam dua dekade terakhir.

“Kami telah menerima dua dari tiga lontaran massa korona yang diantisipasi, dan keduanya jauh lebih kuat dari perkiraan,” ujar Shawn Dahl, analis senior di pusat tersebut, seperti dikutip Ars Technica.

Dia menambahkan, badai geomagnetik kali ini berpotensi mencapai level G4, yakni kategori ‘parah’, dan berisiko meningkat ke level ekstrem G5 yang sangat jarang terjadi.

Gangguan akibat cuaca ruang angkasa sebenarnya bukan hal baru. Pada 2014, peluncuran roket Antares ke Stasiun Antariksa Internasional sempat tertunda karena lonjakan aktivitas Matahari, begitu pula dengan Falcon 9 milik SpaceX pada 2023. Namun, misi ESCAPADE memiliki risiko lebih besar karena akan menempuh perjalanan menuju Mars, sehingga perlindungan terhadap paparan radiasi menjadi faktor krusial.

Blue Origin belum menetapkan tanggal peluncuran baru. Perusahaan menyebut tengah “menilai peluang untuk menentukan waktu peluncuran berikutnya berdasarkan prakiraan cuaca ruang angkasa dan ketersediaan fasilitas”. Sementara itu, beberapa peluncuran lain dari Cape Canaveral telah dijadwalkan dalam beberapa hari ke depan, termasuk misi United Launch Alliance dan SpaceX.

Baca Juga :  Saksikan Peluncuran Kapal Wisata Susur Sungai Kalimantan Tengah, Bupati Lamandau Berharap Begini

Badai geomagnetik kali ini menjadi pengingat rapuhnya kegiatan luar angkasa terhadap dinamika alam semesta. NOAA memperingatkan bahwa badai berlevel G4 dapat menyebabkan gangguan tegangan pada jaringan listrik serta mengacaukan navigasi satelit dan sistem GPS.

Bagi Jeff Bezos, penundaan ini menjadi ujian bagi Blue Origin dalam ambisinya bersaing dengan SpaceX dan United Launch Alliance di industri peluncuran roket berat. New Glenn, yang mengusung sistem pendaratan ulang tahap pertama di Samudra Atlantik, merupakan proyek strategis untuk memperkuat posisi perusahaan dalam misi antariksa global.

Peristiwa ini menegaskan bahwa di tengah kemajuan teknologi dan ambisi kolonisasi ruang angkasa, kekuatan alam tetap menjadi faktor penentu. Ledakan di permukaan Matahari kali ini bukan sekadar fenomena ilmiah, melainkan pengingat bahwa bahkan miliarder dengan teknologi tercanggih pun harus tunduk pada hukum alam semesta yang tak terduga. (jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru