27.7 C
Jakarta
Monday, June 9, 2025

Rusia Kembali Bombardir Ukraina, 4 Tewas dan Puluhan Luka Termasuk Bayi

Rusia kembali melancarkan serangan besar-besaran ke Kota Kharkiv di Ukraina timur pada Jumat malam hingga Sabtu (8/6) dini hari waktu setempat.

Melansir dari Reuters pada Minggu (8/6), menurut laporan otoritas lokal serangan yang melibatkan drone, rudal, dan bom udara berpemandu ini menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 60 lainnya, termasuk seorang bayi.

Kharkiv, salah satu kota terbesar di Ukraina yang hanya berjarak puluhan kilometer dari perbatasan Rusia, telah mengalami gempuran terus-menerus sejak invasi skala penuh dimulai pada 2022 lalu.

Wali Kota Kharkiv, Ihor Terekhov, menyebut serangan kali ini sebagai yang terkuat sejak invasi skala penuh dimulai.

“Kharkiv sedang mengalami serangan paling dahsyat sejak awal perang skala penuh,” ujar Wali Kota Kharkiv, Ihor Terekhov, melalui kanal Telegram resminya pada Sabtu (7/6) pagi dikutip dari Reuters pada Minggu (8/6).

Pasukan Rusia menghantam kota secara bersamaan dengan berbagai jenis senjata, mulai dari rudal, drone, hingga bom udara berpemandu. Terekhov menyebutkan bahwa bangunan bertingkat, rumah warga, fasilitas pendidikan, dan infrastruktur publik menjadi target serangan.

Foto-foto yang dirilis dari otoritas setempat dan kantor berita Reuters memperlihatkan rumah dan kendaraan yang hangus serta petugas penyelamat yang mengevakuasi korban luka dan membersihkan puing-puing.

Fasilitas Industri Diserang Puluhan Drone

Gubernur Kharkiv, Oleh Syniehubov, melaporkan bahwa salah satu fasilitas industri sipil diserang oleh 40 drone, satu rudal, dan empat bom, yang memicu kebakaran besar. Ia juga memperkirakan masih ada korban yang terperangkap di bawah reruntuhan.

Baca Juga :  Mencekam! Kecelakaan Bus Jemaah Umrah Indonesia di Arab Saudi Terbakar Habis

Kharkiv kembali diserang dengan bom udara berpemanduPada malam harinya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan itu sebagai “pembunuhan brutal”.

“Serangan brutal terjadi terang-terangan di siang bolong, dan kota Kharkiv sudah diserang sepanjang hari.” kata Zelenskyy dalam pernyataan malamnya dikutip dari Reuters pada Minggu (8/6).

“Sepanjang hari ini Kharkiv terus-menerus diserang. Puluhan orang terluka hanya dalam 24 jam terakhir,” tambah Zelenskyy

Militer Ukraina melaporkan bahwa Rusia meluncurkan total 206 drone, dua rudal balistik, dan tujuh rudal jenis lainnya ke berbagai wilayah di Ukraina. Dari jumlah tersebut, 87 drone berhasil ditembak jatuh, sementara sekitar 80 lainnya dinonaktifkan melalui perang elektronik atau ternyata hanya simulasi tanpa hulu ledak.

Lonjakan Serangan di Wilayah Lain

Melansir dari Al-Jazeera pada Minggu (8/6), Serangan Rusia tidak hanya terjadi di Kharkiv. Menurut laporan Gubernur Oleksandr Prokudin, di wilayah selatan, kota Kherson turut dihantam artileri Rusia, menewaskan sepasang suami istri dan merusak permukiman warga.

Sementara di Dnipro, dua perempuan berusia 45 dan 88 tahun mengalami luka akibat serangan terpisah.

Menurut otoritas setempat, sebanyak enam orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan udara besar-besaran yang dilakukan Rusia di berbagai kota Ukraina Pada Jumat (6/6).

Baca Juga :  Semua Pasien Positif Virus Korona di Makau Berhasil Disembuhkan

Di kota Lutsk, tim penyelamat menemukan satu jenazah lagi pada Sabtu pagi, sehingga total korban meninggal menjadi tujuh orang.Pemerintah Rusia menyatakan serangan itu merupakan balasan atas “aksi teror” Ukraina dan menargetkan situs militer.

Lonjakan serangan Rusia ini terjadi setelah operasi drone Ukraina yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akhir pekan lalu, yang berhasil merusak pesawat tempur nuklir di pangkalan udara Rusia di Siberia, jauh di belakang garis depan.

Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji akan membalas serangan tersebut, yang menurut laporan telah direncanakan selama 18 bulan oleh Kyiv menggunakan drone selundupan.

Usulan Gencatan Senjata Ditolak Rusia

Meski Ukraina terus mendorong gencatan senjata selama 30 hari dan mengajukan proposal terbaru dalam perundingan di Istanbul pada Senin (2/6) lalu, Rusia menolak seruan tersebut. Kremlin menegaskan perang adalah masalah eksistensial bagi negara mereka.

Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov mengatakan,

“Ini menyangkut kepentingan nasional kami, keamanan, dan masa depan negara.” kata Dmitry Peskov dikutip dari Al-Jazeera pada Minggu (8/6).

Putin juga menuntut Ukraina menarik diri dari empat wilayah yang sebagian dikuasai Rusia, menghentikan ambisi bergabung dengan NATO, dan menghentikan kerja sama militer dengan negara Barat.

Namun, tuntutan ini ditolak keras oleh Kyiv. Sebagai gantinya, Presiden Zelenskiy mengusulkan pertemuan trilateral dengan Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.(jpc)

Rusia kembali melancarkan serangan besar-besaran ke Kota Kharkiv di Ukraina timur pada Jumat malam hingga Sabtu (8/6) dini hari waktu setempat.

Melansir dari Reuters pada Minggu (8/6), menurut laporan otoritas lokal serangan yang melibatkan drone, rudal, dan bom udara berpemandu ini menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 60 lainnya, termasuk seorang bayi.

Kharkiv, salah satu kota terbesar di Ukraina yang hanya berjarak puluhan kilometer dari perbatasan Rusia, telah mengalami gempuran terus-menerus sejak invasi skala penuh dimulai pada 2022 lalu.

Wali Kota Kharkiv, Ihor Terekhov, menyebut serangan kali ini sebagai yang terkuat sejak invasi skala penuh dimulai.

“Kharkiv sedang mengalami serangan paling dahsyat sejak awal perang skala penuh,” ujar Wali Kota Kharkiv, Ihor Terekhov, melalui kanal Telegram resminya pada Sabtu (7/6) pagi dikutip dari Reuters pada Minggu (8/6).

Pasukan Rusia menghantam kota secara bersamaan dengan berbagai jenis senjata, mulai dari rudal, drone, hingga bom udara berpemandu. Terekhov menyebutkan bahwa bangunan bertingkat, rumah warga, fasilitas pendidikan, dan infrastruktur publik menjadi target serangan.

Foto-foto yang dirilis dari otoritas setempat dan kantor berita Reuters memperlihatkan rumah dan kendaraan yang hangus serta petugas penyelamat yang mengevakuasi korban luka dan membersihkan puing-puing.

Fasilitas Industri Diserang Puluhan Drone

Gubernur Kharkiv, Oleh Syniehubov, melaporkan bahwa salah satu fasilitas industri sipil diserang oleh 40 drone, satu rudal, dan empat bom, yang memicu kebakaran besar. Ia juga memperkirakan masih ada korban yang terperangkap di bawah reruntuhan.

Baca Juga :  Mencekam! Kecelakaan Bus Jemaah Umrah Indonesia di Arab Saudi Terbakar Habis

Kharkiv kembali diserang dengan bom udara berpemanduPada malam harinya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan itu sebagai “pembunuhan brutal”.

“Serangan brutal terjadi terang-terangan di siang bolong, dan kota Kharkiv sudah diserang sepanjang hari.” kata Zelenskyy dalam pernyataan malamnya dikutip dari Reuters pada Minggu (8/6).

“Sepanjang hari ini Kharkiv terus-menerus diserang. Puluhan orang terluka hanya dalam 24 jam terakhir,” tambah Zelenskyy

Militer Ukraina melaporkan bahwa Rusia meluncurkan total 206 drone, dua rudal balistik, dan tujuh rudal jenis lainnya ke berbagai wilayah di Ukraina. Dari jumlah tersebut, 87 drone berhasil ditembak jatuh, sementara sekitar 80 lainnya dinonaktifkan melalui perang elektronik atau ternyata hanya simulasi tanpa hulu ledak.

Lonjakan Serangan di Wilayah Lain

Melansir dari Al-Jazeera pada Minggu (8/6), Serangan Rusia tidak hanya terjadi di Kharkiv. Menurut laporan Gubernur Oleksandr Prokudin, di wilayah selatan, kota Kherson turut dihantam artileri Rusia, menewaskan sepasang suami istri dan merusak permukiman warga.

Sementara di Dnipro, dua perempuan berusia 45 dan 88 tahun mengalami luka akibat serangan terpisah.

Menurut otoritas setempat, sebanyak enam orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan udara besar-besaran yang dilakukan Rusia di berbagai kota Ukraina Pada Jumat (6/6).

Baca Juga :  Semua Pasien Positif Virus Korona di Makau Berhasil Disembuhkan

Di kota Lutsk, tim penyelamat menemukan satu jenazah lagi pada Sabtu pagi, sehingga total korban meninggal menjadi tujuh orang.Pemerintah Rusia menyatakan serangan itu merupakan balasan atas “aksi teror” Ukraina dan menargetkan situs militer.

Lonjakan serangan Rusia ini terjadi setelah operasi drone Ukraina yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akhir pekan lalu, yang berhasil merusak pesawat tempur nuklir di pangkalan udara Rusia di Siberia, jauh di belakang garis depan.

Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji akan membalas serangan tersebut, yang menurut laporan telah direncanakan selama 18 bulan oleh Kyiv menggunakan drone selundupan.

Usulan Gencatan Senjata Ditolak Rusia

Meski Ukraina terus mendorong gencatan senjata selama 30 hari dan mengajukan proposal terbaru dalam perundingan di Istanbul pada Senin (2/6) lalu, Rusia menolak seruan tersebut. Kremlin menegaskan perang adalah masalah eksistensial bagi negara mereka.

Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov mengatakan,

“Ini menyangkut kepentingan nasional kami, keamanan, dan masa depan negara.” kata Dmitry Peskov dikutip dari Al-Jazeera pada Minggu (8/6).

Putin juga menuntut Ukraina menarik diri dari empat wilayah yang sebagian dikuasai Rusia, menghentikan ambisi bergabung dengan NATO, dan menghentikan kerja sama militer dengan negara Barat.

Namun, tuntutan ini ditolak keras oleh Kyiv. Sebagai gantinya, Presiden Zelenskiy mengusulkan pertemuan trilateral dengan Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/