32.3 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

AS Darurat Covid-19 Delta, Menular Lewat Udara, Berdiam di Paru-Paru

PROKALTENG.CO-Amerika Serikat masih mencatat lonjakan kasus pasien Covid-19 akibat varian Delta. Sebuah studi terbaru dari University of Maryland mengungkapkan varian Delta lebih mudah menular di udara.

Varian baru dari virus Korona dinilai seperti Alpha dan Delta yang sangat menular, menginfeksi jauh lebih banyak orang daripada virus aslinya. Virus ini berkembang dan menyebar lebih efisien melalui udara. Karena itu sangat penting memakai masker, jarak sosial, dan ventilasi di ruang publik.

Sebagian besar peneliti sekarang setuju bahwa virus Korona sebagian besar ditularkan melalui tetesan yang jauh lebih kecil di udara yang disebut aerosol.

“Aerosol itu dapat melayang lebih jauh di dalam ruangan dan menetap langsung di paru-paru,” kata ahli virus di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Vincent Munster, yang memimpin salah satu studi terbaru.

Baca Juga :  Jerman Darurat Nazi

Masyarakat diminta tetap mempertimbangkan perlunya masker yang lebih baik dalam beberapa situasi. Sebab penelitian menunjukkan bahwa virus berubah dengan cara yang membuatnya lebih tangguh.

“Ini bukan skenario Armageddon,” ungkapnya. “Ini seperti modifikasi virus menjadi transmisi yang lebih efisien, yang saya pikir kita semua harapkan, dan sekarang kita melihatnya terjadi secara real time,” katanya.

Tim dr. Munster menunjukkan bahwa aerosol kecil menempuh jarak yang jauh lebih jauh daripada tetesan yang lebih besar dan varian Alpha atau B.1.1.7, pertama kali diidentifikasi di Inggris. Sehingga jauh lebih mungkin menyebabkan infeksi baru melalui transmisi aerosol.

Studi kedua menemukan bahwa orang yang terinfeksi Alpha mengembuskan sekitar 43 kali lebih banyak virus ke dalam aerosol kecil daripada mereka yang terinfeksi varian yang lebih lama. Studi membandingkan Alpha dengan virus asli atau varian lama lainnya, hasilnya juga dapat menjelaskan mengapa varian Delta sangat menular dan varian itu menggantikan semua versi virus lainnya.

Baca Juga :  Semua Pasien Positif Virus Korona di Makau Berhasil Disembuhkan

“Ini benar-benar menunjukkan bahwa virus berkembang menjadi lebih efisien menular melalui udara,” kata ahli virus udara di Virginia Tech Linsey Marr yang tidak terlibat dalam kedua penelitian tersebut.

“Saya tidak akan terkejut dengan Delta,” imbuhnya.

Ia menegaskan masker bedah memblokir sekitar setengah dari aerosol halus yang mengandung virus. Hal itu dituangkan dalam penelitian terhadap orang yang terinfeksi varian Delta yang diterbitkan di jurnal Clinical Infectious Diseases pada bulan ini.

Namun, setidaknya di beberapa ruang yang ramai penting untuk memakai masker yang lebih protektif. Salah satunya adalah masker bedah.

PROKALTENG.CO-Amerika Serikat masih mencatat lonjakan kasus pasien Covid-19 akibat varian Delta. Sebuah studi terbaru dari University of Maryland mengungkapkan varian Delta lebih mudah menular di udara.

Varian baru dari virus Korona dinilai seperti Alpha dan Delta yang sangat menular, menginfeksi jauh lebih banyak orang daripada virus aslinya. Virus ini berkembang dan menyebar lebih efisien melalui udara. Karena itu sangat penting memakai masker, jarak sosial, dan ventilasi di ruang publik.

Sebagian besar peneliti sekarang setuju bahwa virus Korona sebagian besar ditularkan melalui tetesan yang jauh lebih kecil di udara yang disebut aerosol.

“Aerosol itu dapat melayang lebih jauh di dalam ruangan dan menetap langsung di paru-paru,” kata ahli virus di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Vincent Munster, yang memimpin salah satu studi terbaru.

Baca Juga :  Jerman Darurat Nazi

Masyarakat diminta tetap mempertimbangkan perlunya masker yang lebih baik dalam beberapa situasi. Sebab penelitian menunjukkan bahwa virus berubah dengan cara yang membuatnya lebih tangguh.

“Ini bukan skenario Armageddon,” ungkapnya. “Ini seperti modifikasi virus menjadi transmisi yang lebih efisien, yang saya pikir kita semua harapkan, dan sekarang kita melihatnya terjadi secara real time,” katanya.

Tim dr. Munster menunjukkan bahwa aerosol kecil menempuh jarak yang jauh lebih jauh daripada tetesan yang lebih besar dan varian Alpha atau B.1.1.7, pertama kali diidentifikasi di Inggris. Sehingga jauh lebih mungkin menyebabkan infeksi baru melalui transmisi aerosol.

Studi kedua menemukan bahwa orang yang terinfeksi Alpha mengembuskan sekitar 43 kali lebih banyak virus ke dalam aerosol kecil daripada mereka yang terinfeksi varian yang lebih lama. Studi membandingkan Alpha dengan virus asli atau varian lama lainnya, hasilnya juga dapat menjelaskan mengapa varian Delta sangat menular dan varian itu menggantikan semua versi virus lainnya.

Baca Juga :  Semua Pasien Positif Virus Korona di Makau Berhasil Disembuhkan

“Ini benar-benar menunjukkan bahwa virus berkembang menjadi lebih efisien menular melalui udara,” kata ahli virus udara di Virginia Tech Linsey Marr yang tidak terlibat dalam kedua penelitian tersebut.

“Saya tidak akan terkejut dengan Delta,” imbuhnya.

Ia menegaskan masker bedah memblokir sekitar setengah dari aerosol halus yang mengandung virus. Hal itu dituangkan dalam penelitian terhadap orang yang terinfeksi varian Delta yang diterbitkan di jurnal Clinical Infectious Diseases pada bulan ini.

Namun, setidaknya di beberapa ruang yang ramai penting untuk memakai masker yang lebih protektif. Salah satunya adalah masker bedah.

Terpopuler

Artikel Terbaru