PROKALTENG.CO-Rusia melancarkan serangan udara terbesar sejak invasi dimulai pada 2022. Serangan yang berlangsung Minggu (7/9) dini hari.
Serangan tersebut menewaskan sedikitnya empat orang, merusak puluhan bangunan di berbagai wilayah, dan untuk pertama kalinya mengenai gedung utama pemerintahan Ukraina di ibu kota Kyiv.
Menurut Angkatan Udara Ukraina, militer Rusia menembakkan 810 drone dan 13 rudal ke sejumlah kota, termasuk Kyiv, Zaporizhzhia, Kryvyi Rih, Odesa, serta wilayah Sumy dan Chernihiv. Serangan tersebut menyebabkan kebakaran besar dan pemadaman listrik di beberapa lokasi.
Di Kyiv, Wali Kota Vitali Klitschko melaporkan korban tewas termasuk seorang perempuan muda dan bayi berusia dua bulan setelah sebuah apartemen sembilan lantai dihantam rudal. Tim penyelamat juga masih mencari korban lain yang diduga tertimbun reruntuhan.
“Bangunan di distrik Darnytskyi dan Sviatoshynskyi juga terkena serangan,” ujar Klitschko dilansir via Al-Jazeera.
Gedung Kabinet Ukraina yang terletak di kawasan bersejarah Pecherskyi ikut terdampak. Atap serta lantai atas gedung pemerintahan itu terbakar hebat. Perdana Menteri Yulia Svyrydenko menyebut ini pertama kalinya kompleks pemerintahan terkena serangan langsung.
“Kami akan memulihkan bangunan, tetapi nyawa yang hilang tidak akan pernah kembali,” kata Svyrydenko. Ia juga menyerukan negara-negara Barat untuk memperketat sanksi terhadap ekspor minyak dan gas Rusia.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengecam serangan tersebut dan kembali meminta sekutu Barat memperkuat sistem pertahanan udara Ukraina.
“Pembunuhan semacam ini adalah kejahatan yang disengaja dan memperpanjang perang,” tulis Zelenskyy di akun X.
Serangan besar-besaran ini menegaskan eskalasi terbaru dalam konflik yang sudah memasuki tahun ketiga. Ukraina kini menekankan kebutuhan mendesak akan pertahanan udara tambahan, sementara Rusia memperlihatkan bahwa serangan ke jantung pemerintahan Kyiv bukan lagi hal tabu. (jpc)